si kembar?

419 58 24
                                    

"Bunaa~ aku mau ikut Buna."

"Enggak, Endy di rumah aja sama bibi Sihyin."

Irene menolak Endy untuk ikut ke perusahaan. Irene tidak ingin berurusan dengan mulut yang membicarakan dirinya nanti dan menyebarkan berita tidak benar.

Dan tidak mau sampai itu berdampak ke anaknya. Mendengar Endy sakit saja, Irene merasa gagal menjaganya. Apalagi ditambah jika nanti ada komentar menyakitkan tertuju pada anaknya.

"Umm Buna boleh ya Endy ikut, Endy mau sama Buna." Endy menunjukkan wajah melasnya.

Jantung Irene tidak aman melihat wajah anaknya yang memelas. Akhirnya, ia setuju membawa Endy ke kantor.

"Endy janji sama Buna, jangan jauh-jauh dari Buna nanti."

"Iya Endy janji, Buna."

Setelah itu mereka keluar rumah dan naik mobil. Irene menyetir mobilnya dan Endy di sebelahnya.

"Buna, di sana tidak ada mainan?" Ucap Endy.

"Ada nanti Buna tunjukkin." Sahut Irene.

"Oke Buna."

Endy tidak mengajak ngobrol Irene lagi. Tidak ingin mengganggu konsentrasinya sedang menyetir mobil.

Beberapa saat perjalanan, mereka sampai disana. Irene memberhentikan mobilnya di tempat masuk gedungnya. Keluar dari mobil, kemudian membuka pintu Endy dan mengulurkan tangannya digenggam langsung oleh Endy.

Irene memberi kunci mobilnya ke penjaga sana untuk di parkirkan. Lalu, masuk ke dalam. Disana karyawan yang sedang berkumpul beralih memandangnya dengan tatapan terpesona. Mungkin mereka melihat anak yang di gandengnya tatapan itu berubah manjadi terkejut.

Tetapi Irene membalas mereka dengan anggukan salam. Diantara kumpulan karyawan disana, dirinya melihat wanita kemarin sore di taman.

Irene memandanginya dengan senyum miring, sedangkan yang di tatap hanya menunduk malu.

Irene memutuskan memperkenalkan Endy pada karyawannya. Dalam hati berharap agar nantinya tidak menjadi bahan pembicaraan yang terlalu berlebihan.

"Perkenalkan ini anak saya Bae Wendy." Ujar Irene.

Dan yang lain mendengarnya itu sangat terkejut bukan main.

"Saya ingatkan untuk tidak berbicara macam-macam di belakang saya atau menyebarkan rumor mengada-ada setelah ini." Yang sebenarnya tujuan itu juga untuk menyindir orang-orang yang membuat rumor tentang dirinya.

"Silahkan kalian boleh kembali bekarja, terimakasih." Lanjutnya.

Endy menempelkan tubuhnya disamping Irene menutup diri agar tidak mendapat tatapan dari banyak mata.

Terlalu malu menerima banyak tatapan mata yang tertuju padanya bahkan Endy mencicit mengode Irene agar peka dirinya tidak suka menjadi bahan perhatian.

Irene melirik anaknya seperti kucing ketakutan tersenyum kecil dan beralih menatap dingin pada orang-orang yang mengarahkan pandangan ke anaknya. Merasa tatapan Irene mereka semua bubar dan melakukan pekerjaan masing-masing.

"Permisi Bu Bae, ada seseorang yang sudah menunggu anda di ruang tunggu." Datang seorang wanita diketahui bahwa itu asisten Irene.

"Baik, saya akan kesana. kamu boleh pergi." Jawab Irene.

"Buna Endy gak ditinggal kan?" Ujar Endy menatap Irene.

"Ya enggak dong, sayang. Endy Buna ajak juga, yuk kita kesana."

BUNA & ENDY (S1-END S2-END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang