01 •Perjodohan•

13.6K 146 3
                                    

Pagi menyambut seorang gadis kecil dan imut, di sebuah kamar. Matahari membangunkan nya lewat sela-sela lubang kamar kecil.

Braakk!

Byuurr!

Pintu dibuka dengan paksa oleh seorang wanita yang berumuran 40 tahun dan gadis kecil tersebut di siram air hingga kasur nya basah.

"Dasar Pemalas?! Cepat bangun saya, sudah siang enak banget kamu masih tidur?!" bentak Ibu tiri Amela.

Itu adalah Amela Kamelia, gadis kecil dan polos hidup dengan ibu tirinya, kakak tirinya dan ayahnya.

Tanpa mereka tau, Ayahnya Amela dan Ayahnya El adalah sahabat sejak SMA.

Ayah Amela bekerja di kantor dekat kantor besar milik El.

"Cepat bangun?!" Ibu Amela menarik tangan Amela dengan kasar.

"Cuci muka sana! Terus segera beresin rumah?!" Ibu Amela segera keluar kamar dan membanting keras pintu kamar Amela.

Amela hanya bisa menangis dalam diam dan segera mencuci mukanya lalu beresin rumah sebelum berangkat sekolah.

"Maa, aku lapar. Apa sudah masak si pemalas itu?" tanya Renata.

Amela baru saja selesai masak dan menaruhnya di meja makan, ketika hendak duduk juga. Namun, ditahan oleh Ibunya.

"Ngapain kamu duduk di situ? Sana mandi terus ini bekalnya kamu gak boleh makan bareng kami. Uang jajan kamu ini," ucap Ibunya sambil memberikan selembar uang berwarna ungu.

"Terima kasih, Ibu," ucap Amela lirih, tapi ia masih mensyukuri ibunya memberikan bekal dan uang jajan sudah cukup baginya.

Amela segera mandi dan berganti pakaian seragam SMA dan kacamata kecil.

"Ayuk nak, kita makan," ajak Ibunya kepada Renata.

Renata mengangguk dan tersenyum puas melihat Amela yang sedikit telat sekolah, yang pastinya juga akan di hukum.

Amela berjalan kaki ke sekolah karena tak punya sepeda juga tak bisa naik taksi, uangnya hanya sepuluh ribu.

Teett ... Teettt ....

(anggap saja bunyi bel sekolahan untuk masuk ya😂)

Bunyi bel masuk terdengar tepat saat Amela sudah masuk ke halaman sekolah.

Amela berlari dan masuk ke kelasnya, duduk di bangku paling belakang dan pojok lagi.

"Woiii! Kenapa kamu hampir telat lagi?" tanya temannya yang sebangku-Anggi.

Anggi adalah teman sekaligus sahabatnya yang paling setia dan mau berteman dengan seorang cupu seperti dia.

Selama masuk SMA Merpati Bangsa II. Amela tak punya teman sama sekali karena penampilannya yant cupu dan miskin.

Hanya Anggi yang menerima menjadi temannya bahkan sahabatnya ketika susah senang bersama.

"Anuu eemmm tadi--,"

"Kamu disiksa lagi sama ibu kamu?" tanya Anggi spontan memotong pembicaraan Amela.

"Ti-tidak kok Nggi tadi aku beresin rumah dulu, jadi sedikit telat," tutur Amela tersenyum manis.

"Huhhh! Aku tau pasti ibumu yang menyuruhmu, Yakan?!" tegas Anggi dengan kesal.

Amela hanya diam dan menunduk karena di marahin Anggi, dia tak jujur sama sahabatnya.

"Maafkan aku," lirih Amela.

"Sudahlah, aku juga tak bisa marah denganmu walaupun semenitpun," ucap Anggi memeluk Amela.

Gadis Polos Milik Tuan MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang