10

28 10 0
                                    

Tinggal beberapa chapter lagi tamat! Gimana? Udah pick siapa pembunuhnya?

Clue: 13





Kini, Taeil berjalan santai dilorong Apartemen nya. Omong-omong hari ini dia sedang tidak bekerja, oh ya, niatnya untuk ngurung juga dibatalkan.

Menurutnya itu sama berbahaya nya juga bukan? Maksudnya, kalo dia atau saudara nya dibunuh nanti gak ada yang tau? Nasibnya bagaimana coba?

Ohh kasihan, aduh kasihan~

Ia berjalan sesekali bersiul.

Brak!

Ia tersentak, itu suara apa? Dari suaranya sih seperti barang jatuh, dan itu berasal dari Apartemen 810.

Apartemen Sungchan!

Loh? Sungchan? Ia berpikir sejenak, kemaren kan Sungchan menginap dirumah Renjun. Lalu didalam apartemen itu siapa?!

Ingin melihat tapi dirinya takut, takut dibunuh. Ingin kabur saja, terdengar sangat kejam bukan. Duh kok gini sih?

Ia mengintip sejenak dari kejauhan, pintunya terbuka lebar namun ia tak dapat melihat apapun.

Maju selangkah, dua langkah, tiga langkah, hingga sampai dilangkah ke enamnya.

"Anjir! Dia ngapain?"

"Tapi, itu yang pingsan bukannya..."



































































"JUNGWOO!"





























Pemuda dengan kapak ditangan nya itu menoleh, tepat melihat kearah Taeil yang kini menatapnya juga.

Ia beralih menatap orang yang sudah tak berdaya, tinggal senggol sedikit saja pasti sudah... gitu deh.

Ia mengangkat kapak itu tinggi-tinggi dan menancapkannya tepat diperut Jungwoo.

Dan berjalan santai kearah pintu, dimana Taeil sudah tak berada disana.

Ini bahaya, Taeil melihat wajahnya!

Ia harus segera menghabisinya!













































Clap!

Kapak yang berlumuran darah itu menancap sempurna dipunggung pemuda yang memergokinya tadi, ia menatap lekat orang itu.

"Sorry ya bang... bahaya kalo lo hidup."

"Chan..." lirihnya sebelum akhirnya menutup matanya sempurna.

































"DEMI APA?!"

"Dua adek gue mati ditangan pembunuh itu, gitu?!"

"Pembunuh sialan!"

Xiaojun berusaha menenangkan orang didepannya, ia paham sekali bagaimana perasaan pemuda itu.

Adiknya juga kan... menjadi korban.

"Ayo, kita harus urus kak Taeil. Dia juga jadi korban." Katanya ketika membuka handphone untuk melihat pesan dari rekannya.

Taeyong mengusap wajahnya kasar "Sampe kapan ini selesai? Korbannya makin banyak." Sahutnya dengan raut wajah frustasi.

"Ayo."



























"Kak Sungchan kemana sih?" Sahut Chenle pada Jisung.

"Mungkin sebentar lagi," jawabnya seraya mengupas buah berwarna merah itu.

"Udah dong jangan sedih terus." Hibur Haechan pada Yangyang yang sendari tadi murung saja.

Chenle menoleh "Iya! Ayo kita seneng seneng!" Ajaknya semangat diangguki Jisung.

"Seneng diatas penderitaan orang gitu?" Kata Mark kemudian tertawa hambar membuat Haechan tertawa terbahak-bahak.

Omong-omong, mereka berada diapartemen Renjun. Bermain saja sih, kapan lagi kan ya?

Hanya Chenle, Jisung, Haechan, Mark, Yangyang dan Sungchan yang sejak tadi belum kembali. Katanya sih ke apartemen nya sebentar.

Ohya, ada Kun juga yang masih tertidur dikamarnya.





























"DOYOUNG!"

[✓] Killer | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang