[ddm] - pertolongan pertama.

1.1K 75 24
                                    

Pertolongan Pertama

Published on June 21st.

[ ⚠️ ] super mega cheesy words ;

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ ⚠️ ] super mega cheesy words ;

[ ⚠️ ] super mega cheesy words ;

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Doy—"

"Sebentar aja, Kak." Yedam mengangguk tanpa beri protes saat ucapannya dipotong begitu saja oleh yang lebih muda. Rungunya jelas dengar intonasi lemas dari pemuda Kim itu. Ia sedikit banyak paham jika sosok di hadapannya ini pasti tengah mengalami hari yang berat hingga membuat ia rela memilih pergi ke kamarnya tanpa mengganti seragamnya terlebih dahulu. Apalagi tanpa banyak mengurai ucap tiba-tiba merangsak masuk meminta peluk. Sudah jelas bahwa hari milik Doyoung-nya pasti sedang buruk.

Maka ia bawa tangannya perlahan naik, beri tepukan pelan di punggung yang lebih muda juga usakan lembut di kepala belakang. Menyalurkan segala afeksi hangat yang selalu ia punya.

Doyoung semakin terbuai, tak mau lepaskan pelukannya dan justru semakin erat. Ia hembuskan berkali-kali nafas beratnya di pundak kakak tersayangnya, berusaha ganti dengan wangi tubuh Yedam yang selalu berhasil buat ia tenang. Dan mungkin memang benar, pelan-pelan rasa lelah yang bersarang di pundak mulai terangkat, terganti rasa tenang yang didamba.

"Udah?" Yedam bertanya pelan saat dirasa Doyoung mulai tenang dalam peluknya, yang ditanya menggeleng dan tertawa kecil.

"Masih mau peluk." katanya sambil berganti usakkan rambutnya di perpotongan leher Yedam yang buat empunya menggeleng geli.

"Kamu ke kamar dulu sana, bersih-bersih badan dulu nanti peluk lagi." perintah Yedam berusaha lepaskan pelukan Doyoung yang rasanya begitu erat. Si pelaku masih saja beri gelengan sebagai respon.

"Males, kalo udah di kamar bawaannya gak mau kemana-mana lagi." balasnya. Doyoung jelas tidak bohong, jika ia sudah di kamar, bergumul dengan tugas sekolah beserta latihan soal guna persiapan CSAT yang tinggal menghitung bulan, maka hingga fajar sekalipun ia sanggup tidak meninggalkan biliknya. Bahkan terkadang member lain harus sampai mondar-mandir mengecek kamarnya untuk memastikan ia baik-baik saja. Berlebihan memang, tapi karena keluhan soal betapa tertekan dan stressnya si anak kelas akhir ini tempo hari lalu buat yang lain pasang perhatian lebih.

Jadi, Yedam ganti yang hembuskan nafas pelan, coba mengerti mau kesayangannya itu.

"Ya udah, mandi disini aja, aku pinjemin baju, ya?" tawar Yedam yang langsung diangguki setuju.

"Tapi habis itu cuddle ya? Janji?" pinta Doyoung yang langsung diangguki Yedam secara cuma-cuma. Selepasnya pelukan mereka, Yedam langsung bergerak ke arah lemarinya. Keluarkan handuk bersih yang selalu ia simpan lebih di lemari, lalu ia serahkan pada Doyoung. Setelahnya ganti gapai satu stel baju yang menurutnya hangat dan ia serahkan lagi ke Doyoung.

"Sana mandi, nanti aku peluk lagi." Doyoung tersenyum menang, berlari ke arah kamar mandi setelah kecupan kecil ia tanam di pipi yang lebih tua. Yedam hanya menggeleng sembari pasang senyum dengan wajah memerah malu akan tingkah si pemuda satu itu.

Lalu ia pilih tidurkan tubuhnya di ranjang guna tunggu yang lebih muda selesaikan kegiatannya.

Sepuluh menit setelahnya, Doyoung sudah kembali bermutasi ke kamarnya. Terduduk di kursi sambil mengeringkan rambut setengah basahnya. Wangi yang menguar kali ini benar-benar menyegarkan, entah sabun milik siapa yang ia pakai tadi.

Yedam sendiri masih sibuk dengan ponselnya, menonton hal yang menurutnya menarik lewat aplikasi Youtube yang ia punya. Sedikit mengabaikan Doyoung dan asik pada dunianya.

Hingga mungkin yang lebih muda merasa jengah tidak mendapat atensi, maka ia beranjak dan langsung secara paksa merebahkan diri dengan berbantal lengan milik Yedam yang tidur menyamping. Tangannya menyusup memeluk pinggang si lelaki yang lebih tua setahun darinya itu.

"Asik banget ya aku dicuekin." adunya. Yedam terkekeh, meletakkan ponselnya dan fokuskan perhatiannya pada si bayi besar yang tengah memeluknya itu. Ia menepuk pelan kepala milik Doyoung, lalu tangannya bergerak merapikan surai yang sewarna madu itu.

"Gimana tadi sekolahnya?" tanyanya memecah hening.

"Biasa. Makin hari ngerasa makin capek, stress juga. Tapi habis kakak peluk kayaknya beban yang aku bawa dari di sekolah jadi hilang." Doyoung dan mulut manisnya berhasil buat Yedam terkekeh kecil. Tangannya yang semula merapikan rambut Doyoung berganti mengelus pelan.

"Bisa kaya gitu?" tanya Yedam seolah tidak percaya, Doyoung mengangguk samar.

"Yang aku baca sih pelukan bisa jadi pertolongan pertama buat orang stress banyak pikiran kaya aku gini." ujar Doyoung sambil menikmati harum yang menguar dari tubuh Yedam juga elusan di puncak kepala, amat menenangkan rasanya.

"Kalo udah tau gitu kenapa kemarin-kemarin milih dipendam sendiri bukannya dateng aja minta peluk?" tanya Yedam heran, Doyoung tidak langsung menjawab, ia bergerak merenggangkan pelukannya. Merubah posisi agar lebih tinggi lalu ganti tarik si anak tunggal keluarga Bang itu ke dekapannya. Yedam tak menolak dan menurut saja untuk balas memeluk.

"Kemarin maunya apa-apa sendiri, gak mau repotin kakak sama member lain. Tapi akhirnya ngerepotin juga soalnya kalian khawatir jadinya." jawab Doyoung tenang, ia kecup pelan surai Yedam yang demi Tuhan wanginya sangat memabukkan.

"Besok-besok kalo ngerasa capek datang ke kamar aku kaya gini aja ya? Aku bakal siap sedia jadi pertolongan pertama, buat dengerin cerita semua yang kamu mau cerita, trus kalo mau peluk juga boleh." ucap Yedam menawarkan, Doyoung mengangguk sambil mengelus surai belakang kakak tersayangnya.

"Cium juga boleh?" Doyoung bertanya tanpa dosa yang buat Yedam langsung beri pukulan kecil di dada.

"Enggak! Masih kecil jangan banyak mau." protesnya, Doyoung tergelak. Lalu peluk makin erat, berpelukkan seperti ini rasanya seperti menaikan suasana hatinya ke titik paling tinggi. Apalagi yang menjadi objek si manis kesayangannya, Doyoung rasa kalau harus dalam posisi ini hingga esok hari pun ia akan sanggup saja. Jadi perlahan ia menutup netranya, posisikan diri di zona paling nyamannya.

"Kak, aku mau tidur bentar ya? Bangunin jam 9 kalau Kak Mashi udah suruh makan malem." pesan Doyoung, Yedam hanya mengangguk sanggupi. Lalu tangannya sibuk menepuk lagi punggung kesayangannya sembari bergumam lagu pengantar tidur. Mengantarkan si yang selalu ia panggil pangeran itu ke alam mimpi. Biarkan segala lelah yang mendera ikut lenyap bersama alunan lagu yang juga perlahan ikut senyap.

 Biarkan segala lelah yang mendera ikut lenyap bersama alunan lagu yang juga perlahan ikut senyap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

honestly this one is my favo, kayak selucu itu. : (

— hane.

live a little [ • trsr ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang