02

44 21 12
                                    

"Besok ada perkumpulan penghuni, lo ikut?"

Ia menggeleng "Gak, males."

"Lo bakal dicurigain kak, mending ikut deh," jawabnya membuat Taeil menoleh "Lagian mau ngomongin apaan sih? Pasti gak penting."

Swipe swipe~

"Makanya datang, kita gak boleh ketinggalan info loh disaat begini."

Taeil mengangguk "Bener juga sih, yaudah deh."

"Tapi, lo tau kan penghuni lantai 5 nomor 521 yang namanya Jeno?"

Johnny mengangguk menunggu sang sepupu melanjutkan bicaranya.

"Gue denger dia punya hubungan sama pembunuhnya."
































Disinilah mereka berkumpul diruang yang biasa digunakan untuk rapat penting, hanya penghuni dari lantai 5 sampai lantai 8 saja kok, mengapa hanya mereka?

Terserah author lah :D

Kembali ke topik- mereka berkumpul sesuai pengumuman dari author tentunya.

"Ayo dong yang mau berpendapat kenapa cuma diem dieman aja daritadi, tuli lo pada?"

"Bisu anjir bukan tuli." sahut pemuda bernama Lucas itu membuat Mark tertawa kencang diikuti tawa Chenle yang mampu membuat semua menutup telinganya.

"Berisik deh lo pada."

Ia mengangkat tangannya "Gue rasa pembunuh itu ada diantara penghuni, karna apa? Gue juga gatau."

Yangyang menginjak kaki Hendery yang membuat sang empu meringis kecil.

"Ini bisa langsung ke topik gak sih? Buang buang waktu aja deh."

Semua mata menyorot kearah pemuda bernama Renjun itu, "Santai dong, disituasi kayak gini harus tetep tenang kan?" ucap Jungwoo.

"Saya mau berpendapat, saya rasa pembunuh itu pasti memiliki maksud mengapa dia membunuh korban-"

"Formal bener anjir."

"Tidak memotong perkataan saya, bisa?" sahut Pemuda bernama Taeyong itu membuat Haechan ciut.

"-Jadi maksud saya mungkin saja korban itu memiliki masalah sama pembunuh jadi tidak salah mengapa ia menjadi korban, saya juga yakin pembunuh nya lebih dari satu, terimakasih."

Kun menatap pemuda itu "Lo bilang 'tidak salah mengapa ia menjadi korban'? Gila ya lo mereka korban loh kok lo bilang gitu sih?" sahutnya merasa kesal sebab pemuda itu terkesan menyalahkan korban.

"Gue setuju, kita gak bisa salahin korban loh disini jelas yang salah itu pembunuhnya dong padahal kan kalo ada masalah bisa dibicarain baik baik kenapa harus bunuh bunuhan?" ucap Shotaro.

"Gak bisa gitu juga dong, gue yakin kok pembunuh itu punya alasan kenapa dia bunuh yang jadi korban itu, setiap orang punya alasan kenapa dia lakuin itu." sahut Jaemin.

"Kok lo nyolot sih, Jing?" umpat pemuda bernama Ten itu.

Taeil menggeleng "Bahasa nya bisa dibenerin gak sih?" begitu katanya sebab itu memang tidak suka orang yang mengumpat.

"Gue gak nyolot loh kak, lo aja yang baperan kali."

Ten hendak maju jika tidak ditahan Doyoung "Wah, ngelunjak ya lo anjir!" ucapnya kesal.

Taeyong menarik kedua adiknya itu keluar dari sana, buang buang waktu saja begitu pikirnya.

"Gak jelas deh lo kak."

Pemuda bernama Ten menepis tangan Doyoung yang menahannya dan berlari maju memukul Jaemin.

Jisung yang berada disebelah Jaemin menahan sang kakak yang hampir kejengkang, sementara Jeno menarik Jisung untuk menjauh dan kini berada disamping Renjun, kasian Jisung.

"Aduh balik aja yok," ajak Sungchan menarik Shotaro pergi juga dari sana.

Johnny dan Taeil menatap datar didepannya itu, 'bocah prik' itu yang berada dipikiran keduanya sekarang.

Jaehyun menatap sekitarnya lalu beralih menatap sepupunya itu "Mau balik gak?" tanya dirinya dibalas gelengan "Disini dulu aja."

Yangyang menatap takut dua orang disamping nya "Kak, ayo pulang aja." ringis nya takut sebab dia memang orang yang takut akan keramaian apalagi perkelahian seperti ini.

Merasa paham Xiaojun juga ikutan menarik keduanya adiknya itu kembali ke apartemen nya.

Winwin menatap Yuta "Pada balik, kita gak balik juga?" tanya Winwin membuat Yuta menggeleng dan tersenyum penuh arti "Disini seru."

"DIEM WOI!"

Teriakan pemuda bernama Renjun itu membuat semuanya seakan berhenti, terutama Jisung yang berada disebelah hampir budeg, gak.

"Kapan selesainya kalo gini? Daripada ribut gak jelas lebih baik pikirin gimana kalo misalnya diantara kita bakal jadi korban besok!"

"Gausah kayak anak kecil dong,
gak malu apa sama yang muda." ucapnya menarik Kun dan Chenle keluar dari sana, Chenle yang sekilas menatap Jisung ikutan menarik pemuda itu, kok jadi acara tarik tarikan sih?

:D

"Kan udah gue bilang, pasti gak penting." sahut Taeil pergi begitu saja diikuti Johnny tentunya.

Merasa sudah hampir sepi Ten menatap tajam Jaemin "Awas ya lo." ucapnya sebelum akhinya pergi menarik Doyoung, tuhkan ditarik lagi.

















































































































Tanpa sadar seseorang didekat mereka tersenyum senang melihat kekacauan akibat ulahnya.

[✓] Killer | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang