Salah Sagara Pokoknya.

592 183 54
                                    

"Ren

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ren ...."

"Apa sih, Jan!"

"Kamu tuh kenapa? Jangan kayak gitu."

Renaka mendengus kesal, "dia salty banget jadi orang, Jan. Udah gak bisa disabarin."ucapnya penuh kekesalan.

"Ya udah sabar, jangan main siram orang kayak gitu. Kamu tau gak kal—"

"Apa? Kamu mau bilang kalo aku keterlaluan? Jauzan, kapan sih kamu bakal belain aku?" Potongnya cepat, "kamu tuh gak pernah liat yang sebenernya, kamu tuh gak pernah liat semuanya. Kamu tuh cuma suruh aku sabar, suruh aku ngalah, suruh aku diem, suruh aku minta maaf," ucapannya terjeda, ia menghela nafas berat menahan air matanya yang akan turun.

"Aku ngadu sama kamu, itu berarti aku pengen belaan dari kamu, Jan." Ungkapnya pelan. "Tapi kamu selalu belain dia, terus aku harus ngadu sama siapa?" Tuturnya pelan sekali dengan air mata yang turun perlahan.

Rasanya sangat menyesakkan, sebenarnya Renaka tidak ingin memasukkan omongan Resha kedalam hati, namun terjadinya semua ini membuat perkataan Resha tadi semakin masuk kedalam hati dan terus terbayang.

Ia rasa semua orang tidak bisa mengerti apa yang dirinya mau, apa yang dirinya rasakan, apa yang terjadi. Terutama Jauzan, mengapa lelaki itu selalu menitahnya untuk mengalah? Apa dia tidak enak dengan mantan kekasihnya itu?

"Kenapa kamu gak pernah ngerti sih, Jan?"

"Atau kamu emang sengaja gak mau ngerti?"

"Jangan mentang-mentang aku pacar kamu, aku disuruh ngalah terus. Kenapa, kamu gak enak sama dia?"

Berlama-lama disini rasanya hanya menguras emosi. Akhirnya ia memilih untuk meninggalkan Jauzan didalam kelasnya. Percuma, di keadaan seperti itu malah membuat dirinya makin serba salah sendiri.

Sesekali tangannya mengusap air mata yang terus turun sembari berjalan menyusuri koridor sekolah yang cukup ramai karena jam istirahat masih belum berakhir.

Hingga langkahnya terhenti karena seseorang menghalangi jalannya. Siapa lagi kalau bukan Sagara Pawahis, si akar keributan hari ini.

Ia menepuk bahu sebelah kirinya mengisyaratkan Renaka untuk bersandar, "gue buka jasa sandaran, nih." Katanya. "Gue tau lo lagi butuh."

"Sok tau, gue gak butuh." Jawabnya sarkas dan kembali berjalan melewatinya.

Tapi ternyata tidak semudah itu, Sagara dengan cepat menarik tangan Renaka dan memeluknya tiba-tiba.

Tentu Renaka kaget dan tidak diam saja, ia terus berusaha untuk melepas dekapan pada tubuhnya namun lelaki itu menahan semuanya dan terus mengusap punggungnya seolah tengah memberi ketenangan pada Renaka.

"Mau lo apa, sih?" Kesal Renaka seraya terus berusaha melepas pelukannya.

"Ssttt, diujung ada pacar lo, kak." Ucapnya tenang dan langsung membenamkan wajah Renaka di dadanya dengan sengaja agar apa yang mereka lakukan tertangkap oleh netra Jauzan.

biasalah, jaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang