07 •Mengerjai Kepolosan Sang Istri•

6.5K 122 2
                                    

"Amela, Papa Mama pulang dulu yahh, jangan lupa kasih cucu yang ganteng untuk mama," ucap Mama El tersenyum ceria dan tulus kepada mertua tersebut.

Amela yang tak tau apapun hanya mengangguk lalu melambaikan tangannya mengucapkan selamat jalan pada sang kedua mertua.

El yang diam setelah melihat jawaban Amela karena permintaan mamanya, hanya menggeleng lalu menepuk kening nya.

"Sebenarnya kamu itu polos atau terlalu polos, sih!" gerutu El dalam hati.

"Kamu mengangguk begitu apa tau yang diinginkan Mama, Mela?" tanya El sembari melihat wajah imut istrinya yang berusia 18 tahun tersebut.

Kepala Amela bergerak menggeleng lalu berkata, "Apa cucu itu sejenis makanan? Atau permainan begitu?"

El ditambah pusing dengan pertanyaan istrinya yang menurutnya sangat konyol dan polos banget, bagaimana bisa diusianya yang hendak dewasa dia tidak tau akan namanya cucu dan pernikahan.

"Kau tidur saja!" ucap El menyuruh Amela tidur.

Amela yang masih takut-takut akan sifat El segera mengangguk, ia sangat takut akan bentakan. Setiap dia mendengar bentakan ataupun dirinya sendiri di bentak ia akan menangis bahkan kalau kaget bisa juga mengalami tidak sadarkan diri.

Buukk!

Amela melemparkan dirinya ke ranjang besar King Size berwarna merah namun berbalut seprai putih.

"Jantungku kenapa yahh, kenapa bisa seperti ada aliran listrik bila berdekatan dengan Tuan El. Apa Tuan El punya kekuatan listrik?" tanyanya polos Amela dalam dirinya sendiri.

"Ahh, iya! Pasti Anggi mengkhawatirkan diriku." Amela mengingat sahabatnya yang beberapa hari bahkan hampir dua minggu tak ia beri kontak.

Tuttt ... Tuttt ... Tuttt ...

Layar hp berlabel apel tergigit tersebut memperlihatkan, nama sahabatnya Yaitu Anggi.

Klikk ....

"Hallo?"

"Iya Hallo, Anggi Maafkan aku yang tak memberikanmu ...."

Belum sempat Amela mengatakan apa yang ingin disampaikan sudah terpotong akibat ucapan sahabatnya.

"Kamu kemana saja, Hah?! Sudah dua minggu aku khawatir sama kamu gegara kamu tak ada kabar. Apa ibumu melukaimu? Dia menghajarmu? Atau apa yang buat kamu kesakitan? Ayo katakan Memell?!"

"Bagaimana aku bisa mengatakan jika kamu memotong ucapanku"

"Ahh iya bener juga, hehehe maafkan aku"

"Begini, kata Papa kemarin aku menikah dengan anak sahabatnya, aku tak tau menikah itu apa. Tapi, kata papa menikah adalah suatu ikatan yang menghubungkan antara keluarga lain dengan kita dan harus kita bertahan kan,"

"Astaga?! Ka-kamu serius, Mel?"

"Serius Anggi, mana pernah aku bohong."

"Terus kapan kamu sekolah?" tanya Anggi dengan muka yang sangat sulit diartikan sembari melihat wajah polos sang sahabat.

"Senin ini aku akan izin kepada mas El untuk kembali sekolah yahh"

"Mas El? Siapa?"

"Dia orang yang menikahi ku kata papa,"

"Baiklah, aku lega kamu tak apa-apa Mel, hati hati sampai jumpa besok,"

Tuttt ... Tuttt ... Tuttt ...

Bunyi telepon yang sudah di matikan sepihak, tanpa Amela sadari, El sedari tadi mendengar percakapan mereka. El sengaja meretas hp Amela agar mudah siapa yang menghubungi istrinya, entah sengaja atau tidak sengaja El juga tak menyadari seperti sedang memata-matai istrinya yang hendak selingkuh.

Gadis Polos Milik Tuan MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang