11. departure and return

1.9K 133 10
                                    

"kamu bisa menerima takdir tapi tidak untuk menolaknya."
*
*
*

"Hee bangon!! Bangon!!"

"Apasih bang tidur enk nihh!!" Cia merasa terusik dengan suara Dev, begitu juga zeya duduk menggeliat mengumpulkan nyawanya.

"Tidur lihat lihat! rumah gue kayak kolong sampah, bangun cepet bersihin!!"

"Arsa aja bang, Arsa kan ada."

"Gak sopan nyuruh nyuruh tuan rumah! Cepetan bangun!"

"Lima menit lagi bang bentar."

"Gue mau berangkat, gue usir kalian dari sini lama lama."

"Iyadeh iyadeh!"

Mau tak mau Cia dan Zeya terpaksa menuruti perintah devon membersihkan bungkus snak dan kulit kacang karena ini adalah ulah mereka berdua sudah di bilang jangan buang bungkus dan kulit kacang sembarangan masih saja buang sembarangan, Arsa? Entahlah seperti tidak ada selera untuk makan snak dan kacang lantas memilih tidur untuk menetralisir rasa sakit perutnya.

Cia yang melihat Arsa menuruni tangga dengan wajah penuh memelas mengadu.

"Queen!! Lihat bang dev masa iya kita di paksa bangun, disuruh bersih bersih lagi."

Arsa terkekeh melihat dua temannya itu ogah-ogahan mengumplkan sampah hasil ulah mereka berdua. Sebenarnya tadi sebelum membersihkan tubuhnya ia ingin membersihkan dulu bungkus dan kulit kacang tersebut, melihat Cia dan Zeya masih terlelap tidur di lantai bulu sofa tidak etis menurutnya menyapu dengan adanya orang.

"Gausah ngadu lo."

"Tuh kan Queen."

Arsa mengambil kantong kresek di dapur guna menjadikan satu sampah lalu membuangnya di tong sampah depan.

"Capek banget padahal cuman bersihin gini doang." sambat Cia.

Sambil menunggu Arsa kembali dari membuang sampah, Cia dan Zeya merebahkannya tubuhnya di sofa dengan keringat sebesar biji jagung memenuhi kening mereka.

"Mangkanya belajar beres beres jangan manja mulu, 'bi bersihin kamar aku dong'." Kata Devon menirukan suara khas Cia.

"Dih mana ada aku kayak gitu."

"Tak sadar diri."

"Roastings mulu roastings mulu, dahlah ga jadi muji bang Dev gak jadi ganteng."

"Tanpa lu puji pun gue udah ganteng."

"Pede banget!"

Tanpa ingin menimpali, Dev memilih membuka room chat melihat banyaknya chat dari room tersebut tertuju bahkan banyak tag untuk dirinya.

Jaringan bergoyang mengetikkan sesuatu di atas keyboard untuk menjawab pesan pesan tadi.

"Bang." Panggil Arsa.

"Yaa Sa?"

"Berangkat jam berapa?"

"Penerbangan jam setelah tiga, nanti berangkat dari rumah setelah shalat dhuhur."

Incident With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang