Caca dan Artha membakar daging ayam yang telah di siapkan oleh Naya dan Dimas
Setelah semuanya matang, mereka semua makan bersama-sama
" Ca... Nih makan " ucap Artha yang memberikan satu piring paha ayam kepada Caca
" Ngga aku udah ada ini kmu aja Ar makan " Caca menolak piring pemberian Artha sambil menatap Artha dengan senyum
" Ngga mau lgi? " Artha masih mencoba untuk memberikan paha ayam tersebut pada Caca
" Nanti aja, ini masih belum habis " Caca memakan daging ayam menggunakan nasi
" Lahap banget? " Artha mengabil tissue di samping tempat duduk Caca lalu mengelap nasi yang ada di hidung Caca
" Eheh lapar Ar " ucap Caca cengengesan
Semuanya tidak mengerawati yang lain mereka masing masing sibuk dengan makanan mereka dengan lahap
Caca menatap Artha yang duduk di kursinya dengan sinis Caca mengusir Artha agar pindah duduk
" Pindah Ar aku mau duduk " ucap Caca
" Duduk di atas paha aku aja sini " Artha menarik tangan Caca, dan terduduk lah Caca di atas paha Artha
Caca membalikkan badannya menghadap Artha " emm.... Kek ada " ucap Caca pelan yang di senyumin Artha
Caca kembali menatap ke depan sambil bergidik ngeri, pertanda akan bergelud di atas ranjang
Artha memeluk pinggang Caca dengan erat sambil sesekali meniup Pudak Caca yang membuat Caca sesekali merasa merinding
" Kekamar yuk " ucap Artha dengan pelan
Caca yang tau apa yang akan terjadi langsung berdiri dari paha Artha lalu mendekati Naya yang masih bermesraan dengan Dimas
" Nay! " Caca duduk di samping Naya
" Ha? Knp ca? " Naya menatap Caca lalu melirik Artha yang menatap mereka dari jauh
" Emm lu tau kan? " Caca sesekali mengode ke arah Artha
Naya yang paham pun langsung mengangguk dengan gugup
" Terus gua harus apa? " Ucap Naya berbisik di telinga Caca
" Gua ngga mau nanti ketauan sama yang lain " ucap Caca dengn gugup
Hp Caca bergetar menandakan ada notif yang masuk dan langsung dibuka oleh Caca
" GUA TUNGGU DI KAMAR LU "
" Nay liat si Artha ngirim pesan ini gimana dong " ucap Caca menatap Naya dengan gugup
" Pergi aja, disini biar gua yang awasin " Naya mendorong bahu caca dengan lembut sambil mengode agar pergi
Caca berdiri di depan pintu kamarnya dengan gugup Caca menarik nafasnya dengan Kuat
" Katanya mau perbaiki diri tpi malah kek gini " batin Caca yang memegang gagang pintu kamarnya
Caca memasuki kamarnya yang terdapat Artha yang keluar dari kamar mandi
" Lama banget " Artha berjalan mengambil hpnya lalu melihat jam
" Emgnya mau ngapain Ar? " Ucap Caca pelan sambil menatap Artha yang berjalan kearahnya
Setelah mentok di dinding Caca merasakan deru nafas Artha di telinganya dan " lgi pengen ca! " Ucap Artha yang membuat Caca melotot ke arah Artha
Artha mendorong Caca ke arah ranjangnya lalu menatap caca dengan lembut
Artha membuka hoddie caca dengan pelan, setelah hoddie dan bajunya terbuka Artha meremas payudara Caca
" Kedua gunung ini punya ku " Artha mengemut payudara Caca dengan lembut membuat Caca menutup matanya
" Emhh Ar" Caca meremas rambut Artha dengan lembut mengikuti irama emutan Artha
Setelah puas dengan payudara Caca Artha menyentak celana tidur Caca dengan kuat lalu melucuti celana dalamnya
Artha mensejajarkan mukanya dengan vagina Caca lalu setelah puas menatapnya Artha mengemut serta menjilati vagina Caca dengan lembut
" Ahhh arrr emhhh " Caca mengeliat tak karuan
Cup cup cup!!!
Artha mengecup vagina Caca lalu membuka berdiri menghadap CacaCaca menatap Artha yang menatap dirinya di atas kasur lalu Artha mendudukkan Caca di tepi ranjang
" Buka handuk aku ca! " Suruh Artha yang sambil duduk di tepi ranjang
Caca turun dari tepi ranjang lalu duduk di atas lantai yang menghadap ke arah selangkangan Artha
Dengan pelan Caca membuka handuk yang di gunakan Artha di pinggangnya dan terpampang jelas penis Artha yang besar
Caca menatap ke arah Artha yang di angguki Artha
" Emut ca! " Artha menarik tangan Caca agar memegangnya dan Caca pun menurutinya
Caca mengemut penis Artha dengan lembut sesekali menggigitnya membuat Artha sesekali memejamkan matanya
Artha mengangkat Caca agar ia berdiri " udah pandainya muasin aku? " Ucap Artha yang membuat Caca langsung berbaring agar tidak terlihat jika ia sedang malu
Artha membuka paha Caca lalu memasukkan penisnya dengan sekali hentak membuat Caca memekik Kuat
" Ahhkk Ar " Caca memejamkan matanya merasakan penis Artha yang membesar saat berada di dalam vaginanya
" Vagina lu selalu membuat aku puas ca!!" Ucap Artha yang sambil memaju mundur kan pantatnya
" Ahh ampunhh arhh " caca menahan tangan Artha agar tidak memukul pantatnya
" Sthhhh "
Semakin lama semakin kuat guncangan Artha kini sudah berada di posisi lain yang membuat Caca berkeringat dingin
" Ahhhh Arhhh keluarrrhhhh " Caca menepuk tangan Artha dengan kuat karena sudah ingin berada di akhir permainannya
" Ayyo caaahh! " Artha menekan penisnya dalam dalam dan yah mereka pun cum bersmaa sambil berpelukan
" Udah Ar cape pen istirahat " ucap Caca pasrah yang masih di peluk Artha
" Belum belum selesai gua masih mau!! " Artha memegang pinggul Caca dan menekan penisnya lgi ke dalam vagina Caca
" Ngga Ar bisa bisa bunting entar gua!!! " Jerit Caca yang sambil memukul paha Artha agar berhenti
" Lu hamil gua makin senenghhh!!! " Balas Artha yang membuat Caca memekik keras
" Mati gua malam nih " batin Caca
•••
" Uhhh sakit banget badan aku " Caca memukul tanganya yang pegal
" Ayyo lgi mainnya di kamar " Artha menarik Caca
" Oyy tidakkk "
Jan lupa vote and follow
KAMU SEDANG MEMBACA
ARTHA
Romance" Aku hisep ya" tanya Artha pada Caca Caca mengangguk pelan sambil membungkam mulutnya " Jangan di tutup mulutnya " Artha menarik tangan Caca yang ia tutupi di mulutnya " Biar makin panas teriak aja nama aku " ucap Artha sambil memilin pentil pay...