11

713 112 0
                                    

Sampai di supermarket, Darka ditugaskan untuk mendorong troli selagi Tania memilih bahan makanan apa saja yang bisa Darka olah sendiri nanti dengan Alle yang setia berdiri di sampingnya, ikut memilih bahan yang sekiranya bagus untuk di simpan dan awet dalam waktu yang lama.

"Mas Nio." Panggil Alle, kepalanya menoleh ke belakang, menatap Darka yang tengah fokus dengan ponselnya sembari tetap mendorong troli belanjaan pelan di belakang dua wanita itu.

"Hm?" Sahut Darka, tanpa mengangkat wajahnya.

"Mas Nio punya makanan atau minuman yang disukain gitu, nggak? Maksudnya, kayak yang paling favs banget, gitu." Tanya Alle.

"Ada. Kenapa?" Tanya Darka balik, ia mengangkat wajahnya, menatap Alle dengan pandangan bertanya.

"Owh, ya? Apa aja?" Tanya Alle lagi, nadanya terdengar lebih antusias.

"Kalo makanan.. Mas suka nugget sama omelet. Kalo minuman... Kayaknya cuma jus wortel susu." Jawab Darka, sembari matanya menerawang, mengingat-ingat apa saja makanan atau minuman kesukaannya.

"Itu sih bukan suka, emang kamu bisanya bikin itu doang." Sahut Tania tiba-tiba sambil tangannya mengambil beberapa bungkus nugget dari dalam freezer lalu memasukkannya ke dalam troli.

"Nggak, ya. Ian emang sukanya itu, kok." Bantah Darka, tidak sadar nadanya seperti anak kecil yang tengah ngambek diledek oleh teman-temannya.

Tania dan Alle bertatapan sebentar, lalu tidak lama kemudian, mereka tertawa geli. Darka yang sadar langsung menyembunyikan wajahnya di balik ponselnya, malu bukan main.

"Terus apa aja yang mas Nio nggak suka?" Tanya Alle setelah berhenti tertawa, Tania juga sudah mulai beranjak ke deretan susu.

"Dibohongin, dikhianatin, ditipu, orang yang ingkar janji." Jawab Darka dengan santainya.

Tidak sadar kalau jawabannya membuat Alle terdiam, terkejut.

"Al?" Panggil Darka pelan saat Alle tiba-tiba berhenti melangkah dan berdiri diam di belakangnya.

"Mas ada salah ngomong, kah?" Tanyanya.

Alle menggeleng cepat, "Ah, nggak. Nggak kok, hehe.. Kaget aja sama jawaban Mas tadi." Jujur Alle, menyunggingkan senyum tipis di bibirnya.

"Kamu nanya-nya apa yang Mas nggak suka. Nggak ada bilang secara spesifik 'apa'. Makanya Mas jawab gitu. Maaf kalo jawaban Mas bikin kamu kaget."

Lagi-lagi, Alle menggeleng, kali ini senyumannya makin lebar, "Nggak apa-apa, kenapa harus minta maaf. Jawabannya nggak salah, kok. Siapa juga yang suka dibohongin ya, 'kan?"

Darka tersenyum, menatap teduh Alle yang juga menatapnya sambil tersenyum lebar. Ingin sekali rasanya ia mengusap sayang pucuk kepala Alle, tapi dia ingat harus tahan-tahan karena bukan siapa-siapa. Hah...

"Kayak yang dunia punya berdua aja." Ucap Tania tiba-tiba.

Membuat tatapan mereka terputus, wajah semerah tomat segar milik mereka sanggup membuat Tania menahan senyum geli, "Udah, ah. Ayo buruan. Abis ini kita makan siang dulu, baru nganter Al pulang ke asrama." Kata Tania.

Alle dan Darka mengangguk serempak.

Darka yang mendorong troli menatap bingung belanjaan yang ada di dalamnya, seperti ada yang tidak biasa.

"Ini apaan, Mbak?" Tanya Darka, mengangkat kotak susu yang belum pernah Darka lihat, bukan susu yang biasa Tania beli untuknya.

"Hehe.. Titip, ya. Jangan bilang-bilang sama mas Jo dulu." Ucap Tania, tersenyum manis sambil menepuk-nepuk perut datarnya yang tertutup kerudung panjang warna pastel blue itu.

RaguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang