"Duh maaf Jun, gua mau duduk sama Kenzo dulu buat nyontek tugas inggris, males buat pindah."
Yeonjun terduduk dibangku yang berdampingan, sendirian.
Bagas tepat dibelakangnya bersama Kenzo dengan dua buku tulis yang terbuka berjejer.
Cerah pagi semu menggelap, teman sebangku Yeonjun ternyata bersama orang lain hari ini.
Ia tidak kecewa, Yeonjun cuma takut kesepian bahkan menyendiri, netranya suram selewat menangkap Bastian di bangku ujung kelas sana.
Hendak akan diajak duduk bersama tapi baru sadar sang wira terduduk bersama Diva, Yeonjun jadi urung niat.
"JUN!"
Yeonjun menoleh, perempuan dengan rambut kuncir satu berponi melambaikan tangan dari ambang pintu.
"DUDUK BARENG GUA."
Teriaknya sengaja lantang karena suasana kelas sudah mulai berisik.
"Boleh, sini." Yeonjun bergeser untuk mengosongkan bangku sebelahnya, Kiluna terduduk disana.
"Wah, Gas. Ada siapa tuh di depan." Rayu Kenzo begitu Kiluna bersebelahan dengan Yeonjun, tepat didepan bangku Bagas.
Putra mendelik tak suka, menyenggol sikut Kenzo kasar.
"Apaan sih lu?" Katanya memicing mata.
"Lihat di depan ada mantan." Kenzo terkikik, Yeonjun dan Kiluna menengok bersama.
"Gak ngerjain tugas lagi?" Kiluna menyahut, Bagas cekat menegakan punggungnya mendadak terkejut.
Sejenak Bagas bergeming, melamuni perpisahan dikelas lalu.
"Enggak." Singkatnya sengaja menunduk.
Kringg!!!
>><<
"Bu, baksonya dua mangkuk pakai sayur."
Kiluna kembali duduk menunggu pesanan bersama Yeonjun, ia mengintip juga menengok pemuda yang tengah sibuk membaca buku.
"Udah gua bilang gak usah bawa buku ke kantin." Decaknya agak sebal, Yeonjun tak mematuhi larangannya ketika jam istirahat telah tiba.
"...""Emangnya lu belum lancar Jun?" Ditanya kembali tapi Yeonjun bergeming, masih membuka lembaran buku kamus berukuran kecil nan tebal.
"Udah kok, cuma mau baca aja."
"Coba gua mau lihat." Kamus tersebut Yeonjun arahkan pada sang peminta, Kiluna lebih mendekat untuk membaca beberapa kata yang ia tangkap.
Bersampul rapih dengan judul Kamus Bahasa Korea-Indonesia, Yeonjun menggunakan buku tersebut sebelum datang ke Jakarta.
"Oh kamus ini, gua juga punya di kost-an, seri lengkap lagi! Sama percakapan umum bahasa Korea-Indonesia."
"Kamu belajar bahasa Korea?" Tanya Yeonjun agak heran, Kiluna mengulum bibir sejenak, mengitari pandangan disekitar.
Ia dekatkan sedikit kepalanya pada Yeonjun, berbisik.
"Iya, gua belajar bahasa Korea sendiri."
"Sendiri?"
"Iya"
"Kalau aku ajari, kamu mau?"
Yang ditawari tak lama girang, Kiluna menaikan alisnya mengangguk cepat.
"Mau! Nanti pulang bareng gua, kita belajar bareng." Ajak Kiluna, disetujui cepat.
Keduanya mengangguk sepakat, dihiasi cengiran khas dari kedua sudut bibir mereka.
"Ekhem permisi, ini pesanannya Mba, Mas." Tibanya tiga pemuda menghampiri mereka dengan salah satu dari ketiganya membawa nampan.
"Mba-mba mata lu? Dasar buta!" Kiluna mendelik.
"Eh, biasanya kalau udah jadi mantan, kan suka buta." Bastian.
"Iya, buta cinta." Kenzo.
"Kalian mau bawain gua makanan apa mau ngeledek sih?" Kiluna.
"Dua-duanya." Kenzo.
"Sialan!"
"Ssst, udah. Mending gabung sini sama gua, sama Kiluna." Yeonjun.
"Boleh, nih?"
>><<
Kiluna berlari menghampiri tempat kendaraannya terparkir, melepas gembok rantai yang menyatukan ban sepeda dengan tiang pengaman.
"Bawa sepeda?" Tanya Yeonjun heran.
"Iya, kemarin gua gak bawa karena udah telat, jadi naik umum deh." Mengangguk lalu Kiluna menaiki sepedanya.
"Naik Jun." Titahnya.
Yeonjun mendekat ragu, bagaimana bisa sekecil Kiluna membawa pergi Yeonjun dengan sepeda? Apa kuat?
"Kil, kalau aku aja yang bawa gimana?" Kiluna bergeming, melirik Yeonjun juga sepeda satu-satunya yang ia miliki.
Menalar agresif, tak lama Kiluna sadar dan terkekeh.
"Ya udah deh, lu yang bawa." Keduanya bertukar tempat, bermain sepeda menuju rumah pulang mereka yang berdekatan.
Dibawah langit senja, mereka menelusuri jalanan ramai semu redup bersama mentari yang menjelang hilang.
"Kil." Samar-samar Kiluna mendengar deru suara Yeonjun didepan.
"Hm?"
"Ada yang mau di beli lagi?" Yeonjun menengok meski tak bisa melirik wajah Kiluna jelas, memperlahan laju goesan pedal.
Keduanya melewati Minimarket hari kemarin, sekilas Yeonjun teringat kembali.
"Enggak, langsung belok aja." Kiluna menggeleng.
Tak lama tibanya sepeda yang menampung sepasang murid Sekolah tersimpan di halaman sempit kost-an.
Keduanya berdampingan memasuki salah satu kamar kost-an yang disinggah Kiluna.
"Jadi, kita mau ngapain?"
"Belajar bahasa."
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
WAY HOME | Yeonjun
Fanfiction[Ministory] [Selesai] Namanya Choi Yeonjun, sang petunjuk jalanku menuju rumah pulang. Sebenarnya aku tak tersesat. Tapi, hanya mustahil untuk menginjakan kaki di rumah itu. "Kil, pulanglah bersamaku." @eunbin_c Semi baku. {Semi lokal} [Korea-Indone...