Suicide (ZhouDu)

76 9 1
                                    

𝑾𝒓𝒊𝒕𝒕𝒆𝒏 𝒃𝒚 𝑳𝒖𝒐 𝑾𝒆𝒏𝒛𝒉𝒐𝒖

☹︎☹︎☹︎

Prompt day 2
(SUICIDE)

Warning:  ⚠️ suicide attempt, self harming, Major character death. ⚠️

***

Sleep my child
Under the fog there are shadows moving
Don't be afraid, hold my hand
Into the dark.

___________

Clink-

Suara gelas berdenting diiringi riuh tawa sukacita.
Sorak kemenangan menggema, semua orang berada dalam kegembiraan yang besar. Hanya satu orang yang sama sekali tidak merasakan kegembiraan.

Semuanya nampak semu, senyuman yang membingkai di wajahnya hanya topeng, yang jika ia buka akan menampilkan kesedihan tak berujung.

Sleep my child

Speak to me now and the world will crumble
Open a door and the moon will fall
All of your life all your memories
Go to your dreams, forget it all

Tiga bulan yang lalu, Luo Wenzhou dan Detasemen Kriminal Biro Kota Yan baru saja mengungkapkan kasus besar.
Pengungkapan Mafia barang terlarang, dan eksploitasi manusia.
Karena kasus ini, Luo Wenzhou dipromosikan jabatannya.

Bukankah seharusnya ia senang? Dengan begitu, ia memiliki pangkat yang lebih tinggi, reputasinya tidak akan diragukan.

Tapi tidak.
Luo Wenzhou menganggap semua ini adalah mimpi buruk.

Sleep my child
Safe and sound

Sejak kasus ini ditutup, Luo Wenzhou tidak pernah bisa tidur dengan nyenyak.
Seolah seragam yang ia kenakan, akan mengoyak tubuhnya.
Lencana pangkatnya, akan merobek lehernya kapan saja.

Tentu saja, Luo Wenzhou sudah mencari bantuan profesional. Tetapi, mereka hanya memberi obat guna membantu Luo Wenzhou untuk tidur.

Ia tidak ingin tidur, mimpi buruk yang sama selalu menghampirinya.

"Selamatkan anakku!"
"Kalian para polisi tidak mengerti! Apa yang kalian sebut dengan keadilan? Tidak pernah ada keadilan yang kami terima!
Dimana kalian saat kami kesusahan?!"
"Cih! Berbicara keadilan pada kami? Enyah!"

Kepalanya terus memutar adegan malam itu, seperti kaset rusak.
Seharusnya, malam itu ia bisa menyelamatkan banyak orang.

Korban human trafficking ini tidak memiliki pilihan lain.
Mereka menyebut ini adalah takdir yang harus mereka jalani, mereka tidak akan membicarakan keadilan. Memangnya keadilan itu ada?

Selama tiga bulan terakhir, ini yang terus berada dalam benak Luo Wenzhou.

Apakah benar-benar ada keadilan?
Apakah manusia benar-benar bisa memiliki kebebasan?
Apakah semua orang bisa mendapatkan keadilan?

Luo Wenzhou rasanya mual, dan ingin memuntahkan isi perutnya saat memikirkan hal ini.
Ia pergi ke toilet, menjauh dari keramaian dan memutuskan untuk kembali ke ruangannya.

Sunyi..

Tidak ada suara apapun yang bisa ia dengar. Luo Wenzhou mencoba memejamkan matanya.

Di ujung sana ada seorang ibu yang meringkuk sembari menggendong anaknya.
Ia bergumam pendek
"Tidak apa-apa anakku. Kematian lebih cepat daripada tidur;"
Kemudian ibu berparas ayu itu bersenandung lagu pengantar tidur, hingga ia dan anak dalam pelukannya tidur selamanya.

Lencana adalah simbol sebuah pencapaian.
Jika dahulu ia berjuang untuk mendapatkan sepotong lencana, sekarang ia berjuang untuk melepaskannya.

Ia teringat saat pertama kali mendapatkan lencana, keberhasilan pertamanya dalam memecahkan kasus besar.

Jika sebuah lencana bisa memberikannya jabatan, bisakah lencana ini memberinya kebebasan?
Bisakah lencana ini memberi keadilan?
Jika ya, berapa harga yang harus dibayar?

Sekarang, sepotong besi ini pula yang memberikan kegagalan pertamanya.

____

Clak

Satu tetes..
Dua tetes..
Tetesan itu semakin banyak..
Gesekan ujung lencana yang bersentuhan dengan kulit itu, membuat luka yang lebar.

Ia tidak merasakan apa-apa
Mungkin ia mati rasa

Bukankah lebih baik seperti ini?
Bukankah orang-orang bilang kematian adalah sebuah pembebasan?

Karena yang paling buruk bukanlah kematian, melainkan jiwa kita yang mati ketika kita masih hidup.

Goodbye Sunshine
I can't hide what has come

Apakah tetesan darahnya mampu membeli keadilan?
Jika ya, ambil saja.

Tangannya mulai gemetar, Luo Wenzhou kehabisan tenaga.
Lencananya jatuh dalam genangan darah.

___

Acara perayaan sudah selesai, beberapa orang kembali ke ruangan masing-masing dan kembali mengerjakan pekerjaan mereka.

Lang Qiao mengetuk pintu ruangan Luo Wenzhou, untuk menyerahkan berkas.

Saat ia membuka pintu, ia hanya melihat figur kapten polisi itu terbujur kaku, tangannya menjuntai ke lengan kursi.

Teriakan histeris keluar dari mulut polisi wanita bermata besar itu.

Orang-orang menghambur ke dalam ruangan.

Luo Wenzhou sudah tiada. Ia pergi membawa luka yang tidak dapat ditanggungnya.

Goodbye brown eyes
Take care of yourself
I have to go and leave you alone

Out on the road there are fireflies circling
Deep in the woods, where the lost souls hide
Over the hill there are men returning
Trying to find some peace of mind

Rest In peace Captain Luo Wenzhou.

-Fin-

December PromptsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang