Bukan tidak suka, tapi aku takut menyukainya.***
Lava perlahan membuka matanya. Cahaya matahari yang merebak masuk lewat jendela itu menyinari wajahnya yang pucat. Dia sedikit menyipitkan mata seraya terbangun dari kasur yang entah kenapa terasa asing.
"Gue ... di mana?" seraknya masih mengitari pandangannya ke segala arah. Ruangan persegi itu membuat dia mengernyit. Apalagi, dekorasinya berbeda dari kamarnya sendiri.
Tempat tidur itu di dominasi dengan cat berwarna pink dan putih. Di langit-langit atapnya bahkan terdapat banyak lukisan berbentuk bintang. Sepertinya pemilik kamar ini sangat suka dengan benda yang ada di langit.
"Oh, Kakak udah bangun ya." Seseorang memasuki kamar tersebut membuat Lava terkejut. Sekarang wajahnya tidak tahu harus beraksi apa karena dia seperti orang yang tertangkap basah.
"H—halo? Kamu siapa?"
Gadis dengan kuncir kuda itu tersenyum padanya. "Aku Abel, Kak. Salam kenal ya. Ngomong-ngomong, semalam Kak Janu yang bawa Kakak ke sini."
"Janu?" Lava membeo. Wajahnya semakin mengernyit beberapa detik. Hingga akhirnya dia langsung tersadarkan apa yang sedang terjadi. Gadis itu menganga ketika mengingat sesuatu yang ada di pikirannya.
"Udah ingat kak?"
Lava mengangguk. Lalu dia menoleh pada gadis bernama Abel itu. "Jadi ini di panti asuhan ya?"
"Iya."
"Terus, Janu sekarang lagi ada di mana?"
Ada sedikit ragu saat Abel ingin berbicara. Lava dapat tahu dari tatapannya tersebut. Membuat dia langsung mengerti apa yang sedang terjadi.
"Dia lagi kena sidang sama Ibu Panti ya pasti," simpulnya setelah melihat ekspresi dari wajah Abel.
Gadis itu pun mengangguk pelan. "Ibu marah karena semalem Kak Janu gak bilang. Katanya Ibu udah tidur jadi Kak Janu minta tolong sama aku buat tidur berdua sama Kak Lava," terangnya.
"Maaf ya, pasti kamu juga kena marah." Lava meringis membayangkan bagaimana nasib cowok itu. Dia jadi merasa bersalah karena semalam sudah seenaknya.
"Gak apa-apa, Kak. Aku gak dimarahin kok, tapi Kak Janu yang lagi kena marah Ibu. Makanya aku mau nyamperin Kakak ke sini tadi. Aku kasian sama Kak Janu," ucapnya dengan wajah khawatir.
Lava tahu gadis itu pasti ingin meminta tolong. Dia pun lekas bangkit dari kasur dan merapihkan penampilannya sejenak.
"Janu ada di mana sekarang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Takut Mencintai
Fanfiction"Kamu gak punya malu, ya?" Laki-laki berbadan tinggi itu menatap risih pada seorang perempuan di hadapannya. Sedangkan sang empu, dia semakin menampilkan lesung pipinya, tersenyum manis pada si Janu-nama laki-laki tersebut. "Tapi gue suka gangguin...