20. Makna Cinta

1.5K 107 10
                                    

Tiga tahun kemudian...

06:11 Pagi.

Sinar matahari pagi menyusup masuk melalui celah gorden di jendela, membuat pria yang masih terpejam di atas kasur itu mulai mengerjapkan kedua matanya pelan.

Pria itu, Darka, berusaha membuka matanya dan menyesuaikan kedua netranya dengan banyaknya cahaya yang masuk. Setelah membuka matanya dengan sempurna, hal pertama yang ia lihat adalah pucuk kepala sang istri yang masih tertidur lelap di dalam dekapannya.

Darka tersenyum manis, teringat dengan kegiatan mereka semalam, lalu bergerak pelan untuk mempererat dekapannya pada tubuh sang istri yang hanya dibalut dalaman saja. Mengecupi pucuk kepalanya sambil mengusap sayang surai panjangnya.

Dan karena sentuhan itu, Alle mulai bergerak, merasa terganggu tidurnya, membuatnya semakin mendusal di dada telanjang suaminya.

Darka terkekeh gemas, "Bangun, sayang.." Ucapnya parau, khas sekali suaranya saat bangun tidur.

"Hnggg..." Alle mengerang pelan, mengecup satu kali dada bidang sang suami.

Lalu, Alle mendongak, menatap wajah bangun tidur Darka, "Pagi, Mas sayang..." Ucapnya serak, terlalu banyak berteriak semalam, kurang minum juga, lalu bergerak mengecup bibir tipis Darka.

Pria itu tersenyum hangat, gantian mengecupi seluruh wajah Alle, "Pagi.. Masih sakit, nggak? Bangun, yuk.. Nanti Lea nyariin terus dobrak pintu kamar gimana? Aminya belum pake baju ini, lho." Goda Darka, sembari bangkit dan menumpu tubuhnya menggunakan sikunya, lalu mengecupi bahu dan lengan Alle yang tidak tertutup selimut.

Alle terkekeh, "Emang Mas nggak ngunci pintu semalem?"

"Nggak, Mas lupa." Kekeh Darka.

"Kebiasaan, untung anaknya nggak bangun semalem. Yaudah, awas dong Masnyaa.. Aku mau bangun jadi susah kalo dipelukin giniii.."

"Hngggg..." Rengek Darka, memeluk erat tubuh Alle.

"Ih, tuh.. Kebiasaan, deh. Awas, ah.." Keluh Alle.

Darka ini manjanya, haduh.

"Masih mau cuddle aku tuhh.." Katanya.

"Idih. Apa, sihh.. Udah punya anak satu lho kamu itu Mas, masa mau ngala-ngalahin manjanya anak sendiri. Awas, ah."

Brakk!!!

"Amiiii... Hueee..."

Gadis kecil berusia tiga tahun itu betulan mendobrak pintu kamar mereka, lagi.

Iya, lagi. Karena memang sudah sering begini, saat Darka ingin bermanja-manja dengan istrinya, gadis kecil mereka akan tiba-tiba masuk ke dalam kamar. Untungnya setiap malam, saat mereka melakukan hubungan suami-istri, anak mereka itu tidak pernah tiba-tiba mendobrak masuk. Darka itu memang sering sekali lupa mengunci pintu. Tuman.

Gadis kecil itu berlari menghampiri sang ibu yang hanya bisa memperhatikan saja, tidak bisa bergerak banyak karena belum memakai baju. Kalau anaknya lihat, bisa tanya yang macam-macam nanti. Anak mereka ini rasa ingin tahunya besar bukan main.

"Tuh, 'kan.." Gumam Alle, mendelik pada sang suami, membuat Darka terkekeh, dan langsung bangkit dari kasur, lalu memberikan kaus kebesaran miliknya yang ia ambil dari dalam lemari, pada Alle yang masih duduk diam di atas kasur sambil memegangi selimut, menutupi dadanya, sedangkan satu tangannya yang lain mengusap-usap surai sang anak yang berusaha naik ke atas kasur.

"Sini, sayang.. Sama Abi dulu, ya?" Tutur Darka, lalu menggendong Lea keluar kamar, Azallea Zaihan Gayatri, gadis kecil mereka yang baru berusia tiga tahun.

RaguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang