06 II LATER

10 0 0
                                    


- Dengan segala cara, kamu telah menjadi seseorang yang bisa melakukan semuanya, jika ada yang bisa menyelamatkan ku, itu pasti kamu.


16.26

Nara sedang duduk tenang di taman dekat perumahannya sembari membaca buku dengan earphone yang melekat di kedua telinganya. Kepala nya sesekali bergerak ke kanan dan kiri mengikuti alunan lagu.

Nara menghela nafasnya, matanya mendongak keatas menatap langit. Langit diatas sana sangat cerah dan angin sepoi-sepoi membuat suasana ditaman itu terasa sejuk. Seperti biasa taman itu di hari sabtu kadang ramai kadang tidak.

Mungkin bisa dihitung orang yang berlalu lewat.

"MAMIII!!! LIAT DEH!!!"

"MAMII!!! BUNGA NYA CANTIK KAN??"

Mendengar teriakan itu membuat mata Nara menuju kearah seberang sana, disana ada Gadis kecil yang memegang bunga dan memperlihatkan bunga itu kepada Ibunya. Anak polos dan Wanita itu terlihat ceria dan gembira. 

Nara yang melihat itu lantas tersenyum hangat, ternyata jika Ibunya masih ada diwaktu sekarang, mungkin hidupnya akan sebahagia itu. Nara teringat semua kenangan masalalu dengan Ibu nya sewaktu di taman ini saat Ia kecil.

Sewaktu Wanita dan Anak kecil itu ingin menyebrang seketika membuat Nara kaget. Suara klakson Mobil itu sangat kencang sehingga mungkin di kejauhan terdengar nyaring.

BRUK

Waktunya terasa berhenti, nafasnya sesak, hatinya berdesir kencang. Darahnya mengalir cepat, dan dahinya terdapat banyak kerutan dan emosi. 

Sosok gadis kecil disana menangis keras menangisi Ibu nya yang terkapar tidak berdaya. Hatinya terasa ditusuk ketika melihat kejadian didepan yang baru saja Ia saksikan. 

Terjadinya kejadian diseberang sana seketika Trauma  berat itu kembali menyerang.

Nara --- Dejavu.

- Flashback -


Seorang gadis kecil cantik itu, sedang berada dibawah naungan sebuah toko, semua orang ramai untuk mencari tempat untuk menaung dari derasnya hujan. Seluruh badan Anak kecil itu bergetar mendengar kerasnya suara petir diseberang sana.

Anak kecil itu adalah Nara, yang sedang takut sembari merangkul lututnya kencang.

"Maa, Nara takut... hiks...hiks.."

Nara menangis kencang disana dengan memanggil Ibu nya berharap datang untuk menjemputnya. Namun, harapan nya nihil. Tidak ada siapa-siapa yang menjemputnya sekarang. 

Suara hujan makin keras dan jatuhnya air semakin deras. Sudah satu jam lebih Nara menangis kencang menunggu jemputan.

"Hiks...hiks.. Mama dimanaaa..."

"Nara takut..."

Nara takut, dengan hujan deras.


Tak berselang lama, ada sebuah Mobil sedan hitam berhenti diseberang sana, dan ada sosok Wanita berseri dengan raut kesedihan menggunakan seragam kantor yang sedang panik dan khawatir. Matanya terlihat jelas Wanita itu cemas dan gelisah. 

"NARAA!!! INI MAMAA!!! TUNGGU DISANA YAA!!!"

Nara sontak mendongakkan kepala nya dan menatap Wanita itu, itu Mayara Adelline.

Nara tersenyum senang, karena ini yang ditunggu-tunggu nya sedari tadi. Menunggu jemputan dari sang Mama. Nara melaimbaikan tangannya keatas, menampilkan gigi putihnya lebar. 

"MAMAAAA!!!" Teriak Nara keras.

Nara beranjak buru-buru untuk datang kepada Mamanya.

Maya membulatkan matanya,

"NARA!!! JANGAN!!!"

Maya memantau keadaan disebelah kiri dan kanan

"NARA!!!!!! AWASS!!!!!!!!"

Nara dengan wajah polosnya itu melihat Mobil dari jalur samping sedang melaju sangat cepat. Gadis kecil itu hanya berdiri ditengah jalan ditemani dengan derasnya hujan berjatuhan.


TIIIIIITTTTTT!!!!!!

BRUK....

Nara menutup mulutnya Shock  tak Ia pungkiri didepannya ada Wanita tergeletak dengan darah mengucur di kepala nya. Seluruh tubuhnya kaku, wajahnya pucat seketika. Hatinya bergemuruh hebat, dan seluruh tubuhnya kaku.

Kedua mata Nara menatap kosong didepannya, wajahnya sangat jelas untuk dibaca Ia mengalami Trauma .

Semua orang berhamburan untuk menolong dan mengatasi kemacetan disana. 

"Ya Allah, Pak... Tolong cepat telfon Ambulans!!!"

Tiba-tiba ada Anak kecil laki-laki menghampiri Nara

"Kamu gak papa?"

Nara menatap kosong dan masih tidak menyangka dan percaya, bahwa baru saja didepannya terjadi kecelakaan dan korbannya....

Ibunya sendiri.

"Kaki kamu luka, pasti sakit ya?"

Nara menggelengkan kepalanya cepat, tangannya mengusap rambutnya secara kasar.

"Jangan... rambutnya nanti berantakan..." lirih anak itu sendu.

Nara menatap anak laki laki itu tajam, sehingga membuat anak kecil itu meringis

"Liatnya jangan gitu, takut" kata anak itu gemas, "Bunda aku lagi nelfon Ambulans kamu tunggu ya, jangan sedih... kalo sedih nanti ibu kamu juga sedih..."

Nara mengangguk pelan, hatinya sedikit tenang mendengar perkataan anak itu. Ia yakin bahwa Mamanya seorang Wanita yang kuat.

Dan betul saja, Ambulance itu telah sampai ditempat. Matanya terarah kepada Mamanya yang dibawa untuk masuk Ambulans itu.

Wanita yang tidak dikenal itu menghampiri Nara dengan senyuman hangat, "Ikut sama om nya yaa, temenin ibu kamu"

Nara mengangguk pelan, Ia segera beranjak dari tempat itu dan menuju Mobil Ambulans. Tetapi, ada tangan yang mencekal Nara. Nara menoleh ke belakang.

"Ini buat kamu, mungkin nanti kita bisa ketemu lagi," ucap Anak itu dengan senyuman yang terpatri di wajah tampannya. Anak itu memberikan gelang tali hitam polos itu kepada Nara.

"Iya, makasih.."






LATERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang