2

6.8K 513 39
                                    

🥀__🥀


Sejak hari kelulusannya beberapa bulan lalu, Aca memang sengaja mengambil istirahat. Orang tuanya pun tidak masalah, sudah dikatakan bahwa mereka mensupport apa pun yang akan Aca lakukan. Jadi ketika gadis itu memutuskan untuk menganggur beberapa waktu pun mereka iyakan. Aca yang kebetulan kuliah dibagian pendidikan sudah memutuskan sendiri bagaimana jalannya nanti. Hampir 3 bulan Aca berdiam diri dirumah, hampir selama itu juga ia tidak pernah bertemu Marvin. Lelaki itu kembali lagi ke masa sibuknya. Menjadi supervisor dikantor ayah sendiri ternyata sesibuk itu, lelaki itu juga sudah hampir dua bulan tidak membaca pesannya. Aca tidak berfikiran buruk karena dulu sebelum ini, keduanya pernah lost contact selama lima bulan. Entah apa yang membuat Aca begitu percaya kepada Marvin.

Namun masalahnya disini adalah, sudah hampir seminggu Aca sakit. Badannya lemas, tidak berhenti mengeluarkan apa pun yang masuk kedalam lambungnya. Ia takut, bunda pun sama. Ia khawatir kepada anak sulungnya.

"Kita kerumah sakit aja ya kak? Ini asam lambung kamu kali, kamu mah begadang mulu, drakoran, udah tau punya asam lambung yang kambuhnya sesuka hati, yuk siap-siap dulu" Dengan cepat Aca mencegah bundanya, walau tenaganya sudah habis karena ia baru saja memuntahkan sarapannya, tapi setidaknya ia bisa meraih tangan bunda.

"Aca gak apa bun, nanti Aca kerumah sakitnya sama kak Marvin aja deh beneran" Bunda menghela nafas panjang.

"Masalahnya Marvin itu udah kamu hubungin tiga hari yang lalu dan masih belum ada respon Acaaaa, udah yuk sama bunda aja. Sama aja kok" Aca menggeleng ribut, ia hanya sedikit takut jika pergi dengan bundanya.

"Yaudah, kita tunggu Marvin dulu. Kalo sampe nanti sore juga dia masih gak respon kita langsung kerumah sakit bareng ayah. Yuk bunda bantu" Bunda menuntun pelan badan Aca yang super lemas. Belum ada beberapa langkah meninggalkan kamar toilet, bunda merasa bebannya semakin berat. Aca pingsan.





🥀__🥀



Waktu itu, posisi bunda lagi berdua doang sama Aca. Ayah kerja, sedangkan Jingga lagi sibuk dikampus, menjadi mahasiswa baru bikin Jingga punya segudang kegiatan, untung saja anak itu pintar mengatur waktu. Antara kuliah, organisasi dan istirahat dirumah. Karena posisi bunda yang hanya bersama Aca, jadi ketika anak gadisnya pingsan, bunda berusaha sekuat mungkin memapah Aca menuju mobilnya yang terparkir di depan rumah.

Jayden, ayah Aca. Berlari dilorong rumah sakit, perasaannya melega ketika melihat istrinya yang duduk gelisah didepan ruang dokter.

"Aca kenapa??" Nafas Jayden memburu.

"Tenang deh Jay, tadi kata dokter Aca harus USG. Aduh Jay, aku takut banget lambung anaknya udah separah itu" Jayden mengangguk faham, sulungnya sejak SMP sudah punya maag, dan ketika kuliah maagnya berubah menjadi kronis dan setiap kali begadang, asam lambungnya akan naik. Sangat menyiksa.

"Kamu juga tenang, abis ini kita jaga bareng pola makan Aca ya. Jangan dibiarin berantakan lagi" Bunda mengangguk, jika sudah seperti ini ia akan kesal sendiri. Antara menyalahkan Aca yang sulit sekali disuruh makan dan menyalahkan dirinya sendiri kenapa bisa Aca punya pola makan berantakan. Jayden cukup faham dengan itu, karenanya ia mengelus tangan sang istri berusaha memberi ketenangan. Tak lama setelahnya seorang suster menghampiri mereka, mengatakan bahwa dokter ingin berbicara dengan orang tua pasien.

"Saya tidak tahu apakah ini akan menjadi kabar bahagia atau malah kabar yang cukup mengejutkan untuk bapak dan ibu. Anak bapak dan ibu sedang mengandung dengan usia kandungan kurang lebih 3 minggu, yang dialami pasien adalah hal wajar di trimester pertama tapi tolong tetap diperhatikan ya pola makannya, usahakan tetap ada yang masuk walau akhirnya di muntahkan kembali. Pasien masih belum sadar, tapi tidak apa. Mungkin satu atau dua jam kedepan dia akan bangun. Tidak perlu rawat inap, kalau infusnya sudah habis, sudah boleh pulang kok. Saya permisi" Dokter itu berlalu, izin permisinya tidak dihiraukan oleh Jay dan Diana. Keduanya sama-sama tengah mengatasi keterkejutan masing-masing. Merasa bahwa mereka adalah orang tua yang gagal, saling menyalahkan diri sendiri. Yang pasti, siang itu hati kedua orang tua Aca hancur.



🥀__🥀

Unlocked Character

Unlocked Character

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jayden. CEO di perusahaan makanan instan yang merk nya sudah kemana-mana. Menjadi perusahaan raksasa karena memang tidak ada yang mampu bersaing, produknya memang sudah lama beredar dipasar tapi masyarakat seolah tidak bosan. Sebenarnya yang membantu produknya tatap digilai adalah mahasiswa-mahasiswa diakhir bulan.


 Sebenarnya yang membantu produknya tatap digilai adalah mahasiswa-mahasiswa diakhir bulan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Diana. Ibu rumah tangga.


Jingga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jingga. Mahasiswa semester 2 yang super sibuk. Ikut organisasi external dan internal kampus. Tapi ketika dirumah sudah seperti pengangguran akut.







HEHEHEHEHEHEHHE.

Bila's shipper Chart :
1. Nohyuck (-)
2. Jaedo (🔺2)
3. Taedo (-)
4. Johndo (🔻2)
5. Markhyuck (-)
6. Taeten (🆕)

MANA PUNYA KALIAN???

Pregnant Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang