Jaga Diri Kamu Baik-baik.

1K 168 56
                                    

Jauzan membawa Sagara sampai kebelakang sekolah, Sagara yang tidak suka mendorong Jauzan sampai yang didorong memundurkan tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jauzan membawa Sagara sampai kebelakang sekolah, Sagara yang tidak suka mendorong Jauzan sampai yang didorong memundurkan tubuhnya. Iya, setelah mencari Sagara kemana-mana dan akhirnya ketemu Jauzan langsung bawa anak itu sampai kesini.

"Apa-apaan, sih, lo!" Sentak Sagara seraya bembenahi bajunya yang berantakan.

"Lo yang apa-apaan, bajingan!" Balas Jauzan dan satu pukulan berhasil ia lancarkan pada pipi sebelah kiri Sagara.

"Maksud lo apa, anjing!" Sahut Sagara bingung, ia memegangi pipinya yang terasa ngilu.

"Harusnya gue yang tanya gitu, sialan. Maksud lo apa cium pacar gue?"

Saat Jauzan akan memberikan kembali pukulan, dengan cepat Sagara memundurkan tubuhnya. Ia mendengus, "pacar lo aja gue cium diem." Jawabnya santai.

Tanpa banyak bicara dengan cepat Jauzan menarik kerah baju seragam Sagara, memberinya pukulan keras diperut dan pelipisnya hingga membuahkan luka kecil diujung alisnya.

Sagara yang mendapat pukulan itu tidak terima dan balas memberi pukulan tak kalah kerasnya pada pipi Jauzan dan menendangnya hingga kebelakang.

"Mau lo apa, sih, Gar? Gak cukup lo ancurin keluarga gue?"

"Maksud lo apa, anjing? Jelas-jelas bokap lo yang bajingan." Sahutnya tak terima dan Sagara kembali melancarkan pukulannya namun segera Jauzan tepis. "Lo gak pernah tau gimana rasanya besar tanpa bokap selama 13 tahun." Sambungnya.

"Dan lo gak tau gimana sakit hatinya gue sama nyokap 16 tahun ini, lo pikir hidup gue enak-enak aja?" Balas Jauzan sama tak terimanya. "Dan sekarang lo besar, gak jauh beda bajingannya sama bokap."

Kemudian Jauzan kembali memukul Sagara bertubi-tubi menyalurkan rasa kesalnya setelah sekian lama ia tahan. Rasanya memuakkan, tiap kali Jauzan melihat Sagara ia selalu teringat pada sang Ayah, menurutnya Sagara memang duplikat dari Ayahnya.

Jauzan sangat kesal dan marah, bagaimana ia selalu melihat sang Bunda menangis diruang kerjanya, bagaimana cara Bundanya menatap sang Ayah jika pulang kerumah dan masih bisa melakukan kewajibannya sebagai seorang istri. Jauzan sampai tidak habis pikir, padahal menurutnya Bundanya adalah wanita yang pintar, wanita yang cantik, wanita yang sukses lalu untuk apa masih mempertahankan pria bajingan seperti Ayahnya.

Jika memang nanti Bundanya menyerah dan melepaskan sang Ayah Jauzan akan dengan suka rela mencarikan suami baru untuk sang Bunda.












Banyaknya pukulan yang Jauzan berikan tentu tidak membuat Sagara menyerah begitu saja anak itu tentu membalas. Kakak sambungnya ini tidak pernah tahu bagaimana ia dan sang Mama hidup tanpa kepala keluarga, bagaimana Mamanya membesarkan dirinya sendirian tanpa ada yang menafkahi selama 13 tahun lamanya. Bagaimana Mamanya susah payah meminta maaf pada kedua orang tuanya. Dan bisa-bisanya lelaki bajingan itu baru datang dan memberinya nafkah saat dirinya sudah berada dibangku sekolah menengah pertama.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 10, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

biasalah, jaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang