Seperti Rapunzel

604 67 12
                                    

SasuSaku
Fantasy, Romans
Sakura alterego

.

Fanfic ini udah berulang kali di unpublis soalnya aku bingung mau pub bagian bab-bab akhirnya isinya 18++ smua

Takut akunnya ke banned lagi kaya akun yang sebelumnya ಥ⁠‿⁠ಥ

Tpi ini mau kucoba sampai end.. klo kena banned yaudahlah awkwk


.

.

.

.

"Ini kisah tentang Rapunzel si wanita pirang berambut panjang yang tinggal di menara. Selama tinggal di sana hidupnya cuma dimanfaatkan oleh si nenek sihir.

Lalu suatu hari, datanglah seorang pria asing yang entah bagaimana bisa memasuki menara tempatnya tinggal.

Singkat cerita, berkat kehadiran sosok pria tampan itu membuat Rapunzel akhirnya tahu kalau si nenek sihir hanya memanfaatkannya, serta si pria itu telah membebaskan hidupnya dari menara. Pada akhirnya merekapun menikah dan bahagia. Tamat."

"Tch, itu hanya cerita fiksi untuk anak-anak. Itu tidak nyata," sahut seseorang sambil menopang dagunya dengan tangan. Ekspresinya begitu datar.

"Um, aku hanya merasa kalau cerita ini sepertinya sama dengan yang sedang kualami." Sosok gadis bersurai merah muda sebahu menutup buku di atas pangkuan. Ia menatap seorang pemuda yang berumur dua tahun lebih tua darinya.

Dia merasa apa yang dialami Rapunzel sama dengan kehidupannya di dalam kamar ini. Semenjak dulu, si gadis ping tidak pernah diperbolehkan keluar dari tempat itu. Dan pemuda di depannya adalah satu-satunya orang yang selalu datang untuk berkunjung.

Pemuda tersebut hanya mendengus. "Cukup, Sakura. Kubilang itu hanya cerita bualan. Lagipula apa maksudmu dengan menyamakan seperti hidupnya?! Jika kau menyamakannya, berarti kau menganggapku seperti penyihir yang jahat itu, heh?!"

Sakura Haruno, si gadis berambut pink tampak berpikir. "Ah, iya benar juga."

Lalu ditatapnya lagi sosok pemuda itu. "Kak Sasuke juga seorang penyihir kan? Jangan-jangan kau itu sabenarnya adalah seorang kakek-kakek yang keriputan, jelek dan jahat?"

Pemuda yang punya nama Sasuke Uchiha hanya berdecih sebal. "Hentikan, Sakura. Bisakah kita tidak membicarakan ini?"

"Uh, oke." Sakura tersenyum jahil. Ia meletakkan buku itu di atas lemari rak buku koleksinya di samping ranjang. Kakinya melangkah semangat menuju ke tempat Sasuke duduk sembarangan di atas meja makan.

"Jadi, hari ini apa yang akan kita mainkan?" kata Sakura antusias. Ia mendudukkan diri di atas kursi yang dibawanya tepat menghadap Sasuke.

Sasuke menyergit. Tangannya terangkat dan menjentik dahi Sakura yang lebar sampai terdengar bunyi 'Tuk!'. Sukses membuat Sakura mengaduh.

"Kau ini sudah besar. Usiamu sudah enam belas tahun. Di usiamu yang sekarang tidak seharusnya memikirkan main, main dan main. Mulai berpikirlah lebih dewasa!"

Sambil mengusap dahinya yang memerah, Sakura menatapnya cemberut. "Memangnya pikiran orang dewasa itu seperti apa?"

"Ya pokoknya kau sudah tidak bersifat kekanak, tidak hanya berpikiran untuk bermain lagi, lalu mulai melakukan sesuatu yang bermanfaat, mencari pekerjaan untuk memenuhi kehidupanmu di masa depan, mencari jodoh dan ... err, menikah mungkin," jelas Sasuke terdengar ragu.

"Kau terdengar melantur, Kak. Lalu bagaimana denganmu sendiri? Memangnya kau sudah dewasa? Kenapa sampai saat ini kau belum menikah?" tanya Sakura beruntun.

The Pink Hair PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang