Chapter Tiga || Tujuan Geyra

49K 4K 266
                                    

INGAT! PILIH BACAAN YANG BIJAK OKE!

KALAU GAK SUKA GAK USAH BACAA! JANGAN TABUR KOMENTAR NEGATIF. UDAH DIINGETIN DARI AWAL GAK USAH NGEYEL!

GAK SUKA SKIP!

WARNING NIH WARNING!

***

Flashback on.

Geyra kecil dulu sangat aktif, sangat ceria, dan tidak bisa diam. Geyra kecil sangat suka bertanya hal-hal di luar pikiran, seperti:

"Kenapa kepiting jalannya kesamping, ayah?"

"Kenapa kalo siang disebut matahari kalau malam bulan?"

"Kenapa cahaya di atas dinamakan bintang?"

"Kenapa kambing suaranya embek-embek gak kaya suara kita?"

"Kenapa kita hidup, ayah?"

Dan, masih banyak lagi lainnya.

Kala itu, Rahmad—ayah Geyra sedang duduk di teras rumah, disampingnya ada gorengan dan kopi dan di tangannya ada koran untuk ia baca. Di depan pria hampir berkepala empat itu ada seorang gadis kecil yang bermain dengan beberapa mainannya.

Rahmad sedang menjaga putri kesayangannya bermain.

Dirasa bosan karena anaknya sibuk bermain, Rahmad dengan iseng bertanya pada anaknya.

"Gey..."

Gadis kecil berkucir dua menoleh dengan cepat. "Iya, ayah?"

"Sini coba."

Dengan cepat Geyra berdiri, berjalan menghampiri ayahnya dan duduk di pangkuan sang ayah. "Kenapa, ayah?"

Rahmad menggeleng pelan seraya melingkarkan tangannya di tubuh putrinya. "Kamu kan udah besar ni, bentar lagi sekolah dong."

Geyra kecil tersenyum lebar dan mengangguk cepat. "Iya, kata ibu aku sebentar lagi sekolah terus ketemu banyak temen, kata ibu sekolah itu seru tau, yah. Geyra jadi gak sabar deh cepet-cepet sekolah terus punya temen banyaakkk!" celotehnya menggebu. Gadis kecil itu bercerita sambil memainkan kancing baju kemeja ayahnya.

Rahmad tersenyum melihat celotehan anaknya. "Geyra harus sekolah bener-bener ya, gak boleh nakal."

"Pasti dong ayah! Geyra pasti sekolah bener-bener, biar jadi orang sukses kaya di tipi-tipi itu!"

"Iya," Rahmad mengelus rambut putrinya. "Oh iya, emang nanti Geyra kalo udah besar mau jadi apa?"

"Mau jadi dokter! Biar bisa sembuhin ibu kaya bidan kemaren yang kesini!"

Kala itu Geyra kecil melihat senyum ayahnya yang gemas dan hangat, hidungnya di gesek dengan hidung bangir sang ayah.

Rahmad sangat terharu mendengar cita-cita mulia anaknya, hatinya menghangat mendengar penuturan tulus dari putrinya yang masih kecil tapi bisa berfikir cukup dewasa.

Menyembuhkan ibunya yang sedang sakit lumayan serius.

Dan, Rahmad hanya bisa berdo'a semoga cita-cita putri satu-satunya terkabul.

• • •

Ketika Geyra beranjak dewasa, suatu kabar mengejutkan yang tidak di sangka-sangka di terima keluarga Rahmad.

ALGIEYRA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang