04 II LATER

17 1 0
                                    


- Kamu alasanku tertawa dan tersenyum dengan segala tingkah lakumu itu, Gara... 


Nara memutar lagu di Laptop nya itu kencang, sangat kencang. Sehingga membuat Airin yang sedari tadi fokus belajar merasa terganggu dengan suara musik itu. 

Yaps, Nara sedang berada di rumah Airin. Sehabis pulang sekolah diantar oleh Gara, awalnya mereka berdua sempat beradu mulut, bahwa Nara harus segera langsung pulang dan mengantar Nara ke rumah, namun Nara tetaplah Nara. 

Karena itu, Gara menyerah dan mengantar Nara untuk menuju ke rumah Airin. 

Alana sudah pulang bahkan sebelum Gara dan Nara pulang, karena keluarga Alana mencemaskan keadaan gadis itu, seusai keluar dari Rumah sakit kemarin.

------

"NAR !!! BISA KECILIN DIKIT GAK SI? LO GAK DENGER APA MUSIK SEKENCENG GITU?!" teriak Airin kencang, karena suara musik itu sangat kencang.

Nara menghendikkan bahunya acuh, dan tetap pada volume suara yang tinggi. Membuat Airin meremas rambutnya frustasi dan menutup buku pelajarannya, menghampiri Nara yang sedang bernyanyi tidak jelas diatas kasur nya itu.

"Suara lo cempreng, gausah sok nyanyi deh" sindir Airin dengan emosi dan stress nya masih melekat di kepala.

"Bodo amat. Suara-suara gue napa lo yang peduli." ujar Nara pedas.

Airin membelalakan matanya dan mengusap dada nya pelan, "Bawel banget sih lo, beda cerita lagi kalo tetangga sebelah gue ngga ada disini Nar, udah rasanya pengen gue singkirin lo, uuuhhh" Airin sangat gemas kepada sahabat 'rese' nya itu.

Nara cuek dengan omelan Airin dan fokus bernyanyi meskipun suaranya dibilang lumayan, --- merdu.

--------------

------             

Jam telah menunjukkan pukul 22.35

Hari telah menjelang tengah malam, kedua gadis cantik itu terhanyut dalam keseruan-nya masing-masing sehingga malam sudah tiba. Tidak terasa mereka berdua telah menghabiskan satu Drama Series Korea hampir setengah hari.

Nara yang menyadari itu, sontak bersiap-siap untuk pulang kerumah, Nara lupa waktu.

"Rin, gue pulang dulu ya," pamit Nara buru-buru.

Mata Airin menuju kearah jam dinding yang telah bersatu dengan tembok kamarnya, gadis itu menyerngit,

"Udah mau tengah malem gini lo mau pulang? Nggak nginep disini aja Nar?" tawar Airin cemas. Karena Airin tahu, jika Nara pulang sekarang Nara akan diamuk oleh Tuan rumah nya itu.

"Nggak deh, kapan-kapan aja" tolak Nara

"Tapi Nar..."

"Udah, beloman jam 11 juga kok. Gue pergi sekarang ya,"

Wajah Airin terlihat sangat cemas, bagaimana tidak... 

Nara mempunyai Orang tua yang sangat amat dingin. Termasuk papanya. 

"Yang bener aja lo pulang malem banget gini, gue telpon Gara aja ya?"

"Gapapa Rin gausah, paling dia lagi sama Alana. Gue ngga mau ganggu mereka"

"Nar.... serius lo? Apa nggak nginep disini aja?"

"Iya, gue nggak bisa nginep sekarang Rin,gue aja belom izin sama orang rumah. Ntar dicariin, berabe masalahnya. Gue udah cape"

Nara mengambil ponselnya dan segera minta jemputan dengan supir pribadi nya, Pak Adi.

-

"Yaudah, kalo ada apa apa, bilang ya Nar sama gue... kalo ada motor udah gue anterin lu Nar."

Nara terkekeh pelan, "Iya,bawel."

"DAAAAHH!!!! HATI-HATI YA NAR!!!!!"

"Daaahh!"

Dari balik jendela dalam mobil itu, Nara tersenyum, senyum manis itu terpatri indah di wajahnya.

Jujur saja, Nara sangat beruntung dengan sahabat satu-satu nya itu. Karena Airin lah, tempat Ia pulang dan bersandar. 

Airin selalu menjadi titik puncak kebahagiaan Nara, sampai saat ini yang selalu menemaninya setiap saat meskipun jarak rumah mereka saling berjauhan.

--------







LATERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang