Lan Xichen x Wei Wuxian 4

645 52 6
                                    

BERI AKU ALASAN

BERI AKU ALASAN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lan Xichen

Wei Wuxian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wei Wuxian

***

BERI AKU ALASAN


Menatap ke angkasa, ia menemukan ribuan bintang bertebaran menghiasi langit sehitam tinta, sedangkan pepohonan di sekelilingnya seolah berdansa di antara hembusan angin malam.

Semua begitu sunyi. Yang terdengar oleh telinganya hanya gelembung dari gerakan ringan kakinya yang membuat air beriak.

Tubuhnya kedinginan. Kolam tempatnya berendam saat ini bagai terisi bongkahan es dari kutub utara. Kulitnya berkerut, lengannya mati rasa, tapi ia tidak peduli. Sudah empat jam berlalu sejak Lan Xichen menghabiskan waktu di sana dan ia enggan pulang.

Ketika langkah kaki terdengar mendekati tepi kolam, Lan Xichen sama sekali tak bergeming. Bibirnya yang berada di atas permukaan air bergerak mendahului pria yang hendak berbicara dengannya. "Kalau kau menyuruhku pulang, percuma. Aku masih ingin di sini."

Pria itu adalah bartender yang bertugas menjaga bar di seberang kolam. Kemeja putih dikenakannya dengan rapi beserta rompi hitam dan dasi tipis sebagai pelengkap. Senyum tersimpul di bibir manisnya membentuk sepasang lesung di pipinya.

Meskipun Lan Xichen mengusirnya, bartender itu masih tegap berdiri dengan wajah bodohnya. Hal itu membuat Lan Xichen kesal. Mau tak mau ia mengakhiri sesi menatap bintangnya. Kakinya kini menyentuh dasar kolam dan ia menyibakkan rambut basahnya ke belakang. Setengah otot perutnya muncul di permukaan air.

Sang bartender dengan lembut berkata, "Tuan Lan, ini sudah pukul dua malam. Aku harus segera menutup tempat ini."

Lan Xichen akhirnya menyerah. Ia keluar dari kolam bertelanjang dada. Handuk di atas kursi rotan diambilnya untuk mengeringkan rambut. Sang bartender melirik 6 undakan di perutnya sepersekian detik sebelum pandangannya jatuh kepada cincin emas yang melingkar di jari manis pelanggan setianya itu.

Crack Pair [MDZS+Dilraba]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang