The Point Of The Story🥀.

311 56 76
                                    

Hai, semua para pembaca cerita HELP!

Aku mau kasih tau point-point penting dalam cerita ini dulu, ya.

1. Menuntut anak.
Pernah nggak para orang tua itu berpikir... untuk apa menuntut anak? Apalagi memaksa sesuka hati, tanpa memikirkan perasaan serta mental mereka. Mungkin... bagi orang tua itu adalah yang terbaik, tetapi untuk si anak belum tentu seperti itu. Karena saya pribadi mengatakan 'ORANG TUA TIDAK SELALU BENAR, KARENA ORANG TUA BUKAN TUHAN.'

2. Mematokan Nilai.
Nilai... bukan, kah hanya sebuah coretan angka di atas kertas? Nilai tidak seratus persen menjamin masa depan seseorang anak berhasil. Tidak semua orang pintar dalam akademik, ada sebagaian yang lebih aktif di luar akademik. Beprestasi tidak harus selalu lewat nilai, nilai, dan nilai. Memaksa seseorang harus pintar di akademik hanya akan membuat batinnya tertekan.

3. Kekerasan Pada Anak.
Tidak habis pikir pada orang tua yang mampu melakukan kekerasan pada anaknya sendiri, berlindung di balik kata 'Demi Kebaikan' membuat luka di tubuh anak apakah itu sebuah kebaikan? TIDAK. Itu sama saja menyiksa fisik mereka.

4. Berkata Kasar.
Berkata kasar bahkan sampai mengatai anak adalah perilaku tidak terpuji. Orang tua ingin dihormati dan dihargai, tetapi tidak jarang pula orang tau yang tidak bisa menghargai anak sendiri. Mengatai anak dengan kata-kata 'Bego, goblok, tolol, oon, dll' itu akan membuat mereka kehilangan percaya diri. Jangan menjadi patah hati pertama bagi anak."

5. Membanding-bandingkan.
"Kamu liat tuh si anu, nggak kayak kamu" bla-bla-bla. Hei, setiap personal itu udah ada takarannya masing-masing, kelebihan kekurangannya sudah menjadi satu paket. STOP! Membandingkan. Itu tidak akan membuat seorang anak menjadi maju, justru akan berdampak buruk bagi kepribadiannya.

Lebih jelasnya lagi apa maksud author membuat cerita seperti ini?

Tema ini aku ambil: "Mental Health"
Namun, isinya justru penyebab rusaknya mental.

Kenapa begitu thor?

Iya. Jadi... di dunia nyata pun, masih banyak orang tua yang kurang edukasi cara mendidik anak dengan baik dan benar.

Masih banyak orang tua yang menuntut anak harus serba bisa, menuntut nilai.

Bahkan masih banyak orang tua yang melakukan kekerasan pada anak. Anak akan dipukuli jika melakukan kesalahan, entah kesalahan besar atau kecil.

Anak dikata-katai, dibanding-bandingkan. Banyak, bukan? Apa kamu salah satunya?

Tidak jarang juga kita temui di berita. Orang tua membunuh anak sendiri, menyiksa, dan lain-lain hanya karena hal sepele.

Sebenarnya ada apa dengan orang tua yang seperti itu? Egois dan merasa paling benar. Membuat pikiran mereka tidak terbuka.

Jadi... tujuan dan maksud aku bikin cerita ini adalah point besarnya untuk para orang tua, supaya tidak toxic mendidik anak, supaya tidak berlindung di balik kata 'Demi Kebaikan.'

Kesehatan mental itu penting, loh. Siapa bilang anak tidak boleh dan tidak depresi? Justru... sering terjadi depresinya anak itu karena orang tua sendiri.

Hingga mereka melakukan hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan. Seperti apa thor? Self harm. Tau, kan? Perilaku menyakiti diri sendiri sebagai pelampiasan rasa sakit dan emosional, tetapi tidak berniat untuk bunuh diri.

Namun, jika self harm yang dialami sudah di tingkat berbahaya, tidak menutup kemungkinan akan memicu bunuh diri.

Jadi... hati-hati, ya. Mental yang sehat itu sangat penting, untuk orang tua... jangan dirusak mental anaknya, ya.

Oh, iya. Self harm itu bukan alay, ya dan yang melakukan itu juga belum tentu caper. Mental dan kuatnya orang itu beda-beda, nggak bisa disamaratakan, terlebih belum tau apa yang dihadapi orang tersebut hingga bisa self harm.

Karena kamu tidak akan mengerti jika belum mengalami apalagi merasakan.

Dijaga, ya ucapannya. Karena kamu nggak tau apa yang dialami penderita self harm.

Satu lagi... pembalasan apa yang sudah kamu lakukan itu terbukti dan fakta ada, loh. Kamu buat jahat hari ini, next time kamu bakal rasain yang lebih parah.

Terkahir... memaafkan dan berdamai dengan masalah tidak ada salahnya, kok. Buat nggak bales dendam dan nyimpen benci itu juga baik buay diri sendiri. Karena pembalasan bukan milik kita (Manusia). Jadi... usahain jangan dendam, ya apalagi nyimpen dendam, karena sebenanrya yang menyakiti akan berurusan langsung sama Tuhan.

Gimana? Udah paham maksud dan tujuan cerita ini? Walaupun partnya cuma 20'an tapi menurut aku mencangkup di dunia nyata dan ada pelajaran yang bisa diambil.

Menurut kamu gimana?

Komen, ya!❤️

Terima kasih!

Selamat bertemu di cerita-cerita lain yang aku buat🌹

GOD BLESS YOU!

HELP! (END).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang