1. Januari

36 9 33
                                    

***

Mereka tidak mengerti betapa sulitnya bertahan di atas duri yang runcing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka tidak mengerti betapa sulitnya bertahan di atas duri yang runcing.

***


8 Tahun Kemudian

"Janu, tolong bawa ini ke kelas dan bagikan nilai ulangan kemarin."

"Baik, Pak."

"Oh iya. Satu lagi," sahut seorang pria berumur 40an itu. Sedangkan Janu masih berdiri sambil mendengarkan.

"Kamu beneran gak mau ikut olimpiade Matematika? Kayaknya bapak lihat, kamu jago di bidang itu."

Januari, pemuda itu menampilkan senyum dan gelengan kepala pada gurunya sebagai penolakan. Walaupun dia suka mendapatkan peringkat umum teratas, bukan berarti dia tertarik hal seperti itu.

"Saya gak bisa, Pak."

"Kenapa?"

"Karena saya tau pasti masih banyak kesempatan bagi mereka yang mau coba. Dan saya sendiri gak berniat untuk ikutan," tukas Janu dengan suara berat khasnya.

Pak Wahyu—–Guru Matematika itu menghembuskan napas berat. Menatap pemuda tersebut dengan remeh seraya melipat lengannya. Lalu, "Anak kayak kamu itu yang bapak gak suka. Kamu menyia-nyiakan kesempatan ini dan berlagak sombong karena sudah merasa bisa. Sepertinya orang tuamu dulu selalu memanjakanmu ya?

"Maaf, Pak. Tapi ini gak ada hubungannya dengan orang tua saya," bela Janu masih sabar.

"Ah, benar. Bapak lupa kamu sekarang yatim-piatu."

Selalu seperti itu. Cemooh dan celaan dari orang luar membuat Janu mudah paham dengan pandangan mereka.

"Kalau sudah gak ada yang mau dibicarakan, saya permisi, Pak." 

Janu lantas segera berbalik meninggalkan ruang guru dengan rahang mengatup. Dia marah. Tentu saja. Selalu membawa urusan pribadinya untuk menjadi alasan mereka menghina adalah orang yang tidak punya pendirian. Itu kesan pertamanya.

"Lihat deh, Janu pasti kena semprotan lagi dari guru."

"Ah, dia 'kan udah biasa langganan ke sana. Anak yang ditinggal pergi sama orang tuanya pasti gedenya bakal gak baik karena gak diajarin."

"Lo kalau ngomong jangan di belakang dong, cemen banget."

"Ah, takut gue. Nanti kena masalah sama dia lagi, haha."

Jangan Takut Mencintai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang