06

39 15 12
                                    

Rada gak pede sama cerita ini, tapi sayang juga kalo di un-publish T_T



"BANG YUTA!"

Teriakan itu membuat orang itu segera keluar dari kamarnya, menghampiri saudaranya. Masih pagi udah teriak teriak, siapa tuh?

"Apasih, Chan?"

Haechan menatap takut kearah pemuda itu, membuat Yuta menatapnya bingung. "Kenapa?"

Haechan menunjuk kamar yang berada disamping kamar dirinya, kamar Winwin.

"I-itu..."

Yuta menoleh sebentar kearah kamar yang ditunjuk itu pintunya sedikit terbuka, ia melirik Haechan lalu berjalan menuju kamar itu.

Deg!





















Ada Winwin yang tergeletak tak bernyawa dengan pisau yang menancap dilehernya!














"SIAPA YANG BUNUH ADIK GUE?!"

"WOI KELUAR LO SEMUA!"

Doyoung yang pertama menghampirinya sebab teriakan pemuda itu tak jauh dengan keberadaan dirinya.

"Ada apa?"

Yuta menatap orang itu "Lo yang bunuh adik gue? Ngaku!"

Doyoung menunjuk dirinya sendiri. "Apaan dah? Gue gak tau apa apa ya njir!" katanya, kan memang bukan dia tapi teman nya. Eh?

"Ini ada apa?"

Yuta beralih menatap orang yang baru menghampirinya itu "Lo yang bunuh adik gue kan? Ngaku lo!" tuduhnya.

Johnny menatap kesal pemuda itu, masa dia dituduh sih. "Lo jangan asal nuduh dong! Semua penghuni aja lo nanyain." jawabnya lalu berjalan dan masuk kedalam lift.

Ia berjalan frustasi kearah apartemen dirinya, membuat seseorang didekatnya tersenyum miring.















Taeyong, Xiaojun dan Renjun melihat sekitaran kamar yang kini menjadi korban lagi.

"Darahnya udah lumayan kering, gue rasa dia dibunuhnya semalem." Ucap Taeyong, omong-omong dia detektif.

"Dikamar ini cuma ada satu cctv, tapi udah dirusak." Sahut Renjun sambil memperhatikan cctv yang berada dipojok kiri.

Xiaojun menghampiri Haechan, harusnya sih dia menghampiri Yuta. Tapi dia masih kesel karna tadi dituduh!

"Apa semalem ada yang datang?" Tanya nya dijawab gelengan oleh pemuda itu.

"Apa sebelumnya sempet liat darah dikamar dia atau dimana gitu?" Tanya Renjun membuat Haechan terdiam.

Dia ingat!

"Waktu lusa ada banyak banget darah di wastafel itu, karna itu masih pagi jadi gak ada yang liat selain gue." Jawabnya seraya menunjuk wastafel untuk mencuci piring.

"Kenapa nanya gitu?"

Renjun menoleh kearah Taeyong "Gue rasa setiap korban bakal di neror dulu sama darah atau semacamnya." Jawabnya membuat Taeyong menganguk-anguk.






















"Ada korban lagi ya?" Tanya Taeil ketika melihat Johnny yang baru masuk.

Johnny mengangguk "Lantai 6 nomor 652, Winwin."

Taeil terdiam "Kayaknya kita perlu ngurung terus deh sampe keadaan membaik, besok lo beli bahan makanan yang banyak. Ya?"

Johnny mengiyakan saja dan masuk kekamarnya lalu...





























"KAK TAEIL, INI KOK ADA DARAH!"







 

Sungchan berlari terbirit birit kearah apartemen nomor 652, itu karna Renjun sedang disana.

Apalagi disana ramai sekali, ia juga baru ada korban lagi ketika mendengar teriakan Yuta. Kebetulan ia tidak jauh juga berada disana.

"Kak Renjun!"

Yang dipanggil menoleh dan menghampirinya, ia menunggu pemuda itu untuk melanjutkan bicaranya.

"Dikamarku ada banyak darah!" Ucapnya panik, padahal baru aja dia tinggal sebentar ke dapur.

"Kamar gue juga!"

[✓] Killer | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang