Baikan

182 24 9
                                    

.
"Jadi ada masalah apa?"

Sasuke mengusap wajahnya. Pertanyaan Sakura barusan mengingatkannya dengan semua masalah yang menimpanya.

Rupanya si penyihir yang satu itu memang sedang ada masalah.

Sasuke mendengus. "Istriku mengajakku bercerai."

Puk!
Sebuah bantal melesat dan sukses menimpuk wajah Sasuke yang memang sengaja tidak menghindar. Siapa lagi pelakunya kalau bukan sakura.

"Brsk! Jadi karena itu kau mau melampiaskannya padaku?! Begitu?!"

"Tidak, bukan…huft!" Sasuke mengembuskan napas panjang. "Ok, mungkin iya."

"Kamu memang brengsek!"

Puk!
Sekali lagi, sebuah bantal —kali ini sebuah bantal guling– sukses berciuman dengan wajah Sasuke.

"Sakura. Berhenti, ok? Aku minta maaf."

"Kau gila! Bajingan! Anjng," geram Sakura menyebutkan nama-nama hewan sambil menatap Sasuke dengan jengkel.

Sasuke terdiam. Sakura gak pernah berkata kasar sebelumnya. Sasuke menyadari kalau dirinya memang sudah berlebihan.

Sasuke menoleh ke arah sakura. Sejak pertama bertemu dengan gadis tersebut. Yang dapat Sasuke simpulkan bahwa Sakura itu seorang anak kecil yang lemah, sifatnya kekanakan, polos dan naif.

Dan Sasuke malah teringat kembali mengenai rumor tentang kematian sang ratu di mata anaknya sendiri.

Rasanya sangat-sangat tidak mungkin mengetahui kalau Sakura pernah membunuh ibunya sendiri waktu masih kecil. Lagi pula mana ada seorang anak kecil yang bisa membunuh orangtuanya sendiri. Kematian Ratu terjadi waktu Sakura berusia sekitar tiga tahunan.

"Sakura." Panggil Sasuke sambil melompat dari duduknya. Ia jadi ingin mengetes sesuatu. Sasuke pun berdiri menghadap Sakura dan bilang. "Bagaimana kalau kita bertarung?"

Sakura tampak terkejut. "Apa maksudmu?! Setelah berniat melecehkanku, sekarang kau mau berniat membunuhku?!"

"Hei, siapa pula yang mau membunuhmu. Aku hanya ingin mengajakmu bertarung. Tidak sampai bunuh-bunuhan. Anggap saja seperti sedang sparing."

Ini merupakan kali pertama Sasuke mengajaknya bertarung. Selama ini kedatangan Sasuke hanya untuk menghiburnya, menemani mengobrol, bermain permainan seru supaya gak bosan, atau membawakannya makanan yang lagi ngetrend di sekitar istana. Sasuke selalu memperlakukan Sakura dengan hati-hati.
Makanya Sakura merasa kaget kali ini Sasuke datangnya gak ramah dan malah mengajaknya sparing.

Mata Sakura jadi berkaca-kaca. Mungkin karena merasa dirinya sudah tidak perlu diperlakukan istimewa lagi. Mungkin sabenarnya Sasuke sudah muak dengannya.

Begitu pikir Sakura jadi sedih sendiri gara-gara overthinking mendadak.

"Tch, kenapa kau malah mau menangis lagi? Ya ampun. Sungguh aku tidak berniat membunuhmu." Sasuke bingung sendiri menghadapi tingkah Sakura sekarang.

Gadis itu jarang menangis sabenarnya. Hampir gak pernah menangis malah. Makanya Sasuke jadi panik sendiri melihat hari ini Sakura jadi cengeng.

Salah Sasuke juga sih. Coba kalau dari awal datangnya ramah seperti biasa. Sakura mungkin tidak akan bertingkah begitu.

"Sasuke, bego! Sudah tau aku tidak bisa bertarung! Kau malah mengajakku begitu! Kalau mau membunuhku, lakukan saja sekarang!! Gak usah basa-basi!!" seru Sakura sudah tidak tahan tuk mengeluarkan air matanya.

Sasuke makin bingung harus ngapain. "Ok, sorry. Baiklah begini saja. Aku mau mengajarimu bertarung. Kurasa untuk antisipasi. Barangkali suatu hari nanti kau akan terbebas dari tempat ini."

The Pink Hair PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang