[hsk] - asmaraloka.

568 59 3
                                    

Asmaraloka.

[ cw ] mega super fluffy ; soft kiss

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ cw ] mega super fluffy ; soft kiss.

"Jihoon!" sapaan riang bersambut tawa kecil penuhi rungu yang lebih muda, Jihoon yang disapa begitu tersenyum lebar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jihoon!" sapaan riang bersambut tawa kecil penuhi rungu yang lebih muda, Jihoon yang disapa begitu tersenyum lebar. Merengkuh kekasih kecilnya ke dalam dekapan hangat miliknya.

Ia mengecup surai sewangi stroberi milik Hyunsuk, lalu hirup dalam aromanya sambil sibuk goyangkan ke kanan kiri. Buat yang diperlakukan begitu tertawa senang.

"Girang banget kenapa nih?" Jihoon lontarkan pertanyaan sambil tatap pemuda dalam dekapan. Yang ditanya langsung tersenyum semakin lebar, tampakkan gigi rapinya lengkap dengan obsidian yang tertutup lengkung mata cantiknya.

"Aku lulus sidang skripsi! Makanya aku seneng banget." Hyunsuk berujar dengan intonasi paling bahagia miliknya. Jihoon yang menyimak ikut tersenyum pula. Rasa bangga dalam hati langsung kuasai diri, maka ia eratkan pelukan secara sukacita.

"Wah iya? Pinter banget si bayiii? Selamat ya, aku bangga, emang pacarnya Jihoon paling keren sesemesta sih." Hyunsuk tergelak dengar ucapan kekasihnya.

"Lebay banget!" protesnya masih dengan tawa geli. Jihoon sendiri masih pertahankan senyum, sambil bergerak elus surai halus milik Hyunsuk.

"Sekarang kecil mau minta hadiah?" tanya Jihoon yang buat Hyunsuk mengangguk cepat lalu mendadak diam menimang jawaban. Jarinya mengetuk dagu, bibirnya mengerucut lucu, sedangkan pandangannya mengedar. Jihoon hampir memekik jika saja tidak ingat Hyunsuk hobi berteriak jika terkaget. Maka si tuan muda Park hanya bisa menahan gemas akan tingkah laku kekasihnya.

Setelah dua menit berlalu, Hyunsuk akhirnya tersenyum cerah. Ia terkikik geli sambil menatap si putra direktur yang masih menunggu jawaban.

"Hehe. Aku mau Jihoon! Mau Jihoon buat selamanya." ujar Hyunsuk bersemangat, tapi tidak dengan Jihoon yang mengernyit bingung. Alisnya ia naikkan satu, tatap intens Hyunsuk yang sekarang pasang senyum semanis gula satu ton.

"Maksudnya gimana sih Kecil? Kan aku udah punya kamu?" ditanya demikian oleh Jihoon, Hyunsuk tersenyum manis. Tangannya yang di leher diturunkan, ganti mainkan lengan Jihoon yang masih peluk posesif pinggangnya.

"Itu jawaban." katanya. Jihoon semakin bingung, jawaban apa?

Maka si lelaki yang lebih muda berusaha mengingat kira-kira pertanyaan apa yang pernah ia ajukan hingga buat Hyunsuk baru sanggup menjawab. Ia memutar segala memori, dari sudut ke sudut, dari detil ke detil. Hingga saat akhirnya otak mau diajak berkompromi, mata Jihoon langsung membola kaget. Ia teringat akan satu pertanyaan penting yang pernah ia ajukan kepada si kecil bulan lalu dan sekarang ia hanya beri tatapan tidak percaya.

"Cil... kamu serius?" Jihoon bertanya untuk meyakinkan, takut salah sangka. Apalagi kakinya sudah mulai lemas, perutnya seperti bersiap meledak karena kupu-kupu yang berterbangan, dan sebuah anggukan yakin dari Hyunsuk setelahnya benar-benar di luar dugaan. Jihoon tidak mampu lagi bicara, ia hanya tarik Hyunsuk masuk lagi dalam pelukan. Sambil bergumam penuh syukur, setitik air matanya lolos, beri tanda bahwa ia sebegitu bahagia. 

"Aduh Ji udaaah! Sesak!" protes Hyunsuk. Tak begitu puas, Jihoon beralih tangkup pipi gemas milik lelaki dengan tahta tertinggi di hatinya. Ia mengecup seluruh bagian wajah, beri butterfly kiss kesukaan Hyunsuk. Yang diperlakukan dengan gemas hanya tertawa, biarkan Jihoon lakukan semaunya. Habis benar-benar puas, Jihoon ganti beri tatapan dalam dengan tulus sepenuh hati. Yakinkan Hyunsuk jika ia begitu jatuh cinta.

"Cil, makasih." katanya menggantung.

"Makasih udah mau nerima aku buat jadi teman hidup kamu. Aku janji, selesai proyek besar nanti, kita ikat janji lagi ya? Gak lagi depan lilin meja makan restoran, tapi di altar. Di depan Tuhan, depan Ayah sama Bunda, aku mau ikat kamu buat selamanya." ujaran sungguh-sungguh dengan melodi yang begitu tulus juga untaian kata manis buat Hyunsuk tak mampu lagi tahan tangisnya, apalagi sedari tadi ditatap sebegitu dalam oleh yang lima tahun isi hatinya. Dalam hati ia menggumam banyak terima kasih kepada Tuhan sebab sudah diberikan sosok sehebat dan sebaik Jihoon dalam hidupnya. Ia bahagia, Hyunsuknya Jihoon bahagia.

Jadi, sebuah senyuman hangat ia berikan lalu tertawa kecil dalam tangis.

"Jihoon diem aja aku jadi nangis jelek." Hyunsuk lagi-lagi melayangkan protes, dan Jihoon dibuat terkekeh karenanya. Lelaki 23 tahun itu mengusap air mata di mata cantik milik Hyunsuk. Lalu diberikannya kecupan kecil.

"Aku sayang kamu, banget." katanya. 

"Aku juga sayang Jihoon.. Sayang banget. Jadi, terima kasih ya Ji? Buat udah nerima aku selama ini, buat udah nunggu aku, dan bahkan gak nyerah sama aku walaupun kemarin kamu sempat aku gantungin. Pokonya terima kasih udah jadi Jihoon punya Hyunsuk." Ucapan tulus dari Hyunsuk terasa begitu hangat. Ciptakan senyum teduh yang kesekian kalinya terbit di bibir milik Jihoon.

Kali ini tak lagi disambung pelukan, tapi kecupan kecil di bibir ranum kekasihnya, hanya beberapa kali sebelum dipagut dalam ciuman manis setelahnya. Dan disana, tak ada apapun selain perasaan cinta yang berusaha saling disalurkan. Kiranya hanya ingin beri bukti pada dunia bahwa keduanya; Jihoon dan Hyunsuk, hari ini mendeklarasikan jadi yang terbahagia.

 Kiranya hanya ingin beri bukti pada dunia bahwa keduanya; Jihoon dan Hyunsuk, hari ini mendeklarasikan jadi yang terbahagia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

— hane.

live a little [ • trsr ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang