Healer

366 50 12
                                    

"Sakura."

"Ya?"

Siang hari yang cerah, Sasuke datang berkunjung sambil membawakan kartu remi dan sebuah spidol hitam. Lalu mengajaknya main kartu, yang kalah akan dicoret wajahnya dan dilukis sesuka hati. Seperti coretan berupa kumis yang ada di wajah Sasuke karena sempat kalah. Sempat membuat Sakura terbahak juga karena merasa geli. 

Sedangkan Sakura sendiri juga mendapatkan coretan di kedua pipinya yang dilukis melingkar macam obat nyamuk. Sasuke juga menertawainya.

Kini mereka sedang melanjutkan permainannya lagi. Mendadak Sasuke menjadi diam dan seperti sedang banyak pikiran.

"Sakura."

"Ya, Kak. Kau sudah memanggilku untuk yang kedua kalinya. Apa kau sedang ada masalah?"

Sasuke menurunkan kartu-kartu di tangannya. Ia menghela napas. "Aku ingin mengatakan sesuatu padamu."

"Kalau begitu katakan saja."

Sasuke diam lagi. Ia seperti bingung antara mau mengatakan entah apa atau tidak jadi.

"Kau kenapa? Katakanlah. Mungkin aku bisa membantumu jika kau ada masalah," kata Sakura membujuk. Ia juga meninggalkan permainannya. Fokusnya kini tertuju pada Sasuke. 

"Begini, aku sabenarnya.. " Sasuke mengusap sebagian wajahnya. Lalu balas menatap Sakura. "Sudahlah lupakan saja. Ayo lanjut main."

"Tidak!" Sakura melipat kedua tangannya. Ia masih menatap Sasuke. Kali ini lebih intens. "Ceritakan masalahmu baru kita lanjut!"

Sasuke diam. Lalu berpaling. "Kakakku sakit."

"Lalu?" Sakura dengan sabar menunggu penjelasan.

"Aku dan keluargaku sudah berusaha mencarikan seorang tabib yang handal. Namun, tidak ada yang bisa menyembuhkannya. Semakin hari, penyakit kakak semakin parah. Aku khawatir."

Sasuke meliriknya. Tepatnya mengarah pada rambut merah muda Sakura.

Sakura yang sadar akan hal itu mulai tahu apa maksud dari cerita Sasuke barusan. Ia memegang sejumput poni rambutnya yang panjang. "Oh, aku mengerti."

Sakura pun menyambar gunting di atas meja. Lalu mengambil beberapa helai rambut dan tanpa pikir panjang memotongnya dengan gunting. Rambutnya sempat memancarkan sinar ketika terpotong, membuat Sasuke tertarik menatapnya penuh harap.

"Ini, berikan pada Kakakmu."

Diserahkannya potongan rambut itu pada Sasuke yang disambut dengan suka cita. 

"Sakura, aku sangat berterima kasih padamu."

"Ya. Kuharap Kakakmu cepat sembuh."

Sasuke mengangguk senang. Ia langsung berdiri. "Kalau begitu aku harus pulang sekarang."

Senyuman Sakura luntur. Ia melihat jendela yang terpampang langit biru cerah tanpa awan. Ini belum sore dan Sasuke sudah mau pulang. Tidak seperti biasanya. Ingin sekali Sakura menghalangi, tapi begitu mengingat cerita Sasuke mengenai kondisi kakaknya pun Sakura hanya bisa mengangguk.

Sedangkan Sasuke tahu apa yang sedang dipikirkan Sakura. Ia menepuk puncak kepala Sakura sambil mengusapnya gemas. "Aku janji akan menemanimu seharian penuh ketika kakakku sembuh."

Sekali lagi Sakura mengangguk. Kali ini sambil tersenyum. 

"Seharusnya kau tidak semudah itu memberikannya. Mintalah imbalan. Seperti nyawanya mungkin?" celetuk sosok transparan yang duduk santai di atas lemari pakaiannya usai kepergian Sasuke.

"Diamlah!"

...

..

Keesokan harinya, Sasuke datang pagi-pagi sekali. Sakura terkejut karena Sasuke langsung memeluknya dengan ekspresi senang. Lalu mengusap-usap rambut merah mudanya sampai membuatnya berantakan.

The Pink Hair PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang