Aku harap ini tidak besar!Kia meremas hpnya saat setelah melihat balasan orang suruhannya
" Kakak lebih dulu mengetahuinya di banding aku"
***
" Terimakasih sudah membantuku " ucap Caca sambil berjalan
" Tidak masalah,oh iya aku Dico " Dico memberikan tangannya ke arah Caca
" Caca kak "
" Tidak usah panggil aku kakak aku teman Artha juga dulu tapi aku sudah berumahtangga " Dico melihat jam tangannya sekilas lalu melanjutkan berjalan
" Ah pantas tidak kelihatan " Caca tersenyum merasa malu
" Aku sudah memesankan taksi untuk mu naiklah" setelah berbicara Dico membuka pintu taksi lalu tersenyum ramah
" Sekali lagi terimakasih " teriak Caca saat mobil hendak melaju
" Kemana saja?" Kia menatap Caca dingin
" Dari rumah sakit kau tau tadi ada seseorang yang menculikku lalu menyuruh dokter untuk mengugurkan kandunganku, apa dia gila " kesal Caca yang berbicara di depan kia dan langsung berjalan menaiki tangga
" Mau gimanapun rencananya tetap kalah,huh... Di belakang Caca ada kak Dico jadi mana bisa aku melakukan sesuatu " kia memijat dahinya
" Sayang aku pulang...."
" Em Ar " kia berdiri menatap Artha yang baru saja memasuki rumah
" Caca di mana?" Artha melihat ke arah kia
" Di..di atas!"
" Owh oke " Artha berjalan menaiki tangga namun..
" Ar besok aku pulang ke Tokyo apa kamu mau antar aku ke bandara?" Kia berbicara cepat saat melihat Artha yang hendak menaiki tangga
" Kau mau pulang?" Ucap Artha yang langsung menatap kia
" I---iya "
" Oke besok aku akan antar kamu ke bandara "
" Emh..." Kia menatap Artha yang pergi meninggalkannya sendirian di bawah
" Haaah...bahkan dengan menyebut ingin pergi dia tidak memperdulikannya "
****
" Ar aku minta maaf jika ada salah saat berada di rumah mu..." Kia menatap Caca dan Artha bergantian sambil memegang koper
" Aku sudah memaafkanmu lain kali jaga ucapan aja "
" Iya makasih ya " kia memeluk Caca dengan erat
•••
9 bulan~Selama menuju ke 9 bulan ini tidak ada kejadian apapun di antara mereka yang, mereka setiap hari selalu bahagia kerena membesarnya kehamilan Caca
" Ar "
" Hm?knp bumil?" Artha menatap Caca yang meletakkan kakinya di atas pahanya
" Pegel kaki aku tadi habis jalan dari kamar mandi " Caca menunjuk kakinya yang di lihat oleh Artha
" Yang dari sini ke kamar mandi emg beda kota?" Artha memijit kaki Caca
" Apasih kan aku hamil jadi mudah capek terus pegel " Mata Caca melotot ke arah Artha yang sedang memijitnya
" iya iya maaf "
" Sebelah lagi " Caca menukar kakinya yang tadinya kaki kanan Sekarang kaki kiri
" Em.. "
" Bapak Artha tolong pijit dong " pujuk Caca yang melihat wajah Artha yang masam
" Artha aish pijit ngga?"
" Iya jangan galak " Artha langsung melanjutkan pijitannya yang masih di lihat oleh Caca
" Dimas kek gini juga ngga ca?" Tanya Artha menatap Caca yang sambil bermain hp
" Iyalah kan Naya bunting juga "
" Tapi selama ini aku pijit Mulu ngga di kasih apa gitu "
" Ngga usah banyak bacot "
" Caca!!!!"
Mendengar suara teriak tersebut Caca dan Artha menatap pintu kamar dengan lekat lalu datang lah sepasang kekasih yang sedang cemberut
" Knp nay?" Caca menatap Naya yang memasang wajah cemberut di hadapan Caca
" Masa iya aku mau minta pijit kek kamu tapi malah ngga di dengar sama Dimas " mendeger perkataan Naya Dimas menatap Naya dengan lelah
" Pfftt.."
" Apa lu Ar,sama aja lu juga jadi babu " Dimas menatap tajam Artha
" Sana urus Naya masa iya ngga mau pijitin " ejek Artha yang masih memijit kaki Caca
" Hmm ya deh cape jadi tukang pijit terus ngga pernah di servis " Dimas memeluk pinggang Naya dan membawanya keluar kamar
" Servis' palak lu "
" Servis apa?" Caca menatap Dimas dan Naya bergantian
" Itu servis itu " Dimas mengedipkan matanya lalu berjalan keluar Kamar dengan cepat
" Boleh ngga ca?,Dimas aja minta servis sma Naya tapi aku engga " pujuk Artha yang langsung di lempar bantal oleh Caca
Jangan lupa vote 🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
ARTHA
Romance" Aku hisep ya" tanya Artha pada Caca Caca mengangguk pelan sambil membungkam mulutnya " Jangan di tutup mulutnya " Artha menarik tangan Caca yang ia tutupi di mulutnya " Biar makin panas teriak aja nama aku " ucap Artha sambil memilin pentil pay...