[Chapter 2] Disapa pulang.

80 27 38
                                    

"HEY!"

Sepasang kaki yang berjalan santai kini berbalik, Yeonjun disana mendekati bersama tas yang dirangkul sebelah pundak.

"Kamu perempuan yang tadi berantem ya?" Tanyanya penasaran.

Sebenarnya sudah lama Yeonjun memerhatikan perempuan pembuat onar ini disiang tadi.

Ternyata ketika bel masuk berbunyi langkahnya menuju kelas yang sama, Kiluna dan Yeonjun satu kelas tapi letak bangku mereka cukup berjauhan.

"Iya, kenapa hah?" Kiluna menaikan alisnya, bernada kasar memupuk kesan angkuh tak bertatakrama.

Ia melipat dua tangan di depan dada, malas untuk membalas panggilan sang wira.

"Bukan, aku cuma mau kenalan." Yeonjun menggeleng kecil, menjulurkan tangannya didepan sang putri.

Sementara Kiluna mendengus kasar, terpaksa menautkan jabatan tangan bersama lisan yang berkata.

"Nama gua Kiluna, lu?"

"Yeonjun." Ia sumringah, memancar netra penuh gairah kepada mata suram milik Kiluna, tak lama tangan yang bertautan itu terlepas.

Tak apa meski Kiluna tidak begitu ramah tapi setidaknya ia mau berkenalan seperti Bagas dan dua kawannya.

"Oh, lu anak baru yang katanya dari luar negeri ya?"

"Iya."

Tak lama bergeming dari keduanya lalu Kiluna berujar.

"Lu pulang kemana btw, mau bareng gak?"

"Ayo."


























>><<



























Yeonjun menemani Kiluna berbelanja di sebuah Minimarket yang tak jauh dari Apartemennya.

Hal ini terjadi ketika melewati pasar modern diperjalanan, Kiluna tiba-tiba ingat ada barang yang perlu dibeli.

Jadi, ini adalah rencana dadakan untuk mengunjungi Minimarket pinggiran Kota. Yeonjun sendiri baru pertamakalinya kesini.

"Kamu mau beli apa, Kil?"

"Sikat gigi, sampo sama sabun mandi." Balas Kiluna tanpa melirik, sibuk mencari kebutuhan di deretan banyaknya barang jual.

Ia diamkan Yeonjun menuturi langkahnya sedikit demi sedikit, bagai anak kecil yang menemani ibunya berbelanja.

Kiluna menjauhi Yeonjun, pergi ke tempat kasir untuk membayar usai mengemas beberapa barang kedalam keranjang.

Yeonjun mendekat lagi, menunggu sang gadis dengan tangan yang dimasukan kedalam saku celana.

Tak lama keduanya keluar dari tempat perbelanjaan.

"Masih jauh?" Tanya Yeonjun, memerhatikan kantong plastik yang tergantung di jemari Kiluna.

Sempat niat membantu membawakan kantong tersebut namun terurung lantaran kantongnya kecil, lagipula sedikit segan.

"Deket kok, di depan sana nanti ada kost-kostan. Nah, gua tinggal disitu." Kiluna menunjukan ibu jarinya kesebrang jalan.

"Oh, kamu ngekost?" Kiluna mengangguk.

WAY HOME | YeonjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang