"Fakta yang selama ini dirahasiakan, akan tiba saatnya untuk diungkapkan."
#SL
"Aku nggak ngerti lagi harus gimana, makasih banget ya, Ren. Berkat kamu, aku bisa pulang dengan selamat!" kata Syerine terdengar penuh bersemangat.
"Sama-sama. Lain kali kalo mau naik angkot mending duduk di depan deket supir, biar mau bilang berhenti gampang," jawab Reno tanpa berekspresi.
Syerine menganggukkan kepala, "mau mampir ke rumah dulu nggak?"
"Emh nggak."
"Ya udah, hati-hati Reno."
Kini mereka berada di depan kompleks perumahan. Pada akhirnya Syerine kembali ke rumah diantarkan Reno—teman kelasnya.
–
Syerine cukup lega ketika mengetahui lelaki yang memakai masker itu ialah Reno. Jadi dia terpikirkan untuk ikut turun dari angkot dengan Reno, meski tanpa Syerine mengatakannya."Syerine, mau ke mana? Kok berhenti di sini juga?" tanya Reno usai melangkah keluar dari angkot.
"Se—benarnya, aku nyasar nggak tau arah pulang, ponsel aku juga mati," jawab Syerine pelan.
Reno mengulum senyuman, "mau gue anter pulang?"
"Mau, mau!" sahut Syerine riang sambil mengangguk cepat.
"Tapi nunggu dulu nggak papa? Motor gue masih di bengkel, sekarang baru mau ngecek ke sana."
"Nggak papa kok, aku malah bersyukur banget ada yang mau nolongin."
Mereka berjalan menuju bengkel yang cukup dekat dari tempatnya berhenti menaiki angkot. Tiga puluh menit kemudian, motor Reno selesai di perbaiki. Lalu Reno segera mengantarkan Syerine pulang. Sepanjang perjalanan tidak ada interaksi dari keduanya, mereka memang sekelas tetapi tidak begitu akrab. Syerine percaya meminta tolong pada Reno karena lelaki itu teman dekat Herman.
–Ketika Reno akan melajukan motornya, tetapi urung terjadi. Tiba-tiba dari arah berlawanan, seorang lelaki berlari menghampiri mereka.
Tanpa adanya sepatah kata yang diucapkan. Lelaki itu langsung memeluk erat Syerine, sangat erat. Sampai membuat gadis itu terpaku bingung.
"Jeffine kenapa? Ih kok cengeng, ada apa sih?" tanya Syerine semakin dibuat bingung, lelaki yang memeluknya seketika menangis tersedu-sedu.
"Ayolah Jeff, kamu jangan bikin aku khawatir." Syerine mengusap lembut kepala Jeffine.
"Bukan aku, tapi kamu yang bikin khawatir, dari mana aja sih kamu?" ucap Jeffine lirih.
"Lepasin dulu pelukannya, nanti aku jelasin," kata Syerine.
Jeffine menggeleng cepat dan malah semakin erat memeluk.
"Di sini ada Reno juga lho, apa nggak malu?" sambung Syerine. Kontan membuat Jeffine tersadar langsung melepas pelukan sembari menghapus air matanya.
"Reno? Kenapa ada dia?"
"Ya dia yang nyelamatin aku sampe bisa pulang, tadinya aku naik angkot sendiri terus nyasar."
"Makasih lo udah bantu Syerine!" kata Jeffine dengan menepuk-nepuk bahu Reno. "Jangan bilang ke yang lain kalau gue nangis karena cewek, kalau ketauan berarti lo penyebabnya," lanjut Jeffine berbisik dan Reno hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Ngomong apalagi tadi bisik-bisik?" Syerine sedikit mencuatkan bibir.
"Nggak ada kok, cuma bilang makasih aja." Jeffine menggaruk tengkuknya, salah tingkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Separuh Langkahku
Teen FictionBismillah |First Story| [Hargai karya penulis dengan follow akun, vote, komen, dan share cerita ini] 'Pencarian Jati Diri Demi Mengejar Pencapaian Hingga Mengorbankan Perasaan' Sebuah pengharapan yang begitu besar dari orang tuanya. Menuntut Syerin...