(S2) 10

177 30 2
                                    

Jisoo bersama yang lainnya langsung tancap gas datang ke rumah sakit saat mendengar insiden Endy. Kedelapan perempuan itu terburu-buru melangkah mencari ruang rawat Endy. Setelah menemukannya, mereka membuka pintu dan masuk.

"Astaga! Endy, kamu sangat terlihat tidak baik-baik saja. Dimana kamu merasa sakit, nak?" Jerit Taeyeon ketika melihat keadaan Endy berbaring dengan kaki di perban dan banyaknya luka kecil.

"Pelankan suaramu Taeyeon." Ucap Sihye.

"Aku baik-baik saja, mommy. Buktinya aku masih bisa bernapas." Balas Endy.

Yang lain memelototi balasan Endy. Terlebih Karina mendekati ranjang Endy. Ia dengan sengaja memukul kaki yang di perban tersebut diiringi teriakan kesakitan Endy.

"Ouch! Karina-ah, apa sih yang ada di dalam pikiranmu buat mukul luka aku sih." Ringis Endy.

Karina melempar senyum manisnya. Tetapi di mata Endy senyum itu penuh tanda bahaya.

"Maaf aku sengaja, Endy eonnie. Lain kali pasti aku bakal ulangi lagi hihi." Endy menelan ludahnya kasar.

"E-ehm gapapa Karina, aku ga marah tadi cuma kaget aja." Kata Endy.

"Terserah. Kamu tidak sekalian saja bunuh diri, huh? Ini lukanya tanggung loh" Wendy berkeringat dingin kala mendengar kalimat yang Karina katakan sama persis dengan Soojung.

"E...e....e...aku tidak akan melakukan hal segila itu Karina."

"Apa balapan liar itu adalah hal wajar? Sungguh lucu pikiranmu, Endy eonnie." Sinis karina.

Irene yang mendengar percakapan mereka langsung menghadap berdiri di samping ranjang Endy dengan wajah terkejut.

"Benarkah yang dikatakan Karina, Endy?" Irene menajamkan tatapannya pada sang anak.

Kini, dipikiran Endy sedang mencari cara untuk mengeluarkan alasan kepada ibunya. Namun nihil otaknya tidak bisa di ajak bekerja sama. Alhasil Endy hanya bisa cengengesan tanpa beban.

"Iya buna, habisnya Endy bosan mau ngapain di rumah gak ada yang seru."

"Ya kan kamu bisa main sama Karina dan yang lain. Biasanya kamu begitu." Tatap Irene.

"Aku pengen mencoba hal baru, Buna." Melas Endy.

"Um..Buna biarin deh kali ini, kamu emang lagi di masa iseng-iseng. Lanjutkan ya, nak. Buna bebasin kamu, bukan berarti buna sudah lepas tangan. Tapi Buna memperbolehkan kamu buat melakukan sesuatu yang bikin anak Buna ini penasaran." Irene mengelus pucuk kepala sang anak.

"Makasih buna, emang deh buna paling top!" Endy mengacungkan ibu jarinya seraya tersenyum menunjukkan lesung pipitnya kepada Irene.

"Yang penting cantiknya buna bahagia, buna pun ikut bahagia rasanya." Tusuk lembut di pipi Endy.

Semua orang yang berada di sana hanya tersenyum geleng melihat ibu dan anak itu. Terutama Sooyeon yang belum terlalu dekat mereka merasakan kehangatan yang telah lama tidak ia rasakan. Endy menatap sosok yang belum pernah dilihatnya. Endy membuka suara padanya.

"Hei kamu di sana! Siapa namamu? Daritadi aku melihatmu, tapi aku belum tau nama kamu." Endy berkata dengan nada ramah.

"Namaku Sooyeon, Endy." Sahutnya.

"Salam kenal Sooyeon." Sooyeon tersenyum mengangguk.

Setelah itu yang lain dengan menyesal tidak bisa berlama-lama karena urusan mereka masing-masing. Anak-anak yang ada panggilan dari sekolah, ibu-ibu ada urusan pekerjaan, dan trio rich sama ada urusan pekerjaan. Endy menyemangati mereka agar tidak usah terlalu memikirkan dirinya.

BUNA & ENDY (S1-END S2-END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang