"Dia gila." Saki buka suara setelah kepergian Sasuke dari kamar mereka berdua.Sakura menjatuhkan diri di lantai. Duduk sambil memeluk lututnya sendiri. Lalu menunduk dalam.
"Kusarankan untuk berhati-hati terhadap si penyihir menyebalkan itu. Entah kenapa aku selalu tidak suka kalau dia datang ke sini." Saki terlihat mendengus kesal. Apalagi setelah mengingat Sasuke yang berniat melecehkan Sakura. Saki tidak senang. Tidak suka kalau Sasuke berbuat yang tidak-tidak terhadap tubuh Sakura. Tubuh yang ingin dijadikan wadah untuknya.
Sakura mendongak. Ekspresinya terlihat kusut, namun kedua sudut bibirnya malah terangkat. "Tapi entah kenapa aku merasa agak lega."
"Heh?" Saki menatap Sakura dengan sinis. "Kenapa kau malah merasa lega bego? Jangan bilang kau senang diperlakukan seperti itu oleh lelaki penyihir itu? Kau tertular kegilaannya!"
"Bukan." Sakura menggeleng. Teringat kalau Sasuke sempat bilang kalau dia bercerai dengan istrinya. Dan Sakura sabenarnya merasa, gimana ya... hmm, senang?
Kemudian ketika mengingat Sasuke berniat melecehkannya, membuat Sakura memeluk tubuhnya dengan pipinya yang merona merah. Dia memang sempat merasa ketakutan dan benci dengan perlakuan kasar itu, tapi disisi lain Sakura merasa menikmati perbuatan Sasuke padanya. Andai saja lelaki penyihir itu memperlakukannya dengan lembut. "Kupikir, mungkin saja aku sabenarnya... mulai menyukai Sasuke?"
Saki ternganga mendengar hal itu. "Apa?! Kau malah jatuh cinta setelah dia hampir memperkosamu?!!"
Saki memijit pelipisnya seolah sedang merasa pusing dengan semua kegilaan ini. "Kalian berdua ternyata memang sama saja. Sama-sama gilanya."
..
."Sakura, aku mau tanya."
Sasuke, beberapa hari kemudian mendatangi Sakura lagi. Kali ini dia tidak membawa ramuan yang dapat membuat rambut Sakura memanjang. Sasuke malah membawa sebuah bola kaca yang biasa digunakan oleh para peramal.Bola kaca itu di letakkan di tengah-tengah mereka berdua. Sakura sekarang sedang duduk didepannya.
"Mau tanya apa?" Sakura menatap bola kaca milik Sasuke dengan bingung.
"Kutanya, sekarang usiamu berapa?"
Sakura tampak berpikir-pikir. Tangan kanannya memegang ujung dagunya sendiri sambil mengingat-ingat.
Pose tersebut membuat Sasuke tersenyum tipis. Di matanya, Sakura terlihat imut dan menggemaskan. Meskipun Sasuke sabenarnya lebih suka melihat Sakura dengan tampilan rambut panjang macam Rapunzel tapi ternyata dengan penampilan rambut pendek seperti sebelumnya, Sakura masih terlihat cantik.
Sasuke diam-diam mengagumi keindahan manusia di depannya itu.
"Kayaknya udah sembilan belas tahun?" kata Sakura terdengar ragu dengan jawabannya sendiri.
Sasuke mendengus. "Tidak terasa umurmu sudah legal."
"Hmm, lalu kenapa memangnya?"
"Sabenarnya aku ragu. Tapi katanya kalau sudah beranjak dewasa kau perlu menonton ini."
Sakura menyergit. Jadi penasaran juga. Begitu pun si Saki yang kini mendekati mereka berdua dan duduk di antara mereka.
"Apa yang mau si kutu kupret ini tunjukkan padamu, Sakura? Kau harus tetap waspada!" Kata Saki yang hanya bisa didengar oleh Sakura seorang.
Sasuke mengangkat kedua telapak tangannya tuk diarahkan ke sekeliling bola kacanya. "Kata temenku Naruto dan guru Kakashi.. ini bisa buat hiburan."
"Huh, Naruto? Kakashi"
"Iya. Dia temenku dan guruku."
"Memang apa yang mau kau tunjukkan?" Sakura makin penasaran.
Sasuke membuat sebuah mantra yang kemudian bola kaca itu seperti televisi. Ada film di dalamnya.
"Kamu lihat saja. Tapi jangan kaget ya kalau ada adegan yang aneh."
Sakura pun memfokuskan matanya tuk melihat video di dalam bola kaca milik Sasuke.
Di layar bundar itu menunjukkan suatu adegan. Dimana ada seorang pria dan wanita yang sedang bercengkrama di dalam kamar. Awalnya menampilkan percakapan dua orang yang saling bercanda. Dua orang itu terlihat romantis. Entah kenapa Sakura malah membayangkan kalau sosok pria di dalam vidio itu adalah Sasuke, sedangkan si wanita itu sendiri adalah Sakura.
Sakura tersenyum membayangkan hal itu. Tapi lama-kelamaan, dua orang di dalam vidio tersebut saling tiduran di atas ranjang, dan mereka malah melakukan ena-ena. Seketika itu Sakura ternganga. Apalagi ia sempat membayangkan kalau dua orang itu adalah dirinya dan Sasuke.
Karena itu, yang ada dipikiran Sakura adalah adegan dimana Sasuke dan dirinya yang melakukan anuan seperti di videonya.
"Aaa!! Aku belum siaap!!" Sakura segera menutupi kedua matanya dengan tangan. Sedangkan Saki buang muka.
Ternyata Sasuke hanya ingin menunjukkan adegan dewasa pada Sakura.
Sasuke mengusap sebagian wajahnya.
"Seharusnya aku tidak memperlihatkan hal ini. Naruto dobe dan orang-orangan sawah itu memang sesad."Langsung saja Sasuke membacakan sebuah mantra agar bola kacanya mematikan vidio tadi.
"Sakura maaf membuatmu nonton beginian," kata Sasuke nyesel. Baru menyadari kebodohannya karena mau-maunya saja menuruti apa kata temen dan gurunya tersebut.
"I-iya. Tapi jangan diulangi ya" sedangkan wajah Sakura sudah memerah.
..
.Sakura mendudukkan diri di sisi ranjang. Lalu menunduk. Adegan tadi membuatnya membayangkan yang tidak-tidak. Ah, gawat, kalau begini Sakura gak tau mau pasang muka seperti apa pada Sasuke.
"Kalau begitu. Kita sparing aja lagi. Meneruskan latihan yang kemarin." Sasuke menyimpan bola kacanya di atas meja kecil dekat ranjangnya Sakura.
Sementara itu, Saki memilih tuk beranjak pergi. Ekspresi mukanya begitu datar. Dia terbang dan mendudukkan diri di atas lemari pakaian milik Sakura. Dan kembali menonton apa yang mau dua orang bodoh itu lakukan hari ini dengan sangat bosan.
Setelah itu, Sasuke dan Sakura pun melakukan latihan mereka. Sasuke mengajarinya banyak gerakan bela diri. Sesekali membenarkan posisi kaki dan tangan Sakura yang salah. Hal itu sempat membuat sakura deg-degan.
"Sakura, posisi tanganmu itu harus seperti ini."
Saat ini, Sasuke berdiri dibelakangnya. Kedua tangan besar milik Sasuke memegang lengan tangan sakura. Posisi mereka begitu dekat. Bahkan Sakura dapat merasakan helaan napas Sasuke di belakang telinganya yang kini perlahan memerah.
"Nah, begini... eh? Sakura, kau sakit? Telinga dan wajahmu memerah," tanya Sasuke berjalan ke sisi Sakura dan kini berniat memegang dahi Sakura.
Sakura buru-buru melangkah mundur tuk menghindar. "T-tidak, kok! Aku sedang tidak sakit. Aku ... aku cuma kecapean saja "
Sasuke dibuat bingung dengan reaksi Sakura yang tidak seperti biasanya. "Sakura yang serius dong. Belum ada sejam kita latihannya."
"Tapi aku capek! Kak Sasuke juga gak bawa camilan yang enak. Aku gak semangat," kata Sakura beralasan.
Sasuke terdiam. Baru ingat ia memang gak bawa makanan untuk Sakura. "Oh iya makananya.. untuk pertemuan berikutnya, nanti kau mau minta kubawakan makanan apa?"
"Hmm, buah-buahan segar seperti ceri yang sering kau bawa. Atau ramen juga deh."
"Oke, akan kuingat!"
Kemudian mereka pun memilih tuk melakukan hal lain. Hingga sore menjelang, waktunya Sasuke pulang.
.
."Bola kaca si kunyuk itu ketinggalan tuh," kata Saki membuka suara setelah kepergian Sasuke dan melirik bola kaca di atas meja.
Sakura menoleh menatap bola kaca dengan pandangan penasaran. Sasuke sepertinya lupa. Sakura entah kenapa malah kepengen nonton lagi. Tapi kemudian ia menggeleng...
.
.Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pink Hair Princess
FanfictionBegitu bosan kehidupan yang dijalani Sakura dalam jeruji tak kesat mata. Tak dapat melihat indahnya pemandangan matahari pagi di sela-sela pegunungan atau udara segar di bawah rindangan pohon. Sakura bahkan tak punya teman banyak. Hanya Sasukelah sa...