02. One problem

3.2K 203 5
                                    

Happy Reading🖤
*
*
*

----o0o----

Suara azan berkumandang terdengar di telinga Arsa, hampir delapan jam terkurung di dalam satu ruangan dengan laki-laki bukan mahramnya. Setelah berhasil membuka pintu utama dengan bantuan karyawan yang di panggilnya lewat telepon tadi Arsa pulang mengendarai sepeda motor kepemilikan Cia. Bulir bening terus saja menetes tanpa ingin berhenti, harta berharga direnggut dengan kasarnya lalu bagaimana sekarang citra keluarga hancur karena dirinya.

Jalanan di perumahan tempat rumahnya begitu ramai berbondong bondong ingin ke masjid melaksanakan kewajiban. Sesampainya di rumah Arsa mengendap tanpa ingin keluarga nya mengetahui.

Baru saja menaiki tangga untuk ke kamarnya, dari arah pintu utama suara serak mengagetkan nya.

"Baru pulang Sa?"

Devon dengan pakaian casual kaos hitam di padukan celana cream kain baru saja pulang terlihat dari helf full face yang berada di kamarnya.

"O-oh iya baru pulang bang."

"Kenapa baru pulang?"

"Ke-maleman tadi kemaleman j-jjadi ngine-p."

"Terus sepeda kamu kemana?"

"Pakai sepeda Cia, kunci motor ketinggalan di mobil Zeya."

"Kenapa gak chat, tau gini pulang bareng Abang." Ujar Devon lalu bergegas melepaskan sepatu yang di pakainya "jangan di ulangi, cewe gak baik pulang sendiri malem malem jalanan sepi kalo ada apa-apa siapa yang bantu."

"Iya-aa bang, Asa ke kamar dulu."

Kaki yang berbalut sepatu putih berhenti melangy menginjakkan tangga selanjutnya setelah Devon membuka mulut.

"Oh yaa lupa, mama sama papa ke Surabaya  malam tadi udah berangkat dadakan katanya anak Tante Briana melahirkan jadi mama kudu standby ngegantiin Tante Briana jaga Uti sekalian papa ada urusan perusahaan di cabang Surabaya. Lagian di telfon gak di angkat."

"Hp Asa mati lupa bawa charger."

"Ya udah minggiran dikit cil abang mau ke kamar shalat, jangan langsung tidur! shalat dulu." Kata Devon sambil berjalan ke lantai atas seperti halnya Arsa

----o0o----
Incident with you
----o0o----

Pagi pun tiba, cahaya matahari pagi menyelinap masuk begitu di sebuah kamar milik seorang laki-laki, Revalio Askay. sang empu hanya menggeliat mengeram saat cahaya matahari menerpa wajahnya.

Reval bangun lalu menggeliat dan masih tak sadar dengan keadaan dirinya sekarang.

Detik kemudian, Reval merasakan basah di kasur apartment nya. Aneh kenapa ia tidur tak memakai baju sehelai pun.

"Akkhh sakit sekali." Reval mencengkeram rambut miliknya, kepalanya tiba tiba terasa pusing untuk mengingat kejadian tadi malam. Reval mengambil handphone yang ada di atas nakas, mencoba menghubungi pengurus gedung apartment.

Calling...
"Maaf mengganggu pagi-pagi, bisahkah anda kirim seorang OB untuk membersihkan apartement milik saya?"

"____"

"Baik saya tunggu."
Calling off...


Setelah memutuskan sambungan telefon, ia meletakkan kembali handphone di atas nakas dengan mencarger handphone nya. Tak ambil pikir apa yang terjadi reval memakai boxer kembali dan berjalan ke kamar mandi.

15 menit sudah dihabiskan di kamar mandi, entah mengapa rasanya badannya terasa pegal mungkin karena aktivitas nya kesibukan nya di organisasi kampus.

Reval keluar kamar mandi dengan pakaian seragam sudah rapi mulai dari atribut. Seorang OB mungkin belasan tahun lebih tua dari usianya sedang mengganti seprei ranjang.

"Mas habis ngelakuin ya mas?" Tanya seorang OB senyum senyum Sendiri.

Reval sedang menggenakan kaos kaki melirik sebentar ke arah OB tersebut, lalu mengabaikan tak mengerti maksud ucapan orang tersebut.

"Udah selesai mas sudah saya ganti semua,ini seprai mau saya laundry kan?"

"Gausah, ni uang nya terimakasih." Reval mengeluarkan satu lembar uang warna merah dan satu uang berwarna biru.

"Halah mas sudah tugas saya tapi ya jangan keseringan main awas penyakit menular, ini kalung mas tadi jatuh di lantai waktu saya bersihkan."

Otak nya belum bekerja mencerna semua kata dari mulut OB, Reval mengangguk saja menerima kalung bandul inisial huruf A tersebut tanpa dilihat nya terlebih dahulu langsung di simpan nya ke saku seragam.

Persetanan...
Reval ngacir keluar menutup pintu apartemen yang telah ia tinggali sejak berada di bangku SMP kelas delapan dimana apartemen itu milik Ana Azreina, sang ibu.
Kakinya mulai melangkah keluar gedung apart menyusuri tempat parkir.

"Ah sitt motor gue tinggal di bar." Terlupa lagi dengan motor kesayangannya masih berada di parkiran bar. Ia teringat meninggalkan motornya di bar dan pulang berjalan kaki.

"Arthan!ya Arthan." Reval mengambil handphone dan menelfon Arthan temannya yang kemarin ikut ke bar.

call arthan

"Hah?"

"Anter gue ke bar biasanya."

"Kenape?cari cewe?masih pagi nyari angetan lo"

"Motor gue kemarin malam gue tinggal!!."

"Santai, Ok otw"

Calling off

Reval duduk di bangku kosong depan gerbang biasa digunakan orang untuk menunggu angkutan. lama menunggu Arthan ia merogoh saku celana mengambil kalung bergandul bulan. Ia kembali termenung memikirkan siapa pemilik kalung tersebut, kenapa bisa berada di apartemen nya.

Hingga kedatangan Arthan pun tidak Reval sadari saking fokusnya memikirkan kalung di tanganya ini.

"Heyy bro ngelamun aja buat doi lo ya Cok? Gila sih dikira jomblo eh doi In private."

Reval gugup langsung memasukkan kalung tersebut ke dalam saku baju seragam putih abu, entah mengapa ia merasa gugup seperti ini.

"Gak mau berbagi Lo?."

"Cewe gak dibagi." Setelah berujar seperti itu Reval membuka pintu depan mobil milik arthan.

"Aelah sama sahabat sendiri."

"ckk nunggu lo telat sekolah gue!"

"Iya iyaa aelah."

----o0o----

Jangan lupa vote komen yaaa, janji up lagi kalo sesuai target.

Uti=Nenek

See you emmuahh
Sehat² kalian pokoknya jangan lupa 5M kl mau out of the house okehhh

*
*
*
Tbc

Incident With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang