12 II LATER

4 0 0
                                    

Tidak mencintai memang menyedihkan, tapi jauh lebih menyedihkan tidak bisa bersama ketika sudah saling mencintai

-----------

Kedua netra hitam coklat Nara melihat sosok Airin menghampirinya tergesa-gesa dari kejauhan, gadis itu tampak terburu-buru seolah olah ada yang ingin sahabatnya itu tanyakan.

"NARRRRRRRR" teriak Airin keras, sehingga teriakannya bergema diseluruh lorong koridor yang sepi itu

Nara terperanjat kaget, suara sahabatnya itu melengking ditelinganya sehingga membuat kedua telinganya berkedut kedut,

"Apaan, Rin?" tanya Nara heran

Airin memegang bahu Nara erat, nafasnya berderu cepat, dadanya naik turun, menopang tubuhnya ke tubuh Nara menggunakan kedua lengannya, tampaknya gadis itu sedang kelelahan dan ngos-ngos an akibat berlari-lari sedari tadi.

"Nar, lo gila? lo abis kemana aja anjir?" tanya Airin, 

Nara mengelus tengkuknya pelan, "Ga kemana-mana perasaan.."

"Lo tau? tadi malem, kakak sama mama tiri lo nyamperin kos gue nyariin lo, lo ilang kemana dah? ada masalah lagi lo?" wajah Airin tampak khawatir, jelas sangat khawatir. 

Di malam santai nan sepi dirinya yang sedang santai marathon film sembari menunggu Nara datang untuk mengerjakan kelompok tiba-tiba dihampiri oleh dua orang yang tampaknya sangat Familier baginya. Dan kedua orang itu, adalah salah satunya keluarga Nara yg terlihat sedang panik mencari sahabatnya itu yang tengah menghilang tiba tiba.

Nara mengalihkan pandangannya kesamping, hatinya masih merasakan gejolak emosi yang tersisa dimalam kemarin. 

"Narrr, lo kalo ada masalah tuh bilang kek sama gue... jangan diem aja. Daritadi malam gue telpon ngga aktif, gue tungguin lo kemana aja si?" desak Airin ditengah keheningan itu.

"Gue berantem lagi sama Papa,"

"Kenapa?"

"Masalahnya gue mau kerkom aja dibacotin, biasanya gue keluar malem malem ngga bilang aja ngga masalah tuh? makanya ribut Rin, gue capek yaudah gue kabur trus pingsan dipinggir jalan, bangun bangun udah di Apartemen Gara," akhirnya Nara membuka suara.

Airin menatap Nara tatapan terkejut, "Lo pingsan? yaampun Narr, sukur lo ketemu Gara kalo kagak, nasib lu gimana etdah" 

Nara memutar bola matanya jengah, "Ya itu nasib gue, bukan nasib lo peaa"

Airin berdecak kesal, "Ada yaaa batu lebih keras dari manusia"



LATERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang