🥀__🥀
Setelah Aca yang mencium Jevin tanpa aba-aba, wanita itu langsung masuk kamar. Tidak perduli dengan makan malam yang bahkan belum mereks mulai. Ia sibuk merutuki diri sendiri karena terlalu menuruti hormonnya. Aca sendiri sebenarnya gak tau kenapa bisa dia main nyosor aja, mungkin itu dorongan dari si bayi, tapi kan bapaknya bukan Jevin??
Aca mengalihkan pandangannya kepintu yang terbuka, Jevin masuk kamar setengah jam kemudian. Ditangannya ada sepiring nasi dan segelas susu. Bisa Aca tebak itu susu untuk ibu hamil.
"Kamu belum makan, masih mual?" Wajah Jevin sangat tenang, seolah tidak terjadi apa pun sebelumnya. Karena Jevin bersikap biasa saja, Aca pun harus bersikap begitu untuk mengurangi rasa malunya. Diraihnya piring dari tangan Jevin dan menyuapi dirinya sendiri dengan perlahan.
"Aku beliin kamu susu yang rasa Strawberry, kata bunda kamu mualnya makin parah kalo minum yang rasa Vanilla" Aca melirik ke segelas susu yang kini sudah Jevin letakkan diatas nakas.
"Sebenarnya gak masalah sih, mualnya cuma sebentar. Tapi makasih ya Jev" Jevin mengangguk, tatapannya masih mengikuti Aca yang sedang makan dengan pelan.
"Kamar tuh ada dua Ca, cuma yang satunya aku jadiin ruang kerja dan belum aku beresin, belum aku isi kasur dan peralatan lainnya juga. Jadi malem ini aku tidur disini boleh?"
"Kamu aneh banget deh Jev, kita suami istri kali. Masa tidurnya pisah?? Udah itu biarin aja jadi ruang belajar, aku gak masalah kok kita tidur bareng" Kalimat terakhir Aca membuat Jevin salah tingkah, bahkan telinganya memerah.
"Kenapa diam Jev?? Kamu gak mau sekamar sama aku?? Aku gak mendengkur kok, atau kalau emang kamu gak nyaman nanti bisa simpen gul—" Perkataan Aca terpotong oleh Jevin yang mengambil piring ditangan Aca tiba-tiba lalu menyuapi Aca satu sendok full nasi.
"Kamu makan lama banget deh Ca" Aca diam, Jevan pun diam.
Setelah satu piring habis, Jevin memberikan Aca air putih sebelum akhirnya memberikan Aca susu yang sudah ia seduh tadi.
"Kalo pengen apa-apa bilang aja ya Ca" Tidak menunggu jawaban Aca, Jevin langsung berlalu begitu saja membawa piring dan gelas kotor. Aca bisa mendengar suara air dari wastafel, mungkin Jevin langsung mencuci piring kotor, Aca tidak tahu. Tapi perlahan senyum terbit dari kedua belah bibirnya. Ikut tawaran Jevin untuk menjauh dari keluarga dan seseorang yang telah menyakiti hatinya adalah pilihan yang tepat.
🥀__🥀
Bulan membawa dirinya semakin tinggi, menandakan bahwa malam semakin larut, suasana sekitar terasa sunyi, hanya sesekali terdengar suara burung malam atau gongongan anjing, dan beberapa langkah kaki yang mungkin itu adalah orang-orang yang kerja dikandang yang kebetulan dapat shift malam. Jarum jam sudah hampir menyentuh angka satu namun baik Aca maupun Jevin sama-sama tidak dapat memejamkan mata, keduanya sama-sama menatap langit-langit kamar.
"Kenapa belum tidur Ca" Jevin adalah orang pertama yang memecah keheningan itu. Aca menoleh sebentar sebelum akhirnya pandangannya kembali menatap langit kamar yang malam ini sangat menarik perhatian keduanya.
"Perut aku mules" Aca tau kalau mereka jauh dari orang tua dan mungkin tenaga medis, makanya Aca berjanji kepada dirinya sendiri kalau-kalau ia sakit maka ia tidak akan menyembunyikannya dari Jevin. Saat itu juga Jevin mengubah mengubah posisinya menjadi menghadap Aca. Tangannya terulur mengelus perut Aca.
"Baru mau jalan 8 minggu kan? gak mungkin udah bisa nendang" Aca mengangguk, menikmati usapan Jevin. Perutnya sudah lumayan terlihat walaupun belum kentara.
"Bisa nendang kan sekitaran 12 minggu Jev, gak tau deh. Kadang aku geli sendiri kalau inget kalau diperutku ada calon manusia" Dapat Aca dengar bahwa Jevin terkekeh.
"Tidur Ca. Nanti jum'at aku ajak ke dokter, kita periksa sekalian konsul" mata Jevan terpejam perlahan dengan tangan kanannya yang masih mengelus perut Aca dan tangan kirinya yang entah sejak kapan menjadi bantalan Aca. Aca menatap wajah lelah Jevin. Besar keinginannya untuk mengusap pipi lelaki itu namun ia harus menahannya, Jevin akan terbangun apabila ia melakukan itu.
"Good night Jevin, mimpi indah ya, makasih udah mau nerima aku. Makasih udah mau jadi penawar luka aku. Kita jalanin rumah tangga ini berdua ya, nanti bertiga sama baby" Bisik Aca, ia mengecup pelan bibir Jevan dan setelahnya mencari posisi nyaman untuk tidur kedalam pelukan Jevin.
Aca mengabaikan fakta bahwa Jevin baru saja memejamkan mata, bagaimana bisa lelaki itu tidur kurang dari 1 menit??
🥀__🥀
ini aku suka salah ketik antara Jevin Jevan🤣🤣
SIAPA KANGEN JEVAN??
AKUUU😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Pregnant
FanfictionTentang Jevin yang harus bertanggung jawab atas perbuatan sang kakak Genderswitch Nohyuck