🥀__🥀
Aca tertawa lepas, tangannya sibuk menghapus air liur Jevin yang menempel di pipinya. Tadi, ketika sampai dirumah keduanya langsung makan dengan tenang, dan tidak tau dorongan dari mana Aca malah menyuruh Jevin mempertimbangkan perkataan bidan saat mereka periksa tadi. Bidan tersebut bilang kalau tidak masalah untuk berhubungan suami istri di trimester pertama tapi harus super hati-hati. Karena Jevin takut, jadi dia cuma make out aja. Aca gak merasa keberatan karena ya mereka kan udah sah dimata hukum dan agama. Dia punya kewajiban untuk melayani suaminya.
"Kamu ngantuk gak?" Jevin membelai pipi Aca, wanita itu sudah dari satu jam yang lalu duduk dipangkuannya.
"Aku mau tidur sambil peluk Jeje boleh gak?" Jevin mengernyit.
"Jeje siapa lagi Ca, nama aku Jevin"
"Jeje nama panggilan dari aku. Cuma aku yang boleh manggil kamu pake Jeje, ya??"
"Kenapa harus?"
"Soalnya kan aku istri kamu!!" Jevin terkekeh,
"Istri yaa" Godanya, pipi Aca langsung memerah. Dua sejoli ini menjalani hari mereka begitu ringan. Tidak ada kecanggungan, tidak ada batasan. Jevin yang terbuka dan Aca yang menerima. Keduanya seolah tidak perduli alasan apa mereka menikah, yang mereka tahu adalah, mereka pasangan, mereka punya satu sama lain.
"Besok sabtu, mau double date gak sama Naura sama suaminya?"
"Emang mau kemana??"
"Rencananya sih kita mau ke Pontianak ya, lumayan sih tapi. Nanti nginep disana, minggu siang balik"
"Kan kantor kamu gak libur?"
"Yang gaada libur tuh orang dikandang sayang, aku kan dikantornya. Jadi sabtu minggu tuh free walau kadang masih ngawas juga tapi itu bukan bagian aku. Jadi kalo mau kita bisa ngikut Naura sama Aji"
"Boleh deh, nanti kamu ajak aku jalan-jalan yaa" Jevin mengangguk, tangannya kembali merengkuh Aca. Memeluk wanita itu dengan erat, kantuk mulai menyerang keduanya, sepertinya tidur sambil duduk dan memangku Aca bukan ide yang bagus. Tapi Jevin tidak perduli, ia tidak perduli bahwa besok ia akan merasakan kebas atau sakit di pahanya. Ia hanya perduli, malam ini ia dan Aca semakin dekat.
🥀__🥀
"Itu Khatulistiwa Ca" Naura dengan semangat menunjuk tugu yang menjadi khas Kalimantan Barat itu.
"Mau mampir gak??" Aji yang sedang menyetir menoleh kebelakan, ditempat Aca dan Naura.
"Nanti aja deh, aku mau liat-liat dulu" Aji mengangguk.
"Kita nginep di Aston aja ya Ji. Ada sih hotel Ibis, lumayan deket sama mega mall. Tapi harus mutar nantinya, kalo di Aston kita lumayan deket kalo mau ngajak istri jalan-jalan. Gajahmada juga rame" Aji mengangguk. Diiyakannya saja karena Jevin yang akan membayar perjalanan mereka.
"Aku cuma mau ke mall aja sih, mau belanja. Udah itu aja" Naura menyahut. Tinggal di desa selama beberapa bulan cukup membuatnya setress, bukan sok kaya tapi ditempat mereka tinggal tuh beneran gak ada apa-apa. Mesan baju di e-commerce juga malah mahalan ongkir, jadi dia harus nahan diri buat belanja. Ya paling di lampiasin pas moment-moment kayak gini.
"Pontianak gak kayak Jakarta Ca. Disini mega mall nya cuma dua. Matahari sama Ayani mall, tapi ada Transmart juga kok, nanti deh aku jadi tour guide kamu"
"Makasih ya Nau" Aca memang cenderung diam. Raganya memang bersama suami dan temannya, tapi fikirannya masih berkutat dengan satu bubble chat adiknya. yang mengatakan bahwa anaknya Marvin dan istrinya sudah lahir tadi subuh.
🥀__🥀
Buat Naura sama Aji aku gak punya visualisasinya ya, bebas deh mau bayangin siapa😭
Btw seneng akhirnya Ilichil konser, tapi aku gak berani liat preview mereka di Twitter padahal temen-temen ku udah ribut ngetag😭😭😭

KAMU SEDANG MEMBACA
Pregnant
ФанфикTentang Jevin yang harus bertanggung jawab atas perbuatan sang kakak Genderswitch Nohyuck