Kisses (JiLing)

247 8 0
                                        

Written by Sheng Lingyuan

[Prompt Day 1; Kisses]

Xuan Ji x Sheng Lingyuan

Drowning Sorrows in Raging Fire © Priest

~~~

Apakah Yang Mulia sudah mengetahui banyak tentang budaya anak muda zaman sekarang?

Xuan Ji memiliki pertanyaan yang tiba-tiba muncul dalam benaknya. Mungkin itu karena dia menemukan cemilan yang menarik perhatiannya.

Ia memasukkan beberapa, tanpa perhitungan pada keranjang belanjaan dengan jeda waktu singkat. Tidak repot menentukan barang mana saja yang perlu dibeli, seperti tidak ada masalah pada situasi keuangannya.

Setelah beberapa kaleng minuman dingin menjadi barang terakhir yang mengisi keranjang, ia segera membayar dan pulang. Melewatkan godaan gadis seksi yang menawarkan ajakan ke bar.
Benaknya sedang dipenuhi tentang Bixia.

Orang mulia itu sedang duduk santai di sofa dan membaca sebuah buku. Entah apa judulnya. Sekilas hanya Murder on the Orient--Xuan Ji tidak berminat mengetahuinya. Di perpustakaan digitalnya masih ada setumpuk novel danmei on-going yang belum dibaca, bahkan semakin menumpuk dengan daftar novel baru lainnya.

Bixia terlihat elegan dan tenang, kombinasi keindahan yang anggun bersatu, layaknya potret bangsawan dalam lukisan. Dia pernah jadi pemimpin negara, kendati yang tersisa sekarang hanya tampilan malas seperti kucing Persia. Tidak terlihat berbahaya walaupun nyatanya sangat mampu menghancurkan dunia.

Xuan Ji tidak menerima sambutan, tapi ia tahu Yang Mulia mengarahkan lirikan sekilas padanya.

Xuan Ji meletakkan belanjaan di konter. Ada peralatan mandi, es krim yang masih beku, makanan instan segera ia letakkan ke lemari diiringi sayur yang mendarat ke dalam kulkas.

Semua dilakukan begitu cepat. Tampak jelas ia cukup pandai dalam urusan dapur selain urusan kantor--untuk urusan ranjang beda pembahasan.

Pada akhirnya ia menyisakan cemilan yang bisa menemani waktu menonton serial drama di televisi untuk dibawa ke hadapan Yang Mulia.

"Bixia."

Sheng Lingyuan jelas mendengar langkah pemuda itu mendekat. Dia mendongak dengan gerak lambat hanya untuk mendapati wajah Xuan Ji membuang jarak, menyisakan sejengkal. Tangan pemuda itu berada di sandaran sofa, tepat di sebelah bahu Lingyuan. Di mulutnya ada sebilah pocky dengan baluran coklat.

Lingyuan menatapnya dalam diam dan Xuan Ji menunggu respon.

Hening mendominasi.

Netra Sheng Lingyuan seakan memberikan pertanyaan, 'apa?'

Xuan Ji jelas berharap terlalu banyak. Yang mulia jelas tidak punya waktu untuk mengetahui budaya seperti ini!

Xuan Ji mengunyah stick pocky dengan keras hingga habis, menelannya dengan hati yang memanas karena pengharapan berlebih. Ia lalu mendaratkan dirinya di samping Sheng Lingyuan yang masih menatapnya. Sofa itu sangat empuk dan nyaman. Pantas saja Bixia senang berada di sana. Meski sebetulnya kasur mereka juga tidak kalah nyamannya.
Tentu saja semua disiapkan untuk kenyamanan Bixia.

Xuan Ji berdehem, lalu menjelaskan, "Jadi, Yang Mulia ... harusnya kita berdua saling memakan snack ini dari ujung masing-masing--ini hal romantis yang dilakukan orang modern!"

"Hoo ...." Sheng Lingyuan meletakkan jemari kurus panjang itu di dagunya sendiri. Entah apa yang dipikirkannya detik itu.

"... begitu."

Itu saja?!

Xuan Ji telah bersiap untuk mengambil stik  untuk mencoba lagi 'hal romantis orang modern' setelah menjelaskan. Namun Shen Lingyuan sudah beranjak dari kursinya. Seperti tidak tertarik pada hal yang dibahas Xuan Ji.

Dengan debaran jantung tak terduga yang muncul, Xuan Ji berusaha meraih sosok itu. "Tunggu, Bixia ...."

Sheng Lingyuan lebih dahulu membuat kontak. Ia melayangkan ciuman ringan padanya. Beberapa detik itu terasa lama.

"Kau bisa memintanya langsung. Bahkan tanpa izin."

Lagipula banyak hal terlihat begitu saja dari mata cerah Xuan Ji. Seperti buku yang bisa dibaca hanya dengan melihat sampulnya.

Sheng Lingyuan berlalu menuju dapur, mengabaikan ekspresi Xuan Ji yang masih terdiam. "Aku ingin es krim yang dibeli tadi."

Xuan Ji mengacak rambutnya ringan, jantungnya masih berdebar cepat. "Tapi ini dengan cara yang berbeda--aish...."

Dia berdiri dari sofa, menepis jarak yang tadi tercipta antara mereka. Mengejar dengan terburu-buru.

"Ada banyak hal modern yang perlu kita coba bersama, Bixia!"

Sebetulnya Sheng Lingyuan tidak keberatan tentang hal itu.

Ya, itu. Mencoba berciuman dengan budaya modern.
Dengan es krim, misalnya?

-FIN-

December PromptsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang