10. [Cemas Gemas]

98 8 2
                                    

"Minumnya mau apa?" tanya si penjual.

"Es teh manis tiga, Mang," jawabnya.

"Oke Neng." Penjual itu segera menyelesaikan pesanan.

"Kok beli minum tiga sih?" Lelaki itu menautkan alisnya.

"Haus!!!" Gadis tersebut menjawab singkat di akhiri tawanya kembali.

"Lagian kamu tadi ngajak lari-larian," ujar lelaki itu sambil mengambil tisu. Kemudian dia gunakan untuk mengelap keringatnya.

"Makanya jangan bikin kesel!"

"Kalo cemburu bilang!"

"Nggak gitu juga Jeff," elaknya.

Seketika interaksi keduanya menjadi hening. Kini mereka sedang membeli batagor yang berada di depan kompleks perumahan. Sepulangnya dari sekolah, mereka tidak langsung pergi ke rumah. Cukup lama juga mereka tidak ke tempat ini berdua. Padahal Mang Jamal berjualan ketika sore hingga malam. Namun kesibukan mereka yang menghalangi itu.

"Mang, sejak kapan gerobaknya jadi ganti warna?" Jeffine mengamati gerobak Mang Jamal, yang sekarang telah berganti warna hijau dari yang sebelumnya berwarna biru.

"Adduh Aa Jeffine kemana aja atuh. Udah lama ini teh di ganti," ucap Mang Jamal dengan logat sundanya.

Jeffine terkekeh mengangguk-anggukan kepala pelan. Tak berselang lama, Mang Jamal menghidangkan pesanan mereka. Kedua remaja ini menunggu di meja persegi panjang dengan kursi plastik yang berjejer. Memang hanya tersedia itu di tempat tersebut.

"Silahkan selamat menikmati, Neng, Aa." Mang Jamal kembali ke gerobaknya melayani pembeli yang lain.

"Iya makasih Mang," jawab Syerine.

"Syer..."

"Hm?"

"Kok beda ya."

"Apanya?"

"Ini emang sekarang batagornya jadi pedes banget ya. Padahal aku pesen tadi tuh biasa aja," ucap Jeffine setelah melahap beberapa suapan.

"Hah masa sih? Coba aku rasain batagor punyaku." Syerine mulai menyicipi. Dia mengulum senyuman ketika selesai mengunyah. Kasian sekali makanan Jeffine tertukar dengannya.

"Gimana Syer? Sama aja nggak rasanya?" tanya Jeffine memastikan. Tetapi Syerine malah terkekeh begitu saja. "Ada apa Syer?" tanyanya kembali sambil tetap memakan batagor. Aneh emang ya, udah tahu pedes banget tapi tetap di nikmati.

"Ketuker lho Jeff! Itu yang kamu makan, batagor punya aku." Tawa Syerine nyaring hingga membuat pembeli yang lain memperhatikan mereka. Bagaimana tidak? Ternyata Jeffine sudah menghabiskan batagor itu dengan cepat.

Jeffine mendengus kesal sambil menahan rasa pedas. "Ah Syerine telat baru bilang sekarang."

Kontan Jeffine mengambil minuman milik Syerine. Karena es teh manis di gelasnya sudah habis juga. Untung saja tadi Syerine membeli lebih. Syerine masih tertawa melihat tingkah dari Jeffine. Lucu banget emang kalo lihat Jeffine udah kepedesan gitu, gumam Syerine.

Usai makan batagor di warung Mang Jamal. Mereka pulang ke rumah masing-masing. Sore ini begitu menguras tenaga. Bukan karena kelelahan tetapi banyak ketawa. Mang Jamal yang mengetahui itu sampai memohon maaf berulang kali pada Jeffine. Kesalahannya memberikan makanan tidak sesuai pesanan. Jeffine yang hanya mengangguk mengatakan tidak apa-apa. Sebenarnya itu juga salah Jeffine yang terburu-buru melahap terus ketagihan.

Syerine memasuki rumahnya dengan riang. Menyapa Syalsa yang sedang menonton televisi. Melihat tingkah anaknya seperti itu. Syalsa malah bertanya apakah Syerine baru dapat kupon undian. Sekali lagi Syerine tertawa mendapati respon dari Mamanya.

Separuh Langkahku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang