09. Bukti

2.2K 149 16
                                    

Happy Reading 🖤

***

Tujuh remaja laki-laki berjalan di koridor utama rumah sakit berniat menjenguk seseorang dengan buah tangan di tangan masing-masing. Salah satu dari mereka bertanya letak kamar di meja resepsionis.

"Cantik-" sebelah alis Daren terangkat genit menggoda "Maaf mengganggu, kenapa kamar pasien atas nama ibu Eva Halimah kosong?"

Sesuai ekspektasi, suster tersebut tersipu malu membuat pipi nya tertampak kemerahan dengan rayuan Daren utarakan.

"Sebentar saya cek dulu-" suster tersebut mencari data pasien di rumah di sebuah komputer masih dengan wajah tersipu.

"Pasien baru saja di pindahkan, ada di ruangan vvip kamar bugenvil di lantai dua."

"Terimakasih ya cantik mas kedalam dulu."

"Sama-sama sudah tugas kami melayani."

Daren memang tampan soft boy tapi jangan lihat dari segi muka dibalik itu ada jiwa jiwa fuck boy tertanam entah dari bibit apa.

"He babi! itung itung lu ganteng bang tapi fucek boy, gampang banget goda sana sini awas ntar lu di baperin cewe fucek girl."

"Mana ada."

"'Karma itu ada sayang' begitulah kata nenek gue sebelum meninggal seminggu sesudahnya." Kata Arthan sambil menirukan suara nenek nenek.

"Anjir lu "

Daren dan lain-lain berjalan masuk lift untuk ke lantai dua. lift terbuka menandakan sudah berada di lantai dua, mereka keluar lift disambut banyak mata menatap mereka bertemu siapa lagi kalu bukan Daren, Zeo, Dirga, Cakra, Izal, Arthan, dan Gama, Bagaimana tidak menjadi pusat perhatian mereka bertuju memakai setelan hitam dengan jaket hitam melekat di tubuh masing-masing dengan bertuliskan EGRION dan gambar burung elang di bagian punggung dan dada, mereka ingin tawuran apa ingin menjenguk seseorang.

Pintu ruangan tujuan di depan mata, Daren mengucapkan salam dan membuka knop pintu tersebut. Tidak ada sahutan begitu pula ruangan kosong.

"Lah kosong!" Gama merasa kecewa melihat ruangan tersebut kosong tanpa penghuni.

"kita ga lagi salah kamar kan bang?" tanya Izal.

"Gak, itu ada jaket Reval." Elak Dirga sambil menunjuk jaket hitam kebanggaan milik reval menggantung di tongkat gantungan baju yang telah tersedia di ruangan tidak mungkin mereka salah kamar.

"Bener ini kamarnya, hanya ini kamar bugenvil lantai dua." Ujar Daren.

"Kita tunggu aja disini sebentar lagi juga balik." Durga

Mereka bertujuh memutuskan menunggu di ruang rawat Eva, buah tangan mereka letakkan di meja depan sofa yang tersedia dan bersantai duduk di karpet lantai.

TV menyala memperlihatkan berita 'seorang anak menjadi korban kekerasan yang dilakukan oleh 3 teman sekolah nya."

"Anak jaman sekarang, beraninya cuman bully." Komentar Cakra sambil memakan keripik pisang entah sejak kapan sudah berada di pangkuannya.

"Dulu lu juga korban bully cug, gue inget banget mana pas awal masuk SMA lu di anter naik motor terus pakai kacamata hitam bulat. Culun banget lu dulu cak sampai sampai gue dulu sempet mikir buat jadiin lo bahan suruhan."

"Ngece mulu lu bang, gini gini gue bisa buat Cakra persi junior."

"Hahaha tapi beneran cak EGRION masa pimpinan Dirga angkatan pertama, kita kelas 12 dan lu baru masuk kelas 10 sempet mikir jadikan lu babu. Tapi pas sekolah kita di keroyok sekolah sebelah lu campur tangan buat bantai mereka wahhh pokoknya mantep gue acung jempol, yaa kan Dir Ren."

Incident With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang