Ch.6 - The Output

153 11 1
                                    

"Kalau begitu mendekat lah kemari."

Perintah Nathan padanya, setelah dirinya memberi reaksi cepat pada pria itu, jika ia tidak ingin pria itu mengubah keputusannya untuk tidur dengannya.

Rasanya sedikit aneh sekarang. Pria itu terlihat kesal, marah, dan dingin padanya.

Apa perkataan Ashley begitu menyinggungnya? Oh, bagaimana tidak, kau saja merasa begitu marah dan kesal karena disebut tidak bisa memuaskan seseorang di ranjang, bagaimana dengan pria ini yang kau sebut impoten?

"Nah, apa sekarang kau yang berubah pikiran?"

Mendengar perkataan Nathan itu, Ashley segera menegakkan tubuhnya, kemudian berjalan perlahan menuju pria itu.

Ketika sampai di samping pria itu, Nathan menarik lengan Ashley dan membuat wanita itu duduk tepat di pangkuan pria itu.

Sialan. Ashley dapat merasakan sesuatu dari pria itu di bawah tubuhnya.

"Kau suka dengan atau tanpa ciuman?" Pertanyaan dingin pria itu membuat Ashley bergidik ngeri.

Pria ini, teman ceroboh dan konyolnya ini ternyata memiliki sisi yang seperti ini.

"Kau terdengar menakutkan." Bisiknya tanpa sadar, mengutarakan isi kepalanya mengenai pria itu.

"Bagaimana rasanya ketika seseorang mengatakan padamu jika kau tidak bisa memuaskannya di ranjang? Bukankah kau marah? Sama halnya denganmu, aku juga merasa marah dan tidak nyaman ketika kau mengatakan jika aku impoten."

Sejujurnya Ashley tidak benar-benar bermaksud seperti itu, hanya saja... Ya... Siapa yang tidak memikirkan hal seperti itu ketika banyak pernyataan mengarah pada itu?

"Maafkan aku okay? Aku tidak bermaksud melakukannya." Ujar Ashley selanjutnya, sementara pria itu masih terlihat tidak senang dengan ini.

"Tentu saja, karena yang kau maksudkan adalah tidur denganku bukan?"

Ashley tidak akan menjawab itu. Sekarang ia merasa malu karena telah melakukannya.

"Begini... Mari lakukan sekali saja. Kau untuk membuktikan jika perkataan Jack tidak benar, dan aku untuk membuktikan bahwa perkataanmu tidak benar."

Mengadahkan kepalanya untuk menatap pada Nathan, Ashley dapat melihat pria itu yang mengatakan perkataannya dengan sorot mata sungguh-sungguh.

"Setelah mendapatkan jawabannya, lupakan saja jika kita pernah melakukannya dan kemudian kembali seperti biasanya."

Ashley setuju dengan perkataan temannya itu. Lagi pula ini hanya untuk pembuktian di antara mereka, dan mereka bisa kembali menjadi seperti biasanya.

"Bagaimana?" Tanya Nathan sekali lagi.

Dia sudah benar-benar gila dengan mengikuti keinginan wanita itu. Gila, sungguh gila. Namun, sisi lain dari dirinya begitu angkuh untuk menerima perkataan wanita itu, dan ya sampailah ia pada pemikiran ini. Lagi pula, mereka bisa kembali seperti biasanya setelah ini.

"Baiklah, kalau begitu ayo kita lakukan."

Pandangan Nathan kemudian beralih ke mata wanita itu, dan terus turun, terus turun mengamati tubuh Ashley.

Rasanya sedikit aneh memandang Ashley seperti ini dan memiliki pemikiran sensual pada wanita itu. Namun, apa Nathan harus peduli dengan itu ketika wanita itu bahkan dengan senang hati mengundangnya untuk berhubungan seks dengannya?

"Dengan atau tanpa ciuman? Karena aku bisa melakukan keduanya." Tanya Nathan sekali lagi pada Ashley. Membuat pria itu terlihat memiliki kesan tidak tersentuh menurutnya. Dan tentu saja, Ashley akan menjawab pertanyaan pria itu dengan dengan ciuman. Ketika membayangkan apakah pria itu bisa memuaskannya di ranjang atau tidak, dia tentu melibatkan bibir pria itu dalam imajinasinya.

Are We Still Friends?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang