[hsk] - asmarandana

180 22 0
                                    

"Lo gak cemburu pacar lo dikerubungin banyak orang gitu?" Jaehyuk jadi yang pertama untuk bertanya pada Jihoon yang sedari tadi pusatkan perhatian pada sosok kekasihnya yang sedang sibuk mengemasi barang di ujung aula

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo gak cemburu pacar lo dikerubungin banyak orang gitu?" Jaehyuk jadi yang pertama untuk bertanya pada Jihoon yang sedari tadi pusatkan perhatian pada sosok kekasihnya yang sedang sibuk mengemasi barang di ujung aula. Di sekelilingnya, para adik tingkat sibuk bertanya dan si sosok kekasih Jihoon ini, Hyunsuk, seperti tak keberatan untuk menanggapi.

Sedangkan Jihoon hanya sibuk tunggu di bangku dekat pintu keluar ditemani Jaehyuk yang juga lakukan hal sama; menunggu kekasihnya.

"Cemburu kenapa?" Si anak satu itu akhirnya menyahut dengan alis bertaut setelah fokusnya dipecah. Jaehyuk sendiri justru pusatkan perhatian pada kekasih temannya itu. Melihat betapa Hyunsuk dipuja para manusia di sana.

"Ya pacar lo lucu, semua orang ngeliatin mulu dari tadi," balasnya. Jihoon yang dengar hanya terkekeh sembari menyesap sisa es teh di gelas.

"Ya udah, ngapain dicemburuin? Gue malah seneng," sahutnya santai.

"Maksud lo?" Jihoon menyandarkan lagi badannya pada sandaran bangku yang mereka duduki. Fokusnya kembali lagi ditarik pada kekasihnya yang masih saja sibuk ladeni sambil pasang senyum cerahnya yang buat Jihoon bersumpah kalau Hyunsuk terlihat begitu indah.

"Gue seneng kalo banyak orang yang suka dia, sayang sama dia, soalnya dia emang layak dicinta. Tapi fakta kalo dia cuma punya gue, lo semua bisa apa?" Jaehyuk berdecak akan alasan Jihoon. Menggumam *'bucin lo'* berkali-kali yang undang Jihoon untuk lepaskan tawa kecilnya.

Setelahnya hanya ada hening
yang dilingkupi samar suara keributan dari ujung ruang.

Selepas lima menit menunggu, kerumunan adik tingkat yang sedari tadi mengerubungi Hyunsuk akhirnya pergi. Kekasihnya itu lekas saja menghampiri Jihoon yang sudah menunggunya dari tiga puluh menit yang lalu. Kaki-kaki dibalut sepatu putih itu dibawa berlari kecil, biarkan helai rambutnya ikut menari ditiup angin. Hasilnya, ia cipta kilatan penuh cinta yang dilayangkan Jîhoon untuknya.

"Jihooooon! Ayo pulang," ajaknya dengan nada yang menurut Jihoon begitu menyenangkan. Yang diajak sendiri langsung beranjak lantas berpamitan pada Jaehyuk yang masih harus menunggu si yang katanya pemilik hati.

"Ayo. Gue duluan, Jae," Jaehyuk hanya beri acungan jempol, biarkan teman karibnya mendahului.

Keduanya berjalan menuju parkiran tak beriringan; Hyunsuk di depan sibuk tatap tiap langkah kakinya sedangkan Jihoon di belakang pasang senyum hangat lihat tingkah kekasihnya.

"Tadi ngomongin apa sama Jaehyuk? Keliatannya serius banget," Hyunsuk bertanya saat tangannya ditarik pelan oleh Jihoon untuk digenggam.

"Mau tau aja, cil," responnya yang buat Hyunsuk mencibir.

"Nyebelin," Jihoon terkekeh sambil mengacak rambut yang mulai panjang milik kekasihnya. Agaknya gemas pada helai yang terasa begitu halus.

"Mau es krim ngga?" tawarnya kemudian. Yang ditanyai lantas mengangguk cepat.

"Mau! Ayo beli es krim!" serunya senang. Jihoon tertawa

"Ayo, sini pake helm dulu." Dengan penuh sayang Jihoon memasangkan helm hitam milik Hyunsuk. Sedangkan empunya hanya menahan senyum dari bawah, Jihoonnya terlihat dipenuhi friksi hangat yang perlahan buat senyumnya naik.

"Hehe, Jihoon ganteng," pujinya dengan senyum yang merekah. Lelaki yang dipuji menautkan alisnya sedikit heran.

"Suruh siapa jadi lucu gini?" gemasnya sembari mencubit kecil hidung Hyunsuk yang disambut dengan cengiran lebar.

"Nggak adaa! Mau bikin Jihoon sayang aku aja," katanya dengan santai. Jihoon terkekeh, ditepuknya pelan kepala dengan helm hitam itu.

"Padahal gak lucu juga aku sayang,"

"Kalo sayang dapet cium?" tanya Hyunsuk dengan mata berbinar. Jihoon mau bersumpah kalau kesayangannya terlihat begitu menggemaskan. Jadi lagi-lagi jemarinya mencubit kecil hidung bangir Hyunsuk.

"Di rumah nanti ya, manis?" tawar Jihoon. Hyunsuk tanpa ragu mengangguk senang yang buat kekasihnya menahan senyum gemas.

"Yeay! Siap, kapten!"

---

Memakai lagi helm yang dilepas tadi seabis sejenak mampir pada kedai pinggir jalan, kini mereka kembali lanjutkan perjalanan pulang.

Keduanya sama bersenandung, bertingkah layaknya dunia milik mereka. Satu tangan Hyunsuk seperti biasa terlingkar manis pada perut Jihoon, satunya lagi dipakai untuk genggam es krim pemberiannya.

Si anak sulung itu terlihat begitu senangnya sebab perjalan pulang selalu jadi hal paling menyenangkan yang ia rasa. Jihoon itu selalu tahu cara menikmati waktu, biarkan motornya berjalan pelan supaya waktu yang dihabiskan dapat lebih lama. Padahal sore itu, motornya melaju di bawah awan yang mulai mengabu dalam gelap. Tapi bukannya dipercepat, ia tetap pada lajunya.

Tapi, Tuhan masih berbaik hati pada dua anak ini. Mereka sampai di rumah sebelum hujan deras mengguyur. Jihoon memarkirkan motornya pada halaman depan rumah Hyunsuk. Pula ikut turun untuk bantu lepaskan helm yang masih dipakai.

"Jihoon, Jihoon," Hyunsuk memanggil setelah yang lebih tinggi menyimpan helm pada setang motornya.

"Iya, sayang?" sahut Jihoon sambil lagi-lagi beri elusan lembut pada rambut Hyunsuk.

"Kenapa?" Hyunsuk enggan menjawab sebab bibirnya ia bawa untuk langsung kecup pipi Jihoon, lalu tanpa ragu juga beri satu kecup lagi pada bibir kesayangannya.

Jihoon yang diperlakukan begitu hanya diam, agaknya masih memroses pada tingkah tiba-tiba kekasihnya.

"He he, hadiah buat Jihoon!"

Lantas sesudah dapatkan lagi kewarasannya, Jihoon beri senyuman lebar. Satu tangannya berangkat mengelus dagu Hyunsuk sebelum kepalanya ikut mendekat dan biarkan bibirnya memagut ranum delima milik kekasih manisnya.

Keduanya menutup mata, pula Hyunsuk yang biarkan Jihoon makan habis bibirnya.

Maka sore itu di pekarangan rumah Hyunsuk yang begitu sepi, keduanya larutkan diri pada cumbuan penuh afeksi; biarkan gerimis mulai mengikis napas yang semakin tipis.

Maka sore itu di pekarangan rumah Hyunsuk yang begitu sepi, keduanya larutkan diri pada cumbuan penuh afeksi; biarkan gerimis mulai mengikis napas yang semakin tipis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

been awhileeee enggak post di siniii! selamat hari sabtu hoonsukist!

— hane.

live a little [ • trsr ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang