Help_7🥀.

193 63 104
                                    

Empat hari berlalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Empat hari berlalu... sejak kepergian Ed, waktu yang Cry lewati terasa semakin berat daripada saat masih ada adiknya.

Kini gadis itu semakin menjadi pendiam bahkan semakin megasingkan dirinya dari orang-orang, tidak ingin melihat orang lebih dari lima detik.

Semakin irit bicara. Sehari itu bisa dapat dihitung pakai jari berapa kali Cry mengeluarkan suaranya.

Kepergian Ed sangat berpengaruh untuk Cry.

Cry memang tidak sampai ingin bunuh diri dan menyusul Ed, tetapi dia merusak dirinya dari dalam dan luar, menyiksa perlahan yang setiap waktu selalu menyalahkan diri sendiri.

Bukan, kah yang seperti itu lebih menyedihkan?

Seperti sekarang... Cry pergi ke sekolah dengan kondisi belum sarapan, tepatnya belum mengisi apa pun sejak kemarin pagi, minum pun hanya beberapa kali saja, itu juga tidak mencapai segelas penuh.

Banyak waktu terbuang, yang Cry gunakan untuk melamun, menyakiti dirinya sendiri, dan menangis.

Jika kalian melihat keadaan Cry sekarang... wajah pucat, kantong mata yang menghitam, serta rambut yang dia gerai begitu saja.

Siswa-siswi lain melihatnya dengan berbagai tatapan.

Ada yang merasa iba, ada yang merasa itu berlebihan, ada pula yang merasa itu hanya mencari perhatian.

Apa pun dan bagaimana pandangan mereka. Cry tidak peduli.

Mereka punya hak atas pikirannya sendiri, tinggal lihat saja mana pikiran yang berkualitas mana yang tidak.

Sesampainya di kelas Cry cukup heran sampai mengerutkan kening. "Meja gue bersih?" gumamnya dan melihat ke sekeliling hanya ada Sky dan beberapa siswi lain yang sedang berbincang.

"Siapa yang bersihin meja gue?" tanya Cry, menarik perhatian Sky dan lainnya.

Tidak ada jawaban, Cry pun tidak mempermasalahkan lagi, harusnya bagus kalau mejanya bersih.

Saat sedang merogoh laci meja, dia semakin heran ada cokelat yang dihiasi pita warna pink, ada kertas kecil juga.

Dengan pelan-pelan Cry membuka kertas itu lalu membaca isinya.

"Turut berduka cita, gue tau berat banget buat lo, tapi... tetep semangat kiyowo!"

Cry pun sempat tertawa kecil membacanya, entah dari siapa itu yang pasti maksud dari dia memberikan cokelat dan surat tersebut adalah baik.

Namun tidak lama wajahnya kembali datar. "Tapi siapa yang ngasih gue ini?" Seingatnya satu sekolahan ini tidak ada yang menyukai Cry, wajar saja jika dia menjadi bingung.

🥀HELP🥀

Jam istirahat, Cry tidak berniat pergi ke kantin untuk membeli makanan atau pun air. Dia hanya ingin ke halaman belakang sekolah untuk menyendiri.

HELP! (END).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang