05 •Menepis Perasaan•

3.9K 123 1
                                    

Pagi hari membangunkan El yang sedang nyenyak tidur.

El membuka mata dan mendapati sang istri masih tertidur pulas dengan wajah imutnya.

Pipi yang gembul, bibir yang merah merekah dan muka yang hampir seperti boneka, sangat imut.

Tangan El tiba-tiba bergerak mendekati wajah Amela lalu membelai pelan dan lembut pipi Amela.

Beberapa saat kemudian El tersadar dan segera menarik kembali tangannya.

'Apa-apaan aku ini, kenapa aku bisa melakukan hal itu,' batin El lalu segera bangun dan berdiri berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

"Euhhmm ...." Lenguhan Amela terdengar tanda ia sudah bangun dan perlahan mata cokelat bulatnya terbuka.

Amela melihat sekitarnya, tampak bukan kamarnya sendiri.

"Kamar siapa ini?" gumam Amea lalu turun hendak keluar kamar.

"Mau kemana?" tanya El dari ambang pintu kamar mandi dengan memakai kimono hitamnya.

Amela berbalik badan dan melihat El dengan diam dan polosnya memandnagi tubuh suaminya.

"Saya mau keluar kamar, Tuan. Ini bukan kamar saya," ucap Amela dengan polos.

El hanya menghela napas kasar mendengar gaya bicaranya Amela yang terlalu formal.

"Apa kamu tidak bisa menggunakan bahasa tidak formal," ucap El dengan kesal.

"Itu tidak sop--,"

Ucapan Amela terpotong saat benda kenyal dan manis menabrak bibir merah Amela.

Amela hanya diam saja terpepet di tembok, tak ada respon karena Amela tak tau apapun.

El melepaskan lumatannya dan menatap dalam-dalam mata Amela.

'Cantik!" Satu kata terucap dalam hati El.

Amela menunduk pipinya bak kepiting rebus, namun ia tak bisa berbuat apapun bersandar di tembok.

"Tuan, sa-saya mau keluar," ucap Amela lirih.

El yang menyadari posisinya segera menyingkir dari depan Amela dan berlenggang meninggalkan Amela.

Amela menghela napasnya pelan lalu memegang dadanya yang sedikit berdegup saat di dekat El.

'Ada apa dengan jantungku,' batin mereka berdua secara bersamaan.

Amela keluar kamar dan berjalan ke bawah untuk menyiapkan sarapan Tuan El.

Seperti biasa Amela masih sedikit pendiam karena masih takut akan bentakan sang suaminya.

Tok! Tok! Tok!

Bunyi ketukan pintu rumah terdengar, Amela segera berjalan menuju pintu dan membukakannya.

Ceklekk!

Nampak seorang pemuda yang sudah lanjut usia tapi masih terlihat muda dan seorang wanita cantik walaupun terlihat umurnya sudah menginjak tua.

"Silahkan Tuan, Nyonya masuk!" ucap Amela dengan sopan dan menunduk.

Mamanya El sangat terpesona dengan keimutan wajah Amela.

"Astaga! Amela kamu sungguh imut" seru Mamanya El segera memegang pipi gembul Amela.

Amel yang mendapat serangan mendadak bingung dan terdiam mematung.

Papanya El hanya tersenyum tipis melihat tingkah laku istrinya.

Tap! Tap! Tap!

Suara detapan kaki bersepatu milik Rl turun dari tangga lantai atas.

"Papa mama sejak kapan disini?" tanyanya tersenyum ramah.

Gadis Polos Milik Tuan MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang