Sabar juga ada Batasnya.

1.5K 305 76
                                    

Renaka merebahkan diri pada ranjangnya, hari ini cukup melelahkan untuknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renaka merebahkan diri pada ranjangnya, hari ini cukup melelahkan untuknya. Dimana saat masuk kelas tadi setelah istirahat ia menjadi bahan godaan teman-temannya.

Sekarang ia sedang menatapi direct message terakhirnya dengan sang pemberi surat. "Udah gila apa, ya! Belum aja lo dilabrak Jauzan." Omelnya pada layar ponsel.

Semenjak kejadian tadi siang Renaka jadi banyak bertingkah aneh.

"Dude, please, I'm tired, jangan jadi bahan overthingking, deh!" Lagi-lagi ia mengeluh pada layar ponselnya. Namun tiba-tiba layarnya menampilkan panggilan video call dari sang kekasih.

Ia tekan tombol hijau dilayarnya itu, "lagi dimana? Kok gak langsung pulang?" Tanyanya saat melihat Jauzan sedang berada di suatu tempat yang cukup ramai dengan anak-anak seusianya, entah itu sedang mengobrol atau hanya sekedar mengistirahatkan otak.

"Biasa, rapat." Jawabnya asal.

"Rapat apaan, sih. Jangan ngadi-ngadi, deh, hidup lo." Ujarnya kesal. Renaka melihat disana ada Adnan juga Havis jadi mana mungkin mereka sedang rapat. Lagi pula, rapat apa coba. Mereka bukan orang penting disekolah.

Jauzan terkekeh kecil, memang anaknya usil sekali. "Nongki gak nanti malem? Aku jemput." Ajaknya.

"Gas, deh. Tapi jam sepuluh langsung pulang, ya, papah udah pulang soalnya."

Jauzan mengangguk paham. "Lagi apa?"

"Mandi. Ya jelas-jelas ini rebahan." Jawabnya ketus.

"Basa-basi ini, yang, galak bener."

Renaka menghela nafasnya pelan, "aku galak ya ...?" Tanyanya lirih.

"Banget."

Renaka mengerutkan keningnya, tidak terdengar. "Hah, apa, yang?"

"Galak dikit." Ulangnya.

"Gak tau, deh, hari ini rasanya pengen marah-marah terus."

"Setiap hari juga marah-marah terus." Sahut Jauzan. Lagi-lagi Renaka mengerutkan keningnya bingung, tidak terdengar kembali.

"Apa gak kedengeran?"

"Kok tumben hari ini marah-marah terus ...." Ulangnya hati-hati.

Renaka ber-oh lalu menggedikkan bahunya. "Gak tau deh."

"Cakep-cakep budeg."

"Hah, apa sih, Zan? Kamu ngomongnya pelan banget gak kedengeran tau."

Jauzan tersenyum sabar. "Cakep banget kamu hari ini."

"Udah, ah. Aku mau mandi dulu. Aku matiin, ya?"

"Ikut dong, gak usah dimatiin."

"Gue geplak, ya, pala lo!" Omel Renaka kesal. Mengapa pacarnya ini sangat usil. Ia langsung mematikan sambungan video call nya.

biasalah, jaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang