4. Franz

8 1 0
                                    

"Darimana lo? Kucel banget."

Randu melirik Gravindo dari atas hingga bawah. Wajah cowok itu penuh dengan memar kebiruan serta bajunya yang sedikit lusuh.

Tanpa menghiraukan ucapan Randu, cowok itu langsung menerobos masuk ke dalam ruang tengah.

Nino, Randu dan Tomo saling lirik. Ada apa dengan Gravindo? Apa bosnya itu habis berkelahi? Atau jangan-jangan habis membunuh orang. Jika dilihat dari aura hitam pekat yang memancar dari Gravindo, sepertinya tebakan mereka memang benar.

"Habis bunuh orang lagi tuh si Grap?"

Nino mengedikkan bahunya, ia lebih memilih kembali fokus dengan game onlinenya daripada membicarakan hal yang akan mengundang masalah.

"Tom, tom, menurut lo Grap habis bunuh berapa orang?"

Tomo menggeleng lalu memunggungi Randu. Ia lebih memilih memberi whiskas pada kucingnya Gravindo yang berada di pangkuannya.

Randu menggeram tertahan lantaran tidak mendapat respon dari mereka, "Ah budeg lo semua!"

"Ada apaan nih? Nimbrung dong." Ali yang baru datang membawa sebungkus snack langsung mengambil tempat di samping Randu. "Kenapa lo Ndu? Kesetanan? Mau gue bantu rukiyah?"

Randu melotot, "iya gue kerasukan Shandy."

Ali tertawa lalu mengeluarkan handphonenya, "coba sini bilang chese, entar biar wujud asli Shandy kelihatan."

Randu menimpuk kepala Ali dengan remote di tangannya, "stres!"

Ali tertawa renyah, "sebenernya ada apasi kenapa suasananya pekat gini?"

"Tadi, Grap pulang-pulang wajahnya bonyok sama bajunya kucel ada darah-darahnya. Habis ngebegal orang kali ya?"

"Apa uang jajan dari bokapnya masih kurang sampe kerja sampingan kek gitu?"

Randu mengedikkan bahu, "maklum anak sultan yang udah bosen sama kesultanannya, jadi pengen coba hal baru."

"Patut dijadikan bahan konten di youtube gue nih!"

Randu mengangguk setuju, "besok gue mulai cari korbannya, entar kita setting sedemikian rupa."

Ali tertawa disusul Randu sambil memukul-mukul Ali keras.

BRAK!

Tawa Ali dan Randu lenyap seketika. Tomo berjingkat hingga kucingnya Gravindo turun dari pangkuannya. Sedangkan Nino jangan ditanya, pastinya cowok itu tetap santai memainkan game onlinenya tanpa peduli apapun yang terjadi di sekitar.

"berengsek! Dasar preman anjing!"

Umpat Gravindo setelah menendang meja hingga membentur tembok.

Ali menatap meja itu prihatin.

"Kenapa sih Grap? Emosian mulu dah. Heran gue. Perasaan dulu waktu SMP lo pendiem dan cupu banget," kata Randu.

"Semenjak Shandy meninggal, lo jadi berubah drastis. Kayak bukan Gravindo kita yang cupu," lanjutnya.

Ali mengkode Randu agar diam. Dasar si mulut julit yang tidak tau tempat dan situasi.

Melihat tatapan sengit Ali, Randu bergegas melipat bibirnya.

Ali menghela napas berat. Sepertinya sekarang sudah saatnya teman-temannya tau hal yang selama dua bulan ini membuat mereka bingung akan perubahan drastis sikap Gravindo.

"Ini lo kan? Franz?" Ali bertanya dengan hati-hati.

Gravindo menatap Ali dengan mata memerah. "Lo tau?"

GRANARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang