WLM 17

2.5K 343 42
                                    

Saat ini Chaeyoung duduk di samping ranjang Rumah Sakit yang Lisa tiduri. Sudah dua hari berlalu sejak kejadian itu Lisa tak kunjung sadar juga padahal anak berponi itu keadaan nya sudah semakin membaik

"Lisa. Kamu kapan bangun sih? Cepat bangun dong Lisa , ini hari ulang tahun kita loh. Masa kamu biarin Chaeng tiup lilin sendirian"

"HUAAAAA IMO. Lisa kenapa gak bangun-bangun hiks"adu Chaeyoung kepada Jisoo yang duduk di sofa tengah mengerjakan tugas kantor beranjak bangun dan mendekati ponakan nya itu

"Jangan menangis , kan Dokter Jung tadi bilang kalo Lisa akan segera bangun. Chaeyoung harus sabar ya "

"Sabar sih sabar Imo , tapi tidak untuk hari ini. Kalau sampai Lisa gak bangun juga sampai nanti malam , nanti Chaeng akan minta Dokter Jung untuk memotong poni Lisa menggunakan gergaji"

"Heh ! Jangan. Nanti yang ada kepala adik mu yang putus. Kamu mau memiliki adik hidup tanpa kepala"

"Endak mau lah"

"Ya sudah jangan bicara seperti itu lagi oke"

"Oke Imo. Maaf perkataan Chaeng sudah keterlaluan"

"Gwenchana ! Asal kamu tidak mengulangi nya lagi ya"

"Emm"Chaeyoung mengangguk sebagai jawaban atas permintaan Jisoo tadi

"Lisa-ya ! Cepat bangun eoh. Dan kita akan merayakan ulang tahun mu dan Chaeyoung bersama-sama"ucap Jisoo dalam hati memandang sendu wajah damai Lisa yang masih betah dalam tidur nya

-

-

-

Malam pun tiba. Chaeyoung kembali kesal karena adik nya itu masih berada dalam keadaan sebelumnya.

Anak dengan pipi tembam itu akhirnya menampar pelan kedua pipi Lisa secara bergantian , tapi tetap saja Lisa tidak merespon sama sekali.

Chaeyoung pun kembali menangis sambil memeluk Lisa erat

"Lisa hiks maafkan Chaeng ya , Chaeng sudah hiks pergi ninggalin Lisa sama Mommy. Seharusnya Chaeng tetap di sana dan membantu Lisa menyelamatkan Mommy dari para Pamam setan itu"

"Lisa juga sih hiks hiks , ngapain bantu Mommy? Mommy kan sudah dewasa seharusnya kita sebagai anak kecil diam saja menonton"Kata Chaeyoung berkeluh-kesah pada adik nya sampai tidak sadar jika Lisa mulai sadar dan lebih memilih diam mendengarkan

"Tapi Lisa hiks. Chaeng endak salah kok , Chaeng itu anak baik endak nakal tau. Tadi Chaeng lari karena takut melihat darah  , jadi hiks Chaeng pergi dari sana dan mencari bantuan."

"Endak apa-apa Unnie. Lisa justru senang mereka tidak ikut memukuli Unnie juga "sahut Lisa lemah membuat Chaeyoung langsung menegak kan kembali tubuh nya dan terkejut melihat adik kembarnya kini sudah sadar

"Lisa hiks kapan sadar nya? Chaeng endak tau hiks Lisa sadar hiks"tanya Chaeyoung sesenggukan di balah kekehan kecil dari Lisa

Tangan mungil itu meraih wajah kakak nya dan mengusap lembut pipi tembam yang kini di penuhi oleh banyak nya air mata yang mengalir. Ia hapus semua jejak air mata itu sampai tak tersisa sedikit pun

"Unnie tidak perlu mencemaskan keadaan ku. Lisa baik-baik saja. Lagi pula Lisa endak bisa biarin Mommy di pukuli sama mereka , bagaimana pun juga Lisa harus menolong nya."

" Ouh iya ! Di mana Mommy? Apa dia baik-baik saja?"jawab Lisa berubah cemas saat kembali teringat kejadian tersebut keadaan sang Mommy tidak bisa di katakan baik-baik saja

"Kata Imo Mommy baik-baik saja sekarang. Tadi siang sempat ada Dokter kemari dan memberitahu bahwa Mommy sempat mengalami henti jantung"

"Lisa. Kamu tau endak apa itu henti jantung?"tanya Chaeyoung dengan wajah polos nya

We Love Mommy ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang