08 •Kecemburuan El•

5.1K 119 2
                                    

Sinar matahari memasuki celah-celah di setiap gorden kamar mewah bernuasa Biru laut tersebut.

Amela yang terusik karena gangguan dari tangan jahil sang suami. Tangan El tak henti-hentinya mencubiti pipi chubby sang istri yang sedang tenang memejamkan matanya.

"Euhhmm ...."Lenguhan Amela terdengar dan perlahan mata bulat Amela terbuka dan yang di lihat pertamanya adalah wajah tampan sang suami.

"Tu--an?" Amela tak bisa bergerak sama sekali karena pelukan erat dari tangan kekar milik El.

Tanpa meminta izin, El langsung melumat bibir sang istri yang merah ranum tersebut.

"Hummtt Uhhmm..!" Tangan Amela berusaha memukul dada bidang El. Namun, percuma tenaga nya kalah kuat dengan El.

Dirasa Amela kehabisan oksigen, El segera melepaskan lumatan nya.

"Hahh! Hahh!" Napas memburu Amela terdengar tak beraturan.

"Aku sudah mengatakannya, Sayang. Jangan memanggilku dengan sebutan TUAN! Ingat itu baik-baik!" tegas nya El tersenyum smirk.

Amela hanya bisa mengangguk menunduk di pelukan El yang hangat.

"Gadis pintar!" ucap El lembut.

Setelah drama-drama di kamar, El turun dari ranjang meninggalkan Amela yang kembali tertidur.

El memasuki kamar mandi dan melakukan ritual. Biasalah, El adalah lelaki normal posisi seperti yang didapat dari Amela sangatlah membuat hasratnya naik.

Beberapa jam di kamar mandi, El keluar kamar melihat istrinya yang masih lelap tidur dengan muka chabbynya.

"Heii bangun," ucap El pelan sembari menekan-nekan pipi gemoy Amela.

Amela yang terusik, segera membuka matanya dan melihat El. Lalu melihat jam sudah menunjukkan pukul delapan pagi.

"Aaaa!!!" Amela segera bangun dan buru-buru masuk ke kamar mandi.

"Kenapa Anda tidak membangunkan saya, Tuan!" teriak Amela di kamar mandi sembari mandi.

El yang sedikit loading pikirannya, hanya bisa mendengarkan gerutukan Amela yang sedang kesal karena bangun kesiangan.

Selesai mandi, Amela masuk kamar dengan memakai handuk, karena lupa membawa pakaian.

El melihat badan mulus istrinya hanya bisa meneguk saliva nya.

"Astaga!! Ini benar-benar malapetaka dan cobaan iman," gumam El segera memalingkan muka.

El sudah selesai memakai kemeja kerjanya sedangkan Amela baru saja selesai berpakaian.

Amela berjalan ke arah suaminya lalu dengan telaten dan sesuai ajaran El pertama kalinya ia mulai memasang kan dasi di leher sang suami.

"Sudah, Tuan," ucap Amela sembari merapikan kemeja dan jas yang di pakai El.

"Emmm ...." Amela ingin sekali mengatakan sesuatu. Namun, ia masih bingung dan diam menatap suaminya.

"Bicaralah jika ingin bicara!" ucap El yang mengerti akan bahasa Amela.

"Emmm... anu Tuan, saya ma--," belum sempat selesai berbicara El sudah melahap bibir ranum Amela sampai benar-benar bengkak.

"Hhmsss!!" Amela berusaha mendorong badan El. Namun, tidak cukup kuat akan mendorongnya.

"Huhh hemm!" Amela melepas paksa lumatan El dan menghela napas dalam-dalam.

"Aku sudah mengatakan agar tidak memanggilku Tuan. Apa kau tidak mendengar dan mengerti!" ucap El tegas.

Gadis Polos Milik Tuan MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang