Kejadian peristiwa yang menggemparkan seorang wanita beranak 1 itu berhasil membuat jiwa overprotektif dalam dirinya keluar. Dan target yang di overprotektif ini adalah anaknya sendiri. Ia semakin lebih ekstra lagi menjaga sang anak dan memastikan bahwa anak kesayangannya ini berada di pengawasan dirinya.Sifat yang ditampilkan wanita tersebut sangat membuat sang anak tambah bingung dan terheran-heran.
Permasalahannya disini adalah setiap Endy ingin ke kamar mandi, Irene selalu mengikuti bahkan ingin ikut masuk. Dan hal itu ditolak mentah-mentah oleh Endy, ia selalu mengunci pintu dari dalam agar ibunya tidak bisa masuk.
Ada suatu ketika Endy sedang mandi lupa mengunci pintu, saat berbalik ingin keluar dari kamar mandi. Ia melihat sang ibu duduk manis diatas kloset duduk. Diiringi senyumnya menurut Endy sangat horor.
Dan itu sangat membuat Endy marah sampai berhari-hari karena merasa di khianati. Soalnya Irene sempat berjanji tidak akan masuk ke kemar mandi jika dirinya sedang ada di dalam.
Marahnya Endy sangat membuat Irene bingung harus melakukan apa, sebab Endy hanya mendiaminya tanpa merespon jika berbicara dengannya bahkan tidak bertegur sapa kepada dirinya.
"Sayangnya Buna, maafin Buna ya. Kemarin Buna ngaku salah deh karena masuk ke kamar mandi padahal Endy sedang mandi." Bujuk Irene pada Endy yang sedang membaca buku cerita anak-anak.
"..."
Endy mengabaikan tidak membalas ucapan sang ibu. Irene tidak tahu mengapa ia merasa gemas dengan anaknya, ia mencubit kedua pipinya sampai Endy meringis kesakitan.
"Aaah Buna sakit! Ngapain nyubit pipi aku sih!" Sebal Endy.
"Lagian kamu diemin Buna terus, ya Buna gemas lah jadi cubit aja deh pipi kamu." Cengegesan Irene.
"Terserah Buna!" Endy membelakangi Irene.
"iiih anak Buna, berhenti marah sama Buna ya. Endy mau apa, Buna turutin deh."
Segera Endy berbalik ke arah ibunya. Ia mengatakan semua kemauan yang membuat Irene dengan tegas langsung menolak setuju dengan keinginan Endy yang pertama.
"Aku mau Buna berhenti overprotektif, boleh protektif tapi jangan berlebihan. Lalu, aku ingin Buna membelikan Endy Lego. Udah gitu aja."
"Untuk yang pertama Buna tidak bisa, sayang. Kecuali membelikan Lego, Buna pasti bisa beliin Endy Lego sekaligus tokonya."
"Yaudah kalau Buna gak menuruti kemauan Endy yang pertama, aku tidak mau berbicara lagi pada Buna." Kemudian Endy meninggalkan Irene sendirian ke kamar.
Irene menghela napas, mau tidak mau ia harus menuruti kemauan Endy, jika ingin anaknya kembali normal kepadanya. Yap! Akhirnya Irene menerima kemauan sang anak.
Kembali ke masa sekarang
"Bunaaa...aku mau kamar sendiri." Rengek Endy mengikuti sang ibu yang sedang membereskan bekas makan malam.
"Aduh sayangku, masih bisa tidur bareng Buna kenapa harus punya kamar sendiri."
"huuh Buna, Endy kan pasti tumbuh besar gak mungkin kecil terus jadi Endy mau punya kamar sendiri." Keluh Endy.
"Endy bosan tidur sama Buna?" Irene berhenti dari aktivitasnya dan mengangkat tubuh Endy sambil mengatakan itu.
"Bukan begitu Buna, tapi Endy mau ngerasain punya kamar sendiri. Boleh ya Buna?" Endy memberikan puppy eyes ke Irene. Irene tidak tahan dengan kelucuan anaknya, ia menurutinya dan berencana untuk membeli perlengkapan untuk kamar bayi satu ini.
"Oke Buna bolehin, tapi sekarang kamu main dulu gih, nanti kalau Buna sudah selesai bersih-bersih kita ke mall beli perlengkapan untuk kamar kamu." Usap Irene pada kepala sang anak.
"Siap boss-ku!"
Endy pergi ke tempat biasanya bermain. Irene melanjutkan aktivitas sebelumnya. Selesai dirinya berganti baju, dan membawa kunci mobil. Keluar memanggil sang anak. Mereka pun pergi ke mall untuk pembelian perlengkapan kamar baru Endy.
<<<Fast forward>>>
"Yeyyy! Akhirnya selesai! Uuh Buna-ku sayang makasih ya, udah ngebolehin Endy punya kamar sendiri." Senyum Endy.
"Sama-sama anakku sayang, emm..Buna tidur disini boleh ya, duh capeknya." Irene menjatuhkan diri pada kasur lembut milik sang anak. Dan menarik tubuh Endy untuk dipeluk.
"Buna numpang tidur sini dulu, baru besok Endy tidur sendiri ya, selamat malam anakku!" Irene mengecup pipi Endy sebelum memejamkan matanya.
"Malam Buna, hoam..." Endy tertidur sambil memeluk Irene.
....
Paginya
"Huaaa bunaaaaaa bangun! Endy telat sekolah ini." Endy menggoyangkan tubuh ibunya membangunkannya.
"Kiss morning dulu, baru Buna bangun." Pinta Irene yang langsung dilakuin oleh Endy.
Endy mencium seluruh wajah Irene. Irene terkikik geli merasakan bibir lembut sang anak di seluruh wajahnya.
"Sudah bunaa, ayo bangun! Endy mau mandi, Buna juga ya." Endy melompat turun dari kasur dan masuk ke kamar mandi.
Irene bangkit dari kasur dan keluar kamar sang anak dan masuk ke kamar mandi yang berada di kamar tidurnya.
Semua sudah rapih, saatnya mereka berangkat ke tempat yang dituju masing-masing. Sebelumnya sang ibu mengantarkan anaknya dengan selamat ke sekolah. Dan selanjutnya ke kantornya.
Kedua orang menjalankan aktivitas dan tugas yang berbeda. Satu mengerjakan tugas, satunya mengerjakan desain pakaian.
Mereka menjalankan kegiatan hari ini dengan semangat yang membara juga niat baik. Satu berniat agar mendapatkan ilmu, satunya agar bisa mendapatkan penghasilan yang lebih banyak lagi.
Di kantor Irene
"Irene eonnie, kami merindukanmu!" Heboh ketiga perempuan datang menyerbu ke dalam ruangan Irene.
"Hey jangan berisik di kantor ku! Disini bukan Hutan, mending kalian pulang."
"Tega kali kau, eonnie. Kami berada disini karena merindukanmu tapi apa ini balasanmu." Dramatis SeulJoyRi.
"Hmm...sayangnya aku tidak merindukan kalian." Ucap Irene tanpa mengalihkan pandangan dari sketsa yang sedang dibuat.
"Jahat sekali! Lebih baik tadi kita culik Endy langsung daripada kesini kagak dianggap." Cibir Joy.
"Tidak ada yang menyuruh kalian kemari. Silahkan jika kalian ingin mengajak Endy berpergian, hati-hati awas jangan sampai terjadi apa-apa dengannya."
"Serius nih?!!! Horeee makasih eonnie-ku sayang, muachhh. Oke kita pergi menculik anakmu dulu ya, bye eonnie." Joy menekan ciuman singkat di pipi Irene, dan segera di lap oleh Irene.
Ketiga orang itu keluar dari kantor Irene dengan perasaan berbunga-bunga akhirnya bisa kembali menghabiskan waktu bersama bayi yang mereka selalu dirindukan siang-malam saat berada jauh dari sisinya.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
BUNA & ENDY (S1-END S2-END)
Fanfic"Buna sayang Endy" "Endy juga sayang Buna" ☀️☀️☀️☀️☀️☀️☀️☀️☀️ ☀️Pict: pinterest ☀️Cover edit by: me ☀️ Season 1: END ☀️ Season 2: END ☀️ Edisi ibu dan anak