01

59 20 28
                                    

Pemuda tengah berlari dilorong menuju apartemen dirinya, sesampainya ia membuka pintu itu dan menatap sepupu yang kini menatapnya.

"Lo kenapa sih Mark?" tanya Jaehyun ketika melihat raut panik diwajah sepupunya itu.

"Kak! penghuni di lantai bawah ada yang meninggal karna dibunuh!" ucapnya lalu mendekat kearahnya "Kak, gue mau pindah aja dari sini," ucapnya membuat Jaehyun menggeleng.

"Urusan gue belum selesai, sabar dulu napa, dua minggu gak lama kok." jawabnya penuh penolakan.

Mark mendengus "Kak, gue tuh takut ya, gimana kalo kita juga dibunuh sama pembunuh itu, huh?" sahutnya tanpa dipedulikan oleh sang kakak.

"Gak bakal kalo kita jaga jaga, lagian diapartemen ini gak cuma ada kita, mark. Banyak loh penghuni apartemen ini yang belum jadi korbannya." jawabnya kembali fokus dengan laptopnya.

Mark menatap kesal kakaknya "Yaudah kalo gitu, kita pindah ke apartemen lain aja, kenapa harus apartemen ini sih! mana vibes nya nyeremin lagi." jawabnya seraya mendekap tangan didadanya.

Tanpa membalas Jaehyun hanya fokus dengan laptopnya, Mark mendecak dan berjalan kesal kearah kamarnya hingga menutup pintu dengan keras, membuat Jaehyun menghela nafas dan menggeleng.







"Bang yuta!" teriak haechan.

"Daritadi kerjaan lo teriak mulu, berisik tau gak sih Chan! kalo penghuni sebelah kita ngamuk gimana?" tanya kesal yuta pada adiknya itu.

"Gamau tau gue pengen pindah aja dari sini, lagi dan lagi ada penghuni yang meninggal!" teriaknya lagi membuat yuta menutup mata.

"Gamau!"

"Bang! gue aduin lo ke mama, ya?" ancamnya dihiraukan oleh yuta "Gue aduin balik lo ke papi." jawabnya santai membuat haechan mendecak.

"Emang lo mau mati disini apa?" tanya dirinya membuat yuta menoleh "Ck, Gausah aneh aneh deh, lagian kita gak punya urusan sama pembunuh itu, emang kita ngapain sampe dibunuh?" jawabnya kembali menikmati angin dibalkon.

Haechan mendekat sang kakak "Pembunuh itu bunuh siapapun, mereka gak peduli lo punya urusan atau gak sama dia, lagian beberapa penghuni udah pada pindah loh." sahut dirinya.

"Belum semuanya kan?"

Haechan menatap kesal pemuda itu, ingin rasanya menabok sekeras mungkin "Lo kayaknya cape hidup ya, bang?" ucap dirinya sambil menggulung baju bagian lengannya.

"Gue masih pengen hidup, lo kalo mau macem macem gue pukulin lo balik sampe babak belur!" jawabnya.

"Wah! lo tuh kayak pembunuh loh bang." sahut dirinya membuat yuta tersenyum penuh arti.


















Pemuda berumur 18 tahun yang baru saja pulang dari sekolahnya itu masuk ke lift untuk menuju ke apartemen yang berada dilantai 5, ia tak sendiri tetapi bersama dengan pria yang berpakaian serba hitam.

"Kakak, mau ke lantai berapa?" tanya sopan jisung padanya tanpa dibalas, namun detik berikutnya pemuda itu membalas "Lantai 5." jawabnya singkat membuat jisung mengangguk.

"Kakak, penghuni baru ya?" tanya nya lagi, tanpa tau yang ditanyai itu merasa risih "Banyak tanya deh lo," jawabnya membuat jisung menunduk.

"Iya, penghuni baru." jawab pemuda bernama Renjun itu.

Tit.

Lift terbuka, keduanya keluar beriringan seketika Renjun menatap pemuda yang disampingnya.

"Penghuni nomor berapa?" tanya nya membuat jisung menoleh pada pemuda itu "Kakak tanya aku?" sahutnya membuat Renjun menatap kesal pemuda itu.

[✓] Killer | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang