[3] perihal kiss

2.1K 269 13
                                    

terdengar teriakan riuh dari para siswa siswi yang sedang menonton pertandingan bola dan di sudut pinggir lapangan sana, jidan bersorak menyemangati sang kekasih yang hari ini menjadi kapten kelasnya.

jangan remehin havian, emang bisa dibilang tampangnya bukan tampang yang jago bermain bola tapi kenyataannya ia sangat jago di bidang olahraga ini.

"sayang semangatt!!" teriak jidan dari pinggir lapangan.

"JIDAN PENGHIANAT KELASS AAAAAAAA."

"GEBUKIN GEBUKIN!!!"

teriak teman kelasnya bercanda karena hari ini kelasnya tanding dengan kelas havian. akan tetapi kelas bukan alasan jidan buat berhenti bucin.

"MAAF GUYS TAPI PACAR GUE NUMBER ONE." balas jidan.

"NAJES BUCIN BANGET."

"bacot lo jomlo."

"SIALANNNN!! GUE MAU PUNYA PACAR JUGAAAA."

jidan tertawa lepas karena tingkah teman sekelasnya itu. kemudian matanya beralih ke tengah lapangan, di mana si kecil sedang menggiring bola dengan lincahnya menghindari arjuna dan mencetak satu angka.

"GOLLL!! YA ALLAH PACAR GUE KEREN BANGETTT!" teriak jidan kagum.

jidan bangga banget punya pacar yang keren gini, haduh ngerepotin hatinya aja si havian havian ini.

tidak terasa jam istirahat udah selesai yang artinya pertandingan hari ini juga berakhir.

havian melepas seragamnya dan menyisakkan kaos putih yang melekat di badannya, ia dengan segera berlari menghampiri jidan yang ada di pinggir lapangan.

"ji!!!" senyum havian mengembang membuat jidan ikut tersenyum ketika havian sudah berada tepat di hadapannya.

"ih pacar ku hebat banget cetak satu angka." ucap jidan sembari mengusap lembut rambut havian, "tapi sayang kelasnya kalah." lanjutnya yang membuat havian memukul kepala jidan.

"SAKIT!" pekik jidan, kepalanya terasa nyut-nyutan.

"berisik."

kemudian havian meraih botol air mineral yang dipegang jidan lalu meminumnya, sebenernya sih ini pemandangan yang biasa aja namun kali ini membuat jidan salah tingkah.

oh iya, setelah kejadian di dapur itu suasana keduanya jadi sedikit canggung buat jidan sendiri tapi entah lah buat havian karena kemarin havian dengan tenang membawa gelas ke dalam kamarnya, meninggalkan jidan yang terkejut sendiri dengan ulahnya.

"ji? ji? JIDAN!!"

jidan mengedipkan matanya dan dunianya kembali bergerak, memikirkan kejadian itu selalu membuat pikirannya blank dan berhenti berfikir.

"i-iya.. apa?"

"mikirin apa sih?" tanya havian sembari menepuk pelan pipi jidan.

jidan menggeleng, "nggak kok, nggak mikirin apa-apa cuman tadi kepikiran kamu kok bisa secantik ini." ucapnya dengan genit.

"DANGDUT BANGET MALESSSSS." namun pipi havian tetap merona digodaiin ala jamet sama jidan.

"ayo ke kelas." ajak havian.

sebelum itu jidan melepas seragamnya seperti yang dilakukan havian sebelumnya, menyisakan kaos hitam polosnya. dan menutupi badan depan havian dengan seragamnya yang membuat sang kekasih melototkan matanya.

"kamu gabisa jalan ke kelas kayak gitu."

setelah itu jidan berjalan mendahului havian dengan semburat merah di telinganya, tanpa jidan ketahui pipi havian merona merah dan sedang merutuki dirinya sendiri.

cosmos [hoonsuk]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang